Mohon tunggu...
Indah budiarti
Indah budiarti Mohon Tunggu... Guru - https://www.kompasiana.com/indahbudiarti4992

Guru biasa dalam kesederhanaan. Berani mencoba selagi ada kesempatan. Menulis untuk keabadian.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Patah Tiga

14 Januari 2021   07:46 Diperbarui: 14 Januari 2021   07:56 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata orang bahagia itu sederhana. Tidak perlu menunggu kaya untuk bahagia, tak perlu menjadi cantik, gagah, ataupun keren untuk menjadi senang. Dengan mengalirkan rasa syukur dalam diri akan apapun yang ada, yang dimiliki, dan yang diterima dapat berakhir dengan kebahagiaan.

Menikmati detik demi detik hembusan napas anugerah sang Kuasa, lalu merangkainya dengan apapun yang baik-baik juga akan berbuah kebahagiaan. Ah! ternyata bahagia itu benar-benar sederhana, sangat sederhana. 

Lalu bagaimana jika kita tak bertemu seseorang yang dapat membuat kita bahagia? Jawabannya gampang, jadilah diri yang bisa membuat orang lain bahagia, dengