Mohon tunggu...
Indah budiarti
Indah budiarti Mohon Tunggu... Guru - https://www.kompasiana.com/indahbudiarti4992

Guru biasa dalam kesederhanaan. Berani mencoba selagi ada kesempatan. Menulis untuk keabadian.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kabut Asap, Jangan Sampai Terjadi Learning Loss Lagi!

4 Oktober 2023   18:29 Diperbarui: 8 Oktober 2023   08:42 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi (designed by Canva)

Sudah hampir empat hari anak-anak sekolah dari tingkat PAUD sampai SMA di kota Jambi terpaksa belajar dari rumah atau istilah lainnya disebut dengan Belajar Daring. Keputusan ini diambil oleh Dinas Pendidikan Kota, Dinas Kesehatan dan Pemerintah Kota Jambi sejak Senin, 2 Oktober 2023. 

Asap akibat kebakaran lahan dan hutan yang terjadi di beberapa tempat di kabupaten provinsi ini mengakibatkan kabut asap yang tebal. Hal ini tentu saja memicu menurunnya kualitas udara di kota ini. 

Berdasarkan hasil pemantauan dari stasiun Air Quality Monitoring System (AQMS) Provinsi Jambi di mana Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) menunjukkan kualitas kategori tidak sehat.

Kabut asap yang mencemari udara ini mengandung zat-zat yang berbahaya seperti karbon monoksida (CO), nitrogen dioksida (NO2), sulfur oksida (SO2) dan partikel lainnya yang dapat menganggu pernapasan, gangguan paru-paru, memperburuk kondisi penderita asma dan gangguan kesehatan lainnya.

Untuk terhindar dari kabut asap tentu saja kita harus membatasi aktivitas di luar ruangan atau jika terpaksa kita harus mengenakan masker. Kabut asap yang terjadi di kota Jambi ini bukan timbul dalam lima atau tujuh hari belakangan ini, tetapi sudah sejak beberapa minggu yang lalu. Akibat musim kemarau, banyak lahan yang terbakar akibat ulah manusia dengan faktor disengaja atau tidak disengaja.

Akibat lain yang paling menjadi perhatian kita semua adalah dirumahkannya anak-anak sekolah. Dinas pendidikan menginstruksikan seluruh satuan pendidikan khususnya di kota Jambi untuk mengadakan sekolah daring (online school) sampai beberapa hari ke depan, tergantung pada perkembangan kabut asap yang tengah melanda.

Belajar secara daring telah berlangsung sejak Senin, 2 Oktober sampai hari ini. Meskipun bersifat sementara namun kita patut mencermatinya lebih lanjut. Setiap sekolah wajib dan memastikan bahwa kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung walaupun dilakukan secara daring. Guru pastinya siap dan siaga mempersiapkan segala materi pembelajaran yang dikemas secara daring, selain itu juga para siswa dan orang tua menjadi tak kalah sibuknya.

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah ketersediaan jaringan internet. Sekolah pasti telah memfasilitasi hal ini namun belum tentu yang terjadi pada siswa dan orang tua yang ada di rumah.

Berikutnya, guru harus lebih kreatif dalam membuat konsep pembelajaran secara daring agar siswa tidak menjadi bingung dan kesulitan. Memang semua menjadi repot akibat belajar daring meskipun beberapa tahun yang lalu pernah kita lakukan bersama saat pandemi Cocid 19  melanda negeri.

Selanjutnya yang perlu diperhatikan dan diingat oleh para guru adalah bagaimana menyampaikan pembelajaran kepada siswa khususnya usia TK dan sekolah dasar. 

Jika melakukan zoom/google meet pastikan jadwal yang diberikan mampu dilaksanakan oleh siswa di rumah. Materi yang seperti apa yang tepat diberikan saat melakukan zoom/google meet. Pastikan kembali bahwa seluruh siswa bisa hadir dan jika ada yang terkendala karena sesuatu hal, guru harus mengatasinya dengan cara lain seperti memberikan rangkuman materi yang sederhana melalui aplikasi atau yang lainnya.

Karena pemberlakuan belajar daring ini bersifat sementara, ada baiknya guru tidak memaksakan untuk menyelesaikan atau mengejar target pencapaian materi. Ini justru akan membuat siswa di rumah semakin bingung. 

Apalagi jika di usia sekolah dasar, orang tua pasti ada yang mendampingi mereka. Jangan sampai presentasi guru secara daring justru membuat orang tua di rumah bingung dan tidak memahami materi belajar akibat kesalahan konsep pembelajaran (presentasi). Akibatnya bisa jadi orang tua yang akan menekan anaknya untuk bisa memahami pelajaran sama seperti yang dipahami oleh mereka.

Dokumen pribadi (designed by Canva)
Dokumen pribadi (designed by Canva)

Bagaimana pelaksanaan belajar daring lewat zoom meet atau google meet untuk anak kelas 1,2 dan 3 SD atau TK? Wajibkah materi pembelajaran diberikan pada saat itu? Mampukah mereka menerima materi itu? Tentu saja tidak, jangankan materi pelajaran, menggunakan zoom/google meet saja mungkin menjadi hal baru dan mengasyikkan bagi mereka. Asyik karena mereka bisa melihat teman-teman dan gurunya dalam satu layar pertemuan. Alhasil maksud sang guru yang ingin menyampaikan materi menjadi terhalang karena kehebohan mereka sendiri. Intinya, jangan sampai belajar daring membuat mereka menjadi bosan, stress dan lalu mengabaikannya atau malah menjadi ajang permainan semata.

Menurut pendapat saya, jika belajar daring ini bersifat sementara, ada baiknya kalau guru memberikan materi terkait pendidikan karakter melalui zoom/google meet. Guru dapat menyapa anak-anak di rumah dengan topik yang justru membangkitkan rasa kepedulian dan empati anak. Tentu saja ini dapat dikaitkan dengan tema atau mata pelajaran pada hari itu. 

Contohnya adalah bagaimana anak menanyakan kabar teman-temannya setelah beberapa hari tidak bertemu di sekolah. Menggunakan kalimat yang baik dan benar serta etika berbicara. Secara tidak langsung guru mengajarkan materi pelajaran bahasa Indonesia seperti contoh kalimat langsung dan kalimat tak langsung.

Untuk pelajaran berhitung, anak dapat diajak untuk menghitung jumlah teman-temannya (peserta) yang hadir pada meeting hari itu. Agar anak terus dilatih untuk bernalar kritis, ajak anak berbincang-bincang atau berdiskusi mengenai bencana yang sedang terjadi yang mengakibatkan mereka harus belajar secara daring.

Masih banyak cara yang menyenangkan agar siswa benar-benar memahami dan mengerti maksud dan tujuan belajar secara daring, tidak hanya melulu menjejalkan materi pelajaran dan memberikan tugas kepada mereka tetapi lebih dari itu adalah mengajak mereka untuk peduli, bernalar kritis, dan berempati terhadap sesama dan lingkungan serta isu yang terjadi pada saat itu.

Kita semua tahu bahwa pada masa pandemi, dunia pendidikan kita sempat dilanda learning loss yaitu menurunnya pengetahuan dan keterampilan siswa secara akademis sebagai akibat dari pembelajaran di rumah yang berlangsung dalam kurun waktu yang lama.

Selain learning loss, juga terjadi penurunan pada pendampingan karakter anak dengan berbagai akibat seperti pada kuantitas penggunaan alat komunikasi seperti handphone dan media sosial yang dibutuhkan saat anak belajar secara daring.

Harapan baik pada bencana kabut asap akibat kebakaran hutan ini akan segera berakhir. Untuk itu bukan berarti layanan pendidikan yang diadakan secara darurat di setiap sekolah dilaksanakan tanpa pemikiran dan kebijakan dari para pemangku kepentingan dan pihak-pihak terkait. 

Misal, dengan tetap mengadakan proses belajar mengajar secara tatap muka (luring) dengan memperhatikan hal-hal yang preventif seperti pengurangan jam belajar di sekolah dan keharusan memakai masker.

Jika diputuskan belajar daring, sebaiknya dinas terkait tetap mengontrol proses belajar mengajar daring  di setiap unit satuan pendidikan. Bisa jadi ada sekolah yang hanya memberikan tugas-tugas atau materi kepada siswanya melalui dokumen saja atau justru ada juga sekolah yang tidak pernah absen untuk mengadakan zoom/google meet setiap hari kepada para siswanya dengan materi dan tugas yang menumpuk. 

Semua perlu keseimbangan dan pemikiran yang bijak agar tidak terjadi lagi learning loss dan menurunnya karakter pada diri siswa. Keseimbangan pada penggunaan teknologi yang disertai dengan pendampingan karakter siswa.

Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun