Mohon tunggu...
Indah Dwinta
Indah Dwinta Mohon Tunggu... Penulis - Berbagi Kehidupan

Sunyi Kuntum Berbaju Malam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Antologi Pesakitan

4 Februari 2021   17:30 Diperbarui: 4 Februari 2021   18:34 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. Geulgram | Elias Schupmann

Ibu menjerit di dalam penjara,
hatinya yang kuat dibawa lari Anak
yang kehabisan nurani. 

Anak menangis di dalam selimut,
marwahnya yang suci dilubangi Bapak
yang tak mampu menampung air liurnya.

Bapak mati di dalam kamar,
kepalanya dijual Istri
untuk membeli kepuasan di kantung celana.

Istri membisu di atas kasur
kantuknya ditukar Suami
dengan sakit pengkhianatan. 

Jerit ada,
tangis ada,
duka ada,
sesal ada,
yang hilang, cinta: pusat kebaikan manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun