Menahan lapar dan haus selama kurang lebih 14 jam membuat sebagian orang menjadi "lapar mata". Karena lapar mata tersebut, banyak orang yang kalap. Mereka membeli makanan dan minuman karena nafsu untuk berbuka. Berbuka puasa kadang kali menjadi sebuah "balas dendam".
Kebiasaan tersebut membuat kalori menumpuk yang menyebabkan berat badan naik drastis. Kebiasaan membeli makanan untuk berbuka dengan berlebihan karena lapar mata juga berakibat buruk terhadap lingkungan sekitar.
"Saat membeli makanan atau minuman maka akan semakin banyak sampah yang dihasilkan, dari kantong plastik, gelas plastik, bungkus kertas, maupun karet," kata Siska Nirmala, pegiat zero waste. Dilansir dari CNNIndonesia, berikut ini tips untuk menjaga lingkungan tetap bersih saat kita menikmati makanan saat berbuka puasa.
Bawa wadah sendiri saat beli takjil
Seperti yang kita semua tahu, sampah cup plastik bekas es buah segar atau kolak hangat susah terurai di tanah. Jika Anda 30 hari tidak membeli takjil degan kemasan tersebut, berarti ada 30 sampah cup plastik yang berkurang.
Memang, cup plastik memudahkan. Anda membelinya lalu kemudian dibawa pulang atau untuk berbuka di jalan saat tak sempat.
Untuk menghindari sampah plastik, coba Anda menggunakan wadah sendiri seperti mangkok atau gelas. Anda bisa membawa wadah tersebut dan meminta penjualnya untuk menaruhnya di wadah yang Anda bawa. Anda bisa menjamin kebersihan wadah sekaligus mengurangi sampah plastik.
Ganti camilan manis dengan buah-buahan
Gantilah takjil manis dengan buah-buahan. Mengganti takjil manis terutama yang berkemasan akan menghindari sampah plastik. Selain menjaga kesehatan lingkungan, Anda bisa menjaga kesehatan diri Anda. Buah-buahan jauh lebih baik karena gula alami sangat bagus untuk kesehatan tubuh dibanding gula dari takjil manis yang berlebihan.
Anda juga bisa mengganti takjil manis dengan kurma. Mengonsumsi kurma saat berbuka dan sahur adalah hal baik, karena dicontohkan oleh Nabi Muhammad. Carilah kurma dengan kemasan yang ramah lingkungan. Kurma dengan kemasan dus, hanya menghasilkan 1 sampah dus sedangkan kurmanya bisa dimakan berhari-hari.
Agar tidak bosan memakan kurma terus-menerus, ada juga tips untuk mengonsumsi air rendaman kurma (air nabeez), yaitu dengan merendam kurma selama 12 jam sebelum diminum airnya, dan kurma rendamannya juga bisa dimakan.
Masak sendiri dan perbanyak sayuran
Waktu makan di bulan puasa hanya dua kali, yaitu saat berbuka dan sahur. Lebih baik, Anda memilih untuk memasak sendiri karena waktu makan yang lebih sedikit dibanding hari biasa, Saat memasak untuk berbuka, bisa sekalian memasak untuk makanan sahur, atau sebaliknya.
Untuk keperluan bahan masakan, lebih baik Anda membeli di pasar tradisional. Sayur mayor di pasar tradisional tidak dikemas di sterofoam atau plastic wrap. Ini akan membantu mengurangi produksi sampah. Sisa sayuran yang sudah tidak bisa dimasak juga bisa dibuat pupuk kompos, sehingga tetap mengurangi sampah saat Bulan Ramadan.
Nah, bagaimana? Dengan mengikuti tips-tips diatas, kita sudah ikut menjaga lingkungan dari sampah yang berlebihan selama Bulan Ramadan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H