Purwakarta – Makam Syekh Baing Yusuf, yang terletak di Kecamatan Purwakarta, menjadi salah satu pusat ziarah dan spiritualitas yang penting bagi Masyarakat Purwakarta dan sekitarnya. Syekh Baing Yusuf dikenal sebagai seorang ulama yang memiliki pengaruh besar dalam Islam di Jawa Barat pada abad ke-18. Selasa (10/12/24)
Syekh Baing Yusuf menetap di Purwakarta untuk menyebarkan agama Islam. Beliau dikenal sebagai guru spiritual dan pemimpin tarekat yang memiliki pengikut setia di seluruh Jawa Barat.
“Syekh Yusuf adalah salah satu guru dari Syekh Nawawi al-Bantani, yang makamnya berada di Banten.”, ucap Abdul.
Makam ini dikenal sebagai tempat ziarah sejak abad ke-18, setelah wafatnya Syekh Baing Yusuf. Makam ini dijadikan tempat spiritualitas karena Syekh Baing Yusuf dianggap sebagai salah satu tokoh besar dalam sejarah perkembangan Islam di Purwakarta dan memiliki pengaruh dalam memperkenalkan agama Islam yang damai dan penuh kasih sayang. Pengunjung yang datang ke makam ini biasanya melakukan ritual ziarah dengan membaca do'a dan meminta berkah.
Makam Syekh Baing Yusuf juga memiliki nilai sejarah yang tinggi, mengingat peran beliau dalam menyebarkan agama Islam yang berlandaskan pada tasawuf dan akhlak mulia yang masih terus dilestarikan hingga sekarang. Di makam ini, sering diadakan pengajian rutin dan doa bersama oleh Masyarakat dan pengunjung. Selain itu, ada juga kegiatan haul untuk mengenang jasa dan perjuangan beliau, yang biasanya dilakukan pada minggu ke-3 bulan Safar.
Syekh Biang Yusuf tidak hanya meninggalkan warisan spiritual yang mendalam, tetapi juga kontribusi dalam dunia pendidikan Islam.
“Dahulu yang mampu menerima pelajar ke sekolah hanya orang-orang tertentu, sehingga Syekh Yusuf mendirikan masjid untuk mencari ilmu.”, ujar Abdul.
Di makam juga terdapat beberapa peninggalan fisik lainnya, seperti pedang yang pada masa lalu digunakan dalam kegiatan berdakwah dan berfungsi sebagai alat bantu dalam pelaksanaan Khutbah Jumat. Kitab sunda tasawuf yang menjadi pegangan beliau juga merupakan warisan penting dalam sejarah intelektual Islam di wilayah ini.
Zahra, salah satu penziarah Makam Baing Yusuf, mengatakan untuk berziarah, pengunjung tidak dikenakan tarif, sehingga kita dapat keluar masuk makam dengan bebas. Zahra juga mengatakan bahwa ia merasa sangat tenang setelah mengunjungi makam tersebut. Ia juga merasa takjub dan sangat kagum atas dedikasi Syekh Baing Yusuf.