Di tengah perkembangan teknologi digital, lembaga perbankan berlomba-lomba mengadopsi berbagai platform untuk memberikan pelayanan terbaik kepada nasabahnya. Tak terkecuali oleh Bank Syariah Indonesia (BSI).
BSI juga terlihat terus mengembangkan layanan digitalnya tahun ini. Terbaru, bank syariah terbesar di Indonesia ini meluncurkan Platform Transaction Banking BSI untuk nasabah institusi.
Hadirnya Platform Transaction Banking ini ditujukan untuk memperkuat inklusi keuangan syariah, sekaligus menyediakan solusi terdepan yang memadukan inovasi dan kenyamanan untuk memenuhi kebutuhan perbankan nasabah Institusi.
Di samping itu, platform ini juga diharapkan dapat mengembangkan Islamic Ecosystem yang terintegrasi bagi dunia usaha, khususnya yang selama ini menjadi nasabah BSI.
Salah satu keunggulan dan kelebihan dari Platform Transaction Banking BSI ini terletak pada konsep Single Sign On (SSO). Artinya, dengan satu klik saja, nasabah dapat mengakses berbagai layanan, diantaranya Cash Management, Value Chain, FX, dan Trade Finance.
Selain itu, platform tersebut juga menjadi key driver Islamic ecosystem dengan fitur-fitur pendukung antara lain pendaftaran nomor pokok wajib zakat (NPWZ) dan pembayaran zakat perusahaan.
Yang tak kalah penting, BSI menyediakan keamanan transaksi yang cukup mumpuni. Salah satunya dengan proses otorisasi yang berjenjang, serta fitur alert untuk transaksi anomali.
Juga diikuti dengan penyimpanan data transaksi secara elektronik yang memberikan kemudahan dalam pemantauan dan pengarsipan data transaksi finansial, sehingga transaksi tidak hanya menjadi lebih mudah dan efisien, tetapi juga menjadi lebih aman.
Tentu saja, berbagai konsep di atas sangat memudahkan nasabah. Sehingga, diharapkan dapat menarik semakin banyak dana murah yang masuk ke BSI. Hal ini nantinya akan turut mengerek pertumbuhan perusahaan.
Bank syariah yang berdiri pada 1 Februari 2021 ini menargetkan pertumbuhan dana murah nasabah (current account saving account) hingga 15 persen, atau setara Rp 45 triliun pada tahun ini.
Begitu juga dengan volume transaksi cash management, value chain, dan trade finance yang ditargetkan akan tumbuh sebesar 32 persen menjadi Rp 372 triliun, dengan frekuensi transaksi meningkat 30 persen menjadi 14 juta transaksi pada tahun 2024.
Patut diakui, inovasi digital di BSI memang sangat kencang. Mereka melihat disrupsi teknologi saat ini sebagai peluang, dan perlu disambut dengan inovasi yang tepat guna, sehingga bisa memberikan kenyamanan nasabah. Ini sebuah langkah yang tepat.
Selain soal Platform Transaction Banking di atas, BSI juga memiliki platform 'BSI Mobile' yang memiliki kinerja snagat baik. Terbukti, aplikasi ini telah meraup jumlah pengguna hingga 6,31 juta user tahun 2023, atau meningkat 31,41 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Jumlah transaksinya pun turut meningkat hingga 41,28 persen dibandingkan sebelumnya, atau sebanyak 376,41 juta (2023). Dengan volume transaksi sangat besar, yaitu Rp 467,42 triliun, atau tumbuh sebesar 39,26 persen (yoy).
Melihat data tersebut harus diakui bahwa kinerja digital banking BSI cukup moncer. Bahkan bisa dikatakan, pertumbuhan nasabah di BSI tak bisa dilepaskan karena optimalisasi e-channel tersebut. Kuncinya menghadirkan kemudahan bagi nasabah untuk melakukan berbagai keperluan.
Oleh karena itu, kita sangat optimis dengan masa depan Bank Syariah Indonesia ini. Melihat potensi ekonomi syariah Indonesia yang sangat besar, mereka juga mampu menggerakkan berbagai inovasi digital yang dapat meningkatkan layanan kepada penggunanya.
Ini akan menjadi salah satu keberkahan bagi umat Islam di Indonesia. Bahwa mereka punya bank syariah yang modern dan inklusif. Â Salut!