Pasca diresmikan 14 November lalu, kini semakin banyak warga DKI Jakarta yang bergabung dalam Posko Jaga Suara Pram-Doel. Mereka berduyun-duyun membentuk posko di wilayahnya masing-masing.
Seperti yang terlihat di Jalan Angke Jaya I, Kalurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat ini.
Warga secara sukarela membentuk Posko Jaga Suara ini guna memastikan Pilkada Jakarta berjalan aman, lancar dan tanpa kecurangan. Selain itu, mereka juga peduli untuk mengamankan kemenangan Pram-Doel pada 27 November mendatang.
Kalau ditelusuri, warga yang membentuk Posko Jaga Suara di bilangan Angke ini merupakan mantan penghuni kawasan kumuh yang kini telah berpindah ke fasilitas Rumah Susun (Rusun) Angke. Sebagian besar mereka tinggal di 3 Tower.
Secara demografis, latar belakang mereka pun beragam, mulai dari Banten, Betawi, dan etnis lainnya. Namun mereka telah menempati kawasan tersebut sudah sejak lama hingga seperti warga asli di sana.
Warga yang menginisiasi Posko Jaga Suara Angke ini dahulunya adalah para pendukung Capres Anies Baswedan. Kini mereka mendukung pasangan calon Pramono-Doel untuk Pilkada Jakarta 2024.
Salah satu alasannya karena adanya kecocokan gagasan antara Paslon 03 dengan Anies Baswedan. Keduanya memiliki kedekatan personal, dan programnya yang akan dijalankan bisa berkelanjutan.
Oleh karena itu, sebelum Relawan Kawan 98 dan Jaga Suara hadir di sana pun warga sudah merasa senang dan tertarik dengan Pram dan Doel. Pada awalnya, sebagian warga memang sempat bimbang dan melirik kubu lain, namun kemudian mereka sepakat mendukung Pram dan Doel yang mereka anggap lebih peduli pada nasib mereka.
Sebagaimana diketahui, Posko Jaga Suara diinisiasi oleh relawan Jaga Suara dan Kawan 98 yang pertama kali diluncurkan di Kelurahan Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis, 14 November 2024 lalu.
Menurut Koordinator Relawan Kawan 98, Kelik Ismunanto pendirian posko ini didasarkan pada kekhawatiran atas berulangnya kecurangan Pemilu 2024 lalu. Berbagai kasus yang dilaporkan ternyata banyak yang tidak tuntas.
Selain itu, hasil monitoring yang telah dilaksanakan kelompok relawan itu di sejumlah kelurahan, juga menunjukkan indikasi kemungkinan terjadinya kecurangan tersebut. Para relawan, misalnya, menemukan praktik perusakan APK, pembagian sembako dan berbagai barang lain, pembagian uang, serta penghasutan.
Menurut Kelik, posko yang bakal didirikannya ini nantinya menjadi sentral aktivitas monitoring atas terjadinya kecurangan. Relawan yang menemukan praktik itu akan menyampaikan pada divisi hukum tim pemenangan Pramono-Rano Karno.
Melalui Relawan Jaga Suara ini, warga diajak untuk berani mengawasi lingkungan terdekat dari kemungkinan adanya kecurangan dan intimidasi yang mengancam demokrasi.
Selain itu, warga juga mengorganisir kekuatannya sendiri untuk memenangkan Paslon yang diyakini akan membawa Jakarta lebih baik.
Inilah momen warga Jakarta mulai sadar dan berani melawan kekuatan besar yang ingin menggunakan berbagai cara untuk memenangkan kontestasi politik.
Keberanian itu berawal dari kesadaran murni bahwa 'hanya dengan kontestasi politik yang demokratis, DKI Jakarta akan mendapatkan pemimpin terbaik'. Itulah modal untuk menjadikan kota ini sebagai kota global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H