Mereka cenderung menikmati hal lain seperti Gaming dan bermain media sosial. Padahal dengan kecanggihan zaman, harusnya kita bisa memanfaatkan teknologi dengan menambahkan pengetahuan kita dalam pendidikan.
Selain itu, faktor lain yang dapat mempengaruhi belajar siswa adalah minat belajar. Jika minat siswa berkurang, maka ia akan cenderung malas-malasan jika dihadapi soal matematika.Â
Sebaliknya, jika minat siswa bagus, maka siswa tersebut juga akan bersemangat untuk belajar matematika. Disini guru berperan penting untuk mengatasi masalah belajar siswa pada pembelajaran matematika.Â
Guru diharuskan agar berupaya dalam menumbuhkan minat belajar siswa. Upaya yang dilakukan dapat berupa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan menarik sehingga siswa nyaman dalam belajar matematika.
Namun, jika dilihat dari hasil studi PISA 2018, menunjukkan setidaknya ada lima kualitas guru di Indonesia yang dianggap dapat menghambat belajar, yaitu: (1) Guru tidak memahami kebutuhan siswa, (2) Guru sering tidak hadir, (3) Guru menolak adanya perubahan, (4) Guru tidak mempersiapkan pembelajaran dengan baik, dan (5) Guru tidak flesibel dalam proses pembelajaran. Hal ini tentu saja menjadi pekerjaan rumah bagi Indonesia.Â
Jika terus seperti ini, maka bukan tidak mungkin Indonesia akan kehilangan banyak tenaga kerja yang terampil di masa yang akan datang. Maka dari itu, diharapkan kedepannya agar program pendidikan dapat diperbaiki dan ditingkatkan. Serta anggaran pendidikan yang ada di tingkat pusat maupun daerah dapat dimaksimalkan untuk perubahan kualitas pendidikan Indonesia menjadi lebih baik, sehingga PISA Indonesia juga dapat meningkat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H