Perkembangan financial technology (fintech) di Indonesia sangat pesat. Hal ini menunjukkan bahwa akselerasi perkembangan dan transformasi digital di Indonesia sudah baik. Katadata melaporkan 33% fintech di Indonesia membukukan transaksi lebih dari Rp 80 miliar di 2020 lalu. Selain itu, total transaksi seluruh fintech Indonesia selama 2020 mencapai lebih dari Rp 4,6 triliun.
Masalah umum yang menghambat ekspansi UMKM yang tidak mendapatkan fasilitas pembiayaan dari sektor perbankan adalah masalah sumber pendanaan. UMKM tidak mampu menciptakan inovasi untuk meningkatkan produksinya karena keterbatasan sumber pembiayaan. Peer-to-peer lending yang mengalami ekspansi pesat di sektor pembiayaan FinTech kini menjadi pilihan lain bagi mereka yang mencari kredit. Pinjaman peer-to-peer adalah jenis pembiayaan yang berfokus pada pasar menengah ke bawah.
Sebuah industri yang disebut fintech memadukan uang dan teknologi. Mempermudah masyarakat untuk mendapatkan barang keuangan, melakukan transaksi keuangan, dan memiliki pemahaman literasi keuangan yang lebih baik adalah tujuan dan keuntungan dari perusahaan tekfin.
Perpaduan antara teknologi dan jasa keuangan/keuangan yang dikenal dengan istilah financial technology (Fintech) dapat digunakan untuk melakukan transaksi jarak jauh dengan melakukan pembayaran. Awalnya membutuhkan pembayaran tatap muka dan sejumlah uang tunai, Fintech akhirnya berkembang menjadi model bisnis online. yang hanya memakan waktu beberapa detik.
Setiap tahun, semakin banyak orang menggunakan fintech karena menawarkan begitu banyak keuntungan. Fintech dapat memfasilitasi berbagai transaksi keuangan pribadi, termasuk transfer dana, pembayaran, dan meminjam uang, selain transaksi komersial. Semua transaksi ini dapat dilakukan dengan cepat, mudah, nyaman, aman, dan yang terpenting dapat diandalkan.
UMKM mendapatkan keuntungan dari kemudahan dan efisiensi di industri keuangan berkat fintech. Banyak solusi keuangan ditawarkan oleh fintech, terutama untuk perusahaan kecil dan menengah yang sedang tumbuh. Kemajuan yang lebih inklusif dalam fintech diantisipasi. Dalam hal pengelolaan keuangan berbasis teknologi, seperti digitalisasi pelaporan keuangan, teknologi pembayaran, dan pinjaman berbasis online, fintech juga dapat membantu UMKM dengan menawarkan kemudahan dan efisiensi.
Infrastruktur, peraturan, keterbatasan sumber daya manusia, dan kurangnya kesadaran finansial hanyalah beberapa kesulitan yang terkait dengan penerapan fintech pada UMKM.
Ketersediaan financial technology (fintech) di Indonesia mendukung perkembangan UMKM atau usaha mikro, kecil, dan menengah. Dunia perbankan menjadi lebih mudah diakses, yang telah memfasilitasi usaha UMKM. Namun tekfin tidak dapat diadopsi secara luas karena peserta UMKM tidak memiliki keterampilan yang diperlukan.
"UMKM di Indonesia menyumbang 60% dari PDB negara dan mempekerjakan 97% dari angkatan kerja. Namun, hanya 12% dari UMKM Indonesia, yang jumlahnya lebih dari 60 juta, yang memenuhi syarat untuk pendanaan bank atau pinjaman modal usaha. Di sinilah fintech dapat membantu UMKM.
Pemerintah juga mendorong pengembangan fintech. Ini adalah keamanan data publik dan pengguna fintech, dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) beroperasi sebagai regulator di tengah kehadiran fintech.
Keuntungan Fintech bagi masyarakat dan bisnis
Karena ketergantungannya pada kemajuan dalam domain teknologi mutakhir, fintech menawarkan sejumlah manfaat. Masyarakat dan pelaku bisnis sama-sama dapat memperoleh keuntungan sebagai berikut dari penggunaan teknologi ini:
1. Meningkatkan Inklusi Keuangan dengan Cepat
Penyediaan layanan keuangan yang bebas risiko, nyaman, dan harga terjangkau untuk semua pemangku kepentingan dikenal sebagai inklusi keuangan. Tentu saja, ini juga berlaku bagi mereka yang belum berurusan dengan lembaga keuangan yang diatur, seperti mereka yang berpenghasilan rendah atau mereka yang tinggal di pedesaan. Orang-orang yang tidak tercakup oleh bank kini dapat memperoleh layanan keuangan berkat fintech. Tentunya hal ini sangat membantu dalam mendorong inklusi keuangan, terutama di Indonesia yang baru mencapai 20%.
2. Layanan keuangan yang sederhana dan murah
Masyarakat tidak perlu lagi datang ke bank dan mengisi berbagai formulir untuk mendapatkan layanan keuangan berkat internet dan teknologi komunikasi. Anda bisa mendapatkan layanan keuangan yang sederhana dan terjangkau berkat fitur online dan paperless.
3. Sistem pembayaran instan dan otomatis
Orang bisa mendapatkan keuntungan dari sistem pembayaran otomatis dan langsung berkat kemudahan mendapatkan layanan keuangan. Konsumen dapat dengan mudah, seketika, dan dari kenyamanan rumah mereka, membayar tagihan dan membeli barang dan jasa. Hal ini tentunya memberikan rasa aman bagi masyarakat di era di mana pandemi masih menjadi ancaman. Di sisi lain, bisnis yang menawarkan barang atau jasa juga dapat menerima pembayaran tanpa uang tunai melalui perbankan online atau transfer elektronik. Tentu saja, ini sangat bermanfaat bagi organisasi atau operasional bisnis Anda.
4. Akses Kredit dengan Suku Bunga Rendah
Inovasi teknologi tidak terbatas pada sistem pembayaran. Masyarakat dapat mengakses pembiayaan berbunga rendah melalui sistem peer-to-peer lending. Tentu saja, menghindari serangan rentenir yang mengenakan bunga berlebihan dan mencekik leher korbannya sangat bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, pemilik usaha mikro tentunya dapat mengakses berbagai sumber pendanaan untuk investasi.
5. Meningkatkan taraf hidup masyarakat
Orang sekarang memiliki akses yang lebih mudah ke uang untuk memulai bisnis baru. Dukungan sistem pembayaran juga memudahkan perluasan pasar bagi perseroan atau perusahaan di seluruh Indonesia. Hasilnya, masyarakat akan lebih mudah menciptakan dan mengembangkan bisnis yang akan meningkatkan taraf hidup.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H