wisata alam dan kulinernya, Yogyakarta juga terkenal dengan banyaknya wisata sejarah seperti candi dan peninggalan-peninggalan lainnya.
Memiliki julukan kota pelajar, selain terkenal denganYogyakarta memiliki banyak sekali peninggalan Candi, salah satunya Candi Prambanan yang sudah dikenal lebih dulu sebagai tempat wisata bersejarah oleh banyak orang. Ada juga candi-candi lain seperti Candi Sambisari yang juga dijadikan tempat wisata bersejarah di kota pelajar ini.
Candi Sambisari ini terletak di Dusun Sambisari, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Letak candi ini berada 15 kilometer dari pusat kota Yogyakarta ke arah timur laut, disebelah utara jalan utama antara Yogyakarta dan Solo.
Menurut R. Soekmono, dari segi arsitektur Candi Sambisari ini dapat digolongkan pada candi yang dibangun pada abad ke-8 Masehi. Namun berdasarkan batu isian yang digunakan yang berupa batu padas, pendirian Candi Sambisari diperkirakan semasa dengan Candi Prambanan, Plaosan dan Sojiwan, yaitu sekitar abad 9-10 Masehi (sekitar 812-838M).Â
Pendapat ini didukung dengan ditemukannya lempengan emas bertulis (prasasti), karena berdasarkan tafsiran paleografis, Boecharai menyimpulkan bahwa tulisan tersebut berasal dari sekitar abad ke-9 Masehi. Prasasti tersebut memiliki huruf jawa Kuna yang berbunyi Om siwa sthana yang memiliki arti Hormat, pembuatan tempat (rumah) bagi dewa siwa. Â
Candi Sambisari ini pada awalnya ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang petani yang sedang mencangkul sawahnya. Petani tersebut merasakan cangkulnya menghantam sebuah benda yang keras, setlah digali lebih dalam ternyata ada sebuah batu patahan berhiaskan pahatan.Â
Berdasarkan laporan dari seorang petani inilah Balai Arkeologi Yogyakarta melakukan peneletian dan penggalian. Hasil dari penelitian, pada tahun 1966 ditetapkan bahwa dilahan tersebut terdapat reruntuhan sbeuah candi yang terpendam oleh rimbunan pasir dan batu yang dimuntahkan oleh Gunung Merapi pada tahu  1906. Selanjutnya dilakukan rekontruksi dan pemugaran pada candi ini yang selesai pada tahun 1987.
Candi Sambisari ini dapat dikatakan sebagai salah satu candi yang unik, karena candi ini terletak 6,5 meter dibawah permukaan tanah, sehingga candi ini tidak terlihat dari kejauhan. Menurut sejarah, dahulu permukaan tanah disekeliling Candi Sambisari ini tidak lebih tinggi dari lahan datar tempat candi ini berada, namun tanah pasir dan bebatuan yang terbawa oleh letusan Gunung Merapi pada tahun 1006 telah menimbun daerah itu. Akibatnya, Candi Sambisari ini ikut terbenam dalan timbunan tanah, sehingga saat ini posisinya menjadi lebih rendah permukaan tanah yang ada disekelilingnya. Â
Kompleks Candi Sambisari ini dikelilingi oleh dua pagar. Halaman luar candi memiliki luas 50 x 48 meter dengan dikelilingi oleh pagar batu yang rendah. Sedangkan halaman dalam dikelilingi pagar batu setebal 50 centimeter dengan tinggi sekitar 2 meter. Masing-masing sisi pada Candi Sambisari ini terdapat pintu masuk tanpa gapura tau hiasan lain.
Candi Sambisari ini terdiri atas satu candi utama dan tiga candi perwara. Candi utama yang menghadao ke arah barat ini kondisinya relatif utuh, sedangkan ketiga candi perwara yang lewaknya berhadapan dengan candi utama saat ini hanya baturnya saja yang tersisa. Masing-masing candi perwara ini berdenah dasar bujur sangkar yang memiliki luas 4,8 meter persegi.
Candi utama Candi Sambisari ini memiliki ketinggian 7,5 meter sampai puncak. Tubuh candi terdiri atas batur yang berdenah dasar bujur sangkar seluas 13,65 meter persegi dengan tinggi sekitar 2 meter. Tubuh candi utama ini juga memiliki denah dasar bujur sangkar dengan luas 5 meter persegi. Selilih luas batur dengan tubuh candi ini membentuh sebuah selasar yang dilengkapi langkan setinggi 1,2 meter. Tingginya langkan ini menyebabkan tubuh candi tidak terlihat dari luar dan hanya ujungnya tau atapnya saja yang menyembuh ke atas, sehingga menimbulkan kesan tambun.
