(Sebuah catatan "reminder" bagi guru dan orang tua dalam kemeriahan hari ulang tahun kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia.)
Merah putih adalah warna yang melambangkan ciri khas bangsa Indonesia, sejarah telah mencatatnya sebagai warna yang digunakan kerajaan-kerajaan di Indonesia pada era penjajahan. Salah satunya adalah kerajaan Majapahit yang menggunakan panji-panji merah putih pada masa kepemimpinannya.
Merah dan putih adalah warna bendera bangsa ini yang memiliki arti keberanian dan kesucian. Betapa pilihan warna yang tepat untuk melambangkan perjuangan para pahlawan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan ini. Darah yang tumpah dan tulang yang berserakan terkubur abadi dalam jiwa ibu pertiwi.Â
Merah putih adalah simbol perjuangan bangsa, warna yang memancarkan kirana pada langit dan nirmala.
Merah putih adalah warna-warna yang mencerminkan kebangsaan dan menjadi kebanggaan bagi kita sebagai warga negara.Â
Kita pernah menyaksikan merah putih yang berkibar dengan gagahnya di angkasa, di puncak-puncak gunung tertinggi, atau bahkan saat bendera merah putih dikibarkan seiring kumandang lagu kebangsaan di negara lain. Saat para atlit negeri ini berhasil menorehkan prestasi di tingkat internasional, kegigihan mereka akhirnya membuat sang merah putih berkibar di langit dunia. Apakah hati dan jiwa kita tak bergetar karenanya?
Bendera merah putih semakin mewarnai bumi pertiwi di tanah air pusaka ini jelang peringatan hari ulang tahun kemerdekaan negara Indonesia dari tahun ke tahun.Â
Setiap sekolah, kantor-kantor, dan tempat-tempat umum sampai ke rumah kediaman warga wajib memancang tiang dengan bendera merah putih di ujungnya. Bendera-bendera itu membangkitkan rasa bangga dan syukur terhadap kemerdekaan yang kita nikmati bersama.
Makin lama makin banyak pula warna merah putih ini ditemukan sampai ke sudut-sudut ruang dan jalan. Merah putih tidak hanya dalam bentuk sehelai kain untuk dijadikan bendera, tapi mulai merambah ke aneka bentuk hasil karya tangan manusia. Umbul-umbul, bendera plastik, pita, bahkan sampai balon dan rumbai-rumbai.Â
Merah putih menjadi warna bahan-bahan dekorasi dan aksesoris. Kreatifitas pembuatnya semakin bervariasi sampai muncullah toko -toko khusus yang menyediakan pernak-pernik bernuansa merah putih.
Hal ini makin memudahkan orang untuk menciptakan suasana yang berbeda dalam menghias sebuah tempat sesuai yang diinginkan. Beragam bahan dekorasi dan aksesoris baik yang dibuat dengan industri dan teknologi canggih maupun yang dibuat dengan cara manual. Sungguh bisnis yang menguntungkan apalagi jelang perayaan kemerdekaan ini.
Lalu bagaimana kita sebagai pendidik dan orang tua menyikapi hal ini terutama dalam mendampingi anak-anak  agar tidak menjadikan mereka  sebagai individu yang konsumtif? Dan apa hubungannya dengan wawasan kebangsaan?
Sebagai guru, tentunya kita akan senang dan bangga jika melihat para siswanya memiliki semangat dalam hal-hal yang baik, salah satunya adalah semangat menghias ruang kelas menyambut hari ulang tahun kemerdekaan negara ini.Â
Semangat mereka seketika muncul karena fasilitas dan perlengkapan yang tersedia. Fasilitas untuk mendapatkan produk siap jadi yang akan menghias kelas-kelas tentunya dengan corak warna merah putih.Â
Namun alangkah baiknya jika semangat serta inisiatif mereka dalam menghias kelas ataupun tempat-tempat tertentu selalu dalam pendampingan guru dan orang tua. Mengapa begitu?Â
Ya, agar tidak timbul sifat konsumtif. Apalagi untuk anak-anak seusia sekolah dasar. Kelas mereka menjadi sangat ramai karena dipenuhi warna merah putih oleh beranekaragam dekorasi siap pakai.Â
Pita-pita, balon, rumbai, bahkan lampu-lampu hias. Tentu saja barang-barang ini tidak murah. Terlepas dari mana dana yang mereka gunakan dalam membeli semua dekorasi ini, tapi ini tidak menimbulkan kreatifitas anak dalam berkarya. Sangat disayangkan juga jika bahan-bahan tersebut hanya dapat digunakan sesaat seperti balon dan bendera-kertas atau plastik.Â
Anak-anak masih perlu pendampingan guru dan orang tua dalam kegiatan apa saja. Tentunya di mata mereka adalah kegembiraan dan kesukaan. Jika kita tidak jeli hal ini justru cenderung menjadikan sifat dan sikap keegoisan dan pemborosan semakin tertanam di dalam diri.Â
Mereka perlu diarahkan untuk menempatkan hiasan merah putih sebagaimana mestinya. Mereka harus terus diingatkan bagaimana memberlakukan bendera merah putih beserta dekorasi .
Jangan sampai mereka meletakkannya di tempat yang tidak semestinya. Jangan biarkan mereka bermain-main dengan bendera merah putih atau ornamen dengan warna senada hingga akhirnya mereka bahkan tidak mampu menghargai perjuangan para leluhur negeri.
Bawalah anak-anak kita untuk kembali mengenal sejarah dan libatkan mereka dalam kegiatan yang mampu mengalirkan jiwa dan semangat juang  dengan nilai kebangsaan.Â
Toh, tidak ada salahnya jika kita mengarahkan mereka untuk memeriahkan peringatan kemerdekaan ini dengan karya-karya mereka (karya seni dalam bentuk kerajinan tangan atau penampilan seni) atau dengan perlombaan-perlombaan yang memacu sportivitas dan cinta  tanah air dan tentu saja pengembangan karakter baik.
Alangkah bernilainya jika dekorasi ruang kelas dihiasi oleh karya mereka sendiri dengan bahan-bahan sederhana atau barang-barang bekas. Jika belum siap dalam hal ini, karya seni yang lainnya pun tak kalah meriahnya jika mereka tampilkan dengan bimbingan dan pengarahan guru maupun orang tua.Â
Ingatkan kepada mereka bahwa tidak semua anak dapat mengalami kemeriahan dekorasi merah putih di ruang kelas atau sekolah mereka.Â
Mari kita terus mendampingi dan mengarahkan para generasi muda dalam hal sekecil apapun, termasuk dalam menghias ruang kelas/ sekolah untuk menyambut tanggal dan bulan yang istimewa bagi seluruh rakyat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H