Basis data adalah fondasi penting dalam sistem informasi, termasuk untuk mengelola sistem akademik di perguruan tinggi. Sistem ini perlu mendokumentasikan relasi antara dosen, mata kuliah, dan mahasiswa. Dalam perancangan sistem seperti ini, Entity Relationship Diagram (ERD) adalah langkah awal untuk memodelkan hubungan antar entitas.
Pengantar ke ERD (Entity Relationship Diagram)
ERD digunakan untuk memvisualisasikan entitas yang ada di dalam sistem dan hubungan antar entitas tersebut. Dalam konteks perguruan tinggi, ada tiga entitas utama:
1. Dosen: Mewakili tenaga pengajar.
2. Mata Kuliah: Mata kuliah yang diajar oleh dosen dan diambil oleh mahasiswa.
3. Mahasiswa: Entitas yang mewakili para     pelajar.
Relasi Antar Entitas dalam ERD
Berdasarkan aturan akademik umum, relasi yang muncul di antara ketiga entitas tersebut adalah sebagai berikut:
Relasi antara Dosen dan Mata Kuliah: Setiap dosen dapat mengajar satu atau lebih mata kuliah, sedangkan setiap mata kuliah hanya diajar oleh satu dosen. Ini adalah contoh dari relasi one-to-many.
Relasi antara Mahasiswa dan Maqta Kuliah: Setiap mahasiswa dapat mengambil banyak mata kuliah, dan setiap mata kuliah dapat diambil oleh banyak mahasiswa. Ini adalah relasi many-to-many yang memerlukan tabel tambahan untuk mengelola data registrasi pengambilan mata kuliah.
Komponen dalam ERD
Setiap entitas memiliki atribut yang menyertainya. Dosen memiliki atribut seperti NIDN (Nomor Induk Dosen Nasional) dan nama dosen. Mata Kuliah memiliki atribut seperti kode mata kuliah, nama mata kuliah, jumlah SKS, dan dosen pengajar. Mahasiswa memiliki atribut seperti NIM (Nomor Induk Mahasiswa) dan nama mahasiswa. Dalam diagram ERD, hubungan antar entitas diwakili oleh garis yang menghubungkan dua entitas dengan menyertakan kardinalitasnya (one-to-one, one-to-many, many-to-many).
Pengantar ke EERD (Extended Entity Relationship Diagram)
Setelah ERD selesai dibuat, tahap selanjutnya adalah membuat EERD (Extended Entity Relationship Diagram), yaitu ERD yang telah diperluas dengan elemen-elemen tambahan seperti tipe data untuk setiap atribut, serta kunci primer dan kunci asing di setiap tabel. EERD ini menjadi dasar dalam pembuatan tabel-tabel pada database relasional.
Perubahan dari ERD ke EERD
Dalam contoh sistem akademik perguruan tinggi, EERD yang dihasilkan akan mencakup empat tabel:
1. Tabel Dosen: Menyimpan informasi tentang dosen, dengan atribut NIDN sebagai kunci primer, dan nama dosen.
2. Tabel Mata Kuliah: Menyimpan informasi mata kuliah, termasuk kode mata kuliah (kunci primer), nama mata kuliah, jumlah SKS, dan dosen pengajar yang berperan sebagai kunci asing dari tabel Dosen.
3. Tabel Mahasiswa: Menyimpan data mahasiswa dengan NIM sebagai kunci primer, serta nama mahasiswa.
4. Tabel Registrasi_MK: Tabel ini muncul sebagai hasil dari relasi many-to-many antara mahasiswa dan mata kuliah. Tabel Registrasi_MK menyimpan data mahasiswa yang mengambil mata kuliah tertentu, lengkap dengan atribut seperti NIM (kunci asing dari tabel Mahasiswa), kode mata kuliah (kunci asing dari tabel Mata Kuliah), serta semester saat pengambilan mata kuliah.
Detail dari EERD
Setiap tabel pada EERD dilengkapi dengan tipe data yang digunakan untuk setiap atribut. Misalnya:
1. NIDN di tabel Dosen mungkin berupa tipe data string atau integer, tergantung kebijakan kampus.
2. Kode Mata Kuliah bisa berupa string, seperti "MK001", sedangkan jumlah SKS adalah integer.
3. NIM di tabel Mahasiswa adalah kunci unik untuk setiap mahasiswa, biasanya berupa angka.
Selain itu, relasi antar tabel pada EERD juga harus mencakup penentuan kunci asing (foreign key) yang menghubungkan tabel-tabel tersebut, seperti NIDN di tabel Mata Kuliah yang mengacu pada tabel Dosen, atau kode mata kuliah di tabel Registrasi_MK yang mengacu ke tabel Mata Kuliah.
Registrasi Mata Kuliah
Relasi many-to-many antara mahasiswa dan mata kuliah diimplementasikan melalui tabel Registrasi_MK. Setiap entri di tabel ini akan mencatat:
1. Mahasiswa yang mengambil mata kuliah (dihubungkan melalui NIM).
2. Mata kuliah yang diambil (dihubungkan melalui kode mata kuliah).
3. Semester pengambilan mata kuliah.
Proses pembuatan ERD dan EERD penting untuk memastikan sistem basis data yang terstruktur dan mudah dikelola. Melalui diagram ini, kita dapat memvisualisasikan bagaimana entitas seperti dosen, mahasiswa, dan mata kuliah saling berhubungan, dan bagaimana kita dapat menyimpan informasi tersebut secara efektif dalam sistem basis data relasional. Dengan memahami ERD dan EERD, perancang basis data dapat memastikan bahwa sistem yang dibangun efisien dan sesuai dengan kebutuhan akademik.
Jika Anda tertarik untuk mempelajari lebih lanjut atau melihat contoh langsung dalam pembuatan basis data ini, Tonton video dibawah ini !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H