Begitu juga dengan volume transaksi cash management, value chain, dan trade finance yang ditargetkan akan tumbuh sebesar 32 persen menjadi Rp 372 triliun, dengan frekuensi transaksi meningkat 30 persen menjadi 14 juta transaksi pada tahun 2024.
Patut diakui, inovasi digital di BSI memang sangat kencang. Mereka melihat disrupsi teknologi saat ini sebagai peluang, dan perlu disambut dengan inovasi yang tepat guna, sehingga bisa memberikan kenyamanan nasabah. Ini sebuah langkah yang tepat.
Selain soal Platform Transaction Banking di atas, BSI juga memiliki platform 'BSI Mobile' yang memiliki kinerja snagat baik. Terbukti, aplikasi ini telah meraup jumlah pengguna hingga 6,31 juta user tahun 2023, atau meningkat 31,41 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Jumlah transaksinya pun turut meningkat hingga 41,28 persen dibandingkan sebelumnya, atau sebanyak 376,41 juta (2023). Dengan volume transaksi sangat besar, yaitu Rp 467,42 triliun, atau tumbuh sebesar 39,26 persen (yoy).
Melihat data tersebut harus diakui bahwa kinerja digital banking BSI cukup moncer. Bahkan bisa dikatakan, pertumbuhan nasabah di BSI tak bisa dilepaskan karena optimalisasi e-channel tersebut. Kuncinya menghadirkan kemudahan bagi nasabah untuk melakukan berbagai keperluan.
Oleh karena itu, kita sangat optimis dengan masa depan Bank Syariah Indonesia ini. Melihat potensi ekonomi syariah Indonesia yang sangat besar, mereka juga mampu menggerakkan berbagai inovasi digital yang dapat meningkatkan layanan kepada penggunanya.
Ini akan menjadi salah satu keberkahan bagi umat Islam di Indonesia. Bahwa mereka punya bank syariah yang modern dan inklusif. Â Salut!