Kaki pada Candi Sambisari ini polos tanpa hiasan, namun pada bagan luar dinding langkan dihiasi seretan oahatan bermotif bunga dan sulur-suluran yang sangat halus pahatannya. Adapun tangga menuju ke selasar yang terletak di depan pintu, yaitu di sisi barat. Tangga ini dilengkapi dengan pipi yang dihiasi pahatan sepasang kepala naga dengan mulut menganga. Batu yang ada dibawah masing-masing kepala naga dihiasi pahatan berupa Gana dalam posisi berjongkok dengan kedua tangan diangkan keatas, seolah-olah sedang mengangga kepala naga diatasnya. Gana, atau sering disebut juga Syiwaduta merupakan makhluk kecil pengiring syiwa. Pahatan Gana ini juga biasanya terdapat di pintu masuk candi-candi besar seperti di komplek Candi Prambanan.
Di puncak tangga juga terdapat gerbang paduraksa dengan bingkai dihiasi pahatan motif kertas tempel. Kaki pada bingkai dihiasi pahatan kepala naga menghadap keluar dengan mulut menganga. Hiasan yang sama juga terdapat pada pintu masuk ke runagan dalam, namun diambang pintu ruangan tersebut terdapat pahatan Kalamakara tanpa rahang bawah.
Pada masing-masing sisi dinding luar tubuh candi terdapat relung berisi arca. Pada relung di dinding selatan terdapat Arca Agastya atau Syiwa Mahaguru, didinding timur terdapat Arca Ganesha dan di dinding utara terdapat Arca Druga Mahisasuramardini.
Ada pula Syiwa yang digambarkan sebagai sosok pria bertangan dua dan berjenggot sedang berdiri di atas padma. Disebalah kanan Syiwa tersebut terdapat pula sebuah trisula, tombak bermata tiga yang merupakan senjata Syiwa. Arca ini mirip dengan Arca Syiwa Mahaguru yang terdapat di relung selatan Candi Syiwa di kompleks Candi Prambanan, hanya saja tubuhnya lebih ramping.
Arca Ganesha yang terdapat dalam relung rimur juga mirip dengan Arca Ganesha yang terdapat di relung timur Candi Syiwa. Ganesha digambarkan dalam posisi duduk bersila diatas padmasana (singgasana bunga teratai) dengan kedua telapak kaki saling bertemu. Perbedaannya adalah telapak kanan arca ini menumpang di lutut dalam posisi mengadah, sementara telapak tangan kiri menyangga sebuah mangkok. Pada ujung belalai seolah menghidap sesuatu dari dalam mangkok.
Dalam ruang utara candi terdapat Arca Durga MAhasasuramardini, yaitu Durga sebagai dewi kematian. Seperti yang terdapat di Candi Syiwa di Prambanan, Durga juga digambarkan sebagai dewi bertangan delapan dalam posisi berdiri diatas Lembu Nandi. Satu tangan kanannya dalam posisi bertelekan pada sebuah gada, sedangkan ketiga tangan lainnya masing-masing memegang anak panah, pedang dan cakram. Tangan kirinya memegang kepala Asura, sedangkan ketiga tangan lainnya memegang busur, perisai dan bunga.
Di tengah ruangan yang memiliki ukuran sekitar 4,8 meter persegi dalam tubuh candi terdapat sebuah lingga lengkap dengan yoninya. Lingga tersebut terbuat dari batu berwarna putih, sedangkan yoni di tengah lingga terbuat dari batu berwarna hitam yang sangat keras dan mengkilap. Di sepanjang tepi lingga tersebut terdapat alur untuk menampung air persembahan yang dialirkan kecucuran berhiaskan kepala ular.
Bagaimana? Sejarah dan isi Candi Sambisari ini cukup menarik untuk di kunjungi bukan? Candi ini perlu masuk ke list tempat wisata bersejarah yang perlu kamu kunjungi saat ke Yogyakarta. Harga tiket masuk ke Candi Sambisari ini juga cukup murah, hanya Rp 6.000 rupiah saja wisatawan sudah bisa mengenal sejarah candi sekaligus melihat secara langsung bentuk Candi Sambisari ini. selain itu wisatawan juga bisa berfoto dan berduduk santai di sekitar kompleks candi untuk menikmati suasana candi. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H