Jauh kutempuh waktu,
melewatimu dengan setangkai
bunga yang tumbuh di jantung.
Masih kucium wanginya
melebihi dugaanku kepada harapan,
seperti keberanian menerima
pergulatan tumbuh dan gugur.
Suburlah duhai ketabahanmu,
merawat sebuah taman
untuk memekarkan kebahagiaanku.
Akulah desau sunyi waktu,
angin yang menggetarkan daun-daun
di tengkukmu, setelah hakikat cinta
sampai padaku:
memberi tanpa pamrih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!