atau Engkau memang membencikuÂ
dan mencoret namaku dari sekian banyak hambaMu
Sia-sia saja netra ini menembus kegelapan
darah membeku hingga di ujung malam
Sesaat sebelum fajar menyapa dunia
Kumohon sekali lagi
untuk mencium sinar purnamaMu
yang mengintip manja dari balik pohon kamboja
di atas pusaraku...Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!