Mohon tunggu...
Indah Dwinta
Indah Dwinta Mohon Tunggu... Penulis - Berbagi Kehidupan

Sunyi Kuntum Berbaju Malam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gelombang yang Berdzikir

12 Januari 2021   16:55 Diperbarui: 13 Januari 2021   14:10 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang terus berdegup
diimami gelombang yang berzikir,
merelakan karang dipukul ombak,
demi laut yang hampa.

Lama sekali
kapal mencapai tepian,
laut tanpa angin
betapa hampa dan tawar.
Sedang wangi kembang
bergumul dengan nafasnya.

Tampaklah bulan
yang sembunyi
di wajah perempuan
ketika Kekasih meletakan makna.

Bulan menyusupkan cahaya
ke dalam dada,
ke dalam gelap hidup
sebagai cinta.

Mercusuar menyala,
membidik hati yang sendirian.
Aquila, Aquila! Harapan kembali berdetak, selayak pualam yang tiada pernah tergores pisau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun