Mohon tunggu...
Indah Gayatri
Indah Gayatri Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Rayakan Perbedaan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Relawan Jaga Suara Tegal Ajak Warga Tidak Terikat Sumbangan dari Paslon

25 November 2024   11:22 Diperbarui: 25 November 2024   11:56 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Politik Uang (Sumber: Kompas.com)

Potensi politik uang semakin kencang mendekati hari-H pemungutan suara. Kenyataan ini sudah menjadi rahasia umum, makanya harus menjadi perhatian bersama agar pesta rakyat tidak dinodai politik uang.

Dalam praktiknya, politik uang ini memiliki banyak modus, tak sekadar memberi uang cash secara langsung, namun kadang juga menjanjikan barang kepada warga bila memilih dirinya, seperti sembako atau voucher belanja. Meski tak ada uang cash di sini, namun hakikatnya tetap sama, yaitu politik uang.

Kondisi di atas yang mendorong Relawan Jaga Suara di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah untuk bersiaga mengawasi praktik politik uang di masyarakat. Mereka mengajak warga untuk cermat menggunakan hak pilihnya pada Pemilihan Bupati (Pilbup) Tegal 2024.

Ajakan itu bukan tanpa alasan, sebab beredar kabar adanya manuver pasangan calon kepala daerah yang memberikan janji, uang, sembako dan berbagai benda lainnya. Tentu saja, pemberian itu disertai dengan syarat harus memilih para calon tertentu.

"Pemberian itu seharusnya tulus untuk warga yang membutuhkan, bukan sebuah ikatan dan kewajiban memilih pemberi," kata Koordinator Relawan Khusus Jaga Suara Wilayah eks Pantura Barat, Jateng, Mika Pratama, sebagaimana dikutip dari Pikiran Rakyat, Sabtu 23 November 2024.

Menurut Mika, pemberian sumbangan kepada warga yang membutuhkan pada dasarnya sah-sah saja. Namun, pemberian itu harusnya dianggap sebagai sedekah, hadiah, atau kebaikan kepada warga, tanpa ada kewajiban untuk memilih dirinya.

Jika ada kewajiban memilih calon, maka itu bukan kebaikan. Melainkan ada pamrih yang mencerminkan ketidaktulusan calon tersebut. Itu nyata-nyata sebagai politik uang yang dilarang negara dan agama, bahkan bisa dipidana.

Padahal, kalau kita sadari, kemajuan Kabupaten Tegal sangat bergantung kepada siapa yang memimpin daerah tersebut. Jika keterpilihannya didasarkan hanya pada aksi transaksional seperti itu, maka bisa dipastikan tak akan kemajuan di masa mendatang.

Untuk itu, menurut Mika, warga perlu disadarkan dengan baik. Pemberian uang atau barang demi kepentingan jangka pendek justru akan merugikan kepentingan warga untuk jangka panjang.

Warga perlu diajak untuk memilih kandidat yang muda, cerdas, memiliki visi dan kemampuan untuk menyelesaikan berbagai masalah di Kabupaten Tegal. Yang pasti, salah satu yang dibutuhkan masyarakat Tegal ini maju, bahagia dan menyala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun