Mohon tunggu...
Indah budiarti
Indah budiarti Mohon Tunggu... Guru - https://www.kompasiana.com/indahbudiarti4992

Guru biasa dalam kesederhanaan. Berani mencoba selagi ada kesempatan. Menulis untuk keabadian.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Mengapa Sense of Belonging Mulai Pudar dalam Diri Anak?

25 September 2023   22:26 Diperbarui: 26 September 2023   01:06 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi- Siswa menyantap bekal yang dibawa dari rumah saat waktu istirahat di sela-sela pembelajaran. (KOMPAS/Totok Wijayanto)

Gambar yang tertera pada foto di bawah ini adalah kumpulan barang-barang siswa yang tertinggal di sebuah sekolah dasar. Sengaja diletakkan di dalam tempat yang transparan agar mereka dapat melihat barang siapa saja yang tertinggal. 

Botol air minum, jaket, buku bahkan handphone sering menjadi subyek barang-barang yang tertinggal. Jika barang tersebut tertinggal di dalam laci meja kelas, mungkin masih dapat dimaklumi. 

Botol minum tertinggal. (Dokumentasi pribadi)
Botol minum tertinggal. (Dokumentasi pribadi)

Siswa kurang teliti atau buru-buru saat pulang hingga lupa memeriksa laci mereka. Tapi bagaimana jika barang-barang milik mereka tertinggal saat sedang menunggu jemputan, atau ditinggal saat bermain dengan temannya?

Sering saya amati, siswa selalu mengabaikan hal ini. Setelah menggunakan barang-barang pribadi mereka, lalu lupa untuk membawanya pulang. Mereka kerap meninggalkan barang-barang tersebut di sembarang tempat. Terutama saat mereka bermain. 

Berbagai cara telah dilakukan sekolah ini, namun belum juga berhasil. Hampir setiap hari petugas kebersihan sekolah menemukan barang-barang yang tertinggal hampir di penjuru sekolah. Yang lebih miris adalah mereka tidak pernah mencari kembali barang yang tertinggal itu. 

Botol air minum yang ketinggalan hari ini, akan diganti dengan yang baru besok. Setiap hari ada saja tabungan yang masuk berupa barang-barang milik siswa di kotak khusus barang yang tertinggal ini.

Beberapa aksi yang diadakan sekolah terkait kelalaian siswa terhadap barang milik pribadi telah dilakukan, seperti mengajak siswa untuk mengumpulkan dan membersihkan barang-barang yang tertinggal tersebut untuk disumbangkan ke panti asuhan atau tempat-tempat yang benar-benar membutuhkan. 

Sekolah juga pernah mencoba melelang barang-barang tersebut dan hasilnya akan didonasikan untuk yang membutuhkan. 

Guru juga bertindak untuk menegur anak yang barangnya tidak diambil dalam waktu yang lama. Namun mengapa masih saja kotak khusus barang yang ketinggalan ini masih terisi terus? Setelah penulis teliti, ada faktor dan peranan orangtua dalam hal ini.

Orangtua yang sibuk bekerja pasti akan lupa mengecek barang dan perlengkapan anaknya setelah pulang sekolah. Ada juga orangtua yang tidak mau repot mencari barang anaknya di sekolah. Ada juga orangtua yang benar-benar tidak peduli dengan berbagai alasan lainnya.

Apapun itu, yang pasti anak-anak telah kehilangan rasa memiliki. Sense of belonging atau rasa memiliki serta dimiliki. Sense of belonging sendiri memiliki arti kebutuhan emosional manusia untuk merasa bahwa mereka diterima sebagai bagian dari suatu kelompok. Lalu bagaimana dengan rasa memiliki sesuatu benda/barang? 

Ini adalah bagian terkecil dari sense of belonging, rasa memiliki dan bertanggung jawab pada apa yang telah menjadi haknya. Jika seorang anak tidak pernah dilibatkan dalam suatu kelompok dalam hal ini keluarga baik dalam bentuk kegiatan apa pun, maka secara tidak langsung itu dapat memengaruhi rasa memiliki.

Jika anak tidak pernah dilibatkan atau diajarkan untuk mengenal barang/benda yang ia dapatkan dari anggota keluarganya, maka hilanglah rasa tanggung jawabnya. 

Sekecil apa pun kegiatan di dalam keluarga, libatkan anak di dalamnya. Kuatkan rasa memiliki mereka dengan menanamkan tanggung jawab. Orangtua dapat menanyakan kepada anak di mana barang/perlengkapannya jika mereka lupa untuk membawanya pulang. 

Jangan lupa untuk mengajari anak untuk menandai barang-barang mereka, mungkin bisa dengan memberi label atau tanda lainnya. Jangan ragu untuk langsung menanyakan dengan baik dan lemah lembut, mengapa anak sampai ketinggalan barang-barangnya.

Bagaimana seorang anak akan mencintai keluarga, lingkungan serta bangsanya jika dari hal-hal kecil saja tidak diajarkan, dibimbing, dilibatkan, dan diarahkan. 

Teruslah menggali potensi anak untuk meningkatkan rasa memiliki mulai dari hal yang kecil. Kelak mereka akan bertumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab pada diri sendiri, orang lain, bangsa dan negara.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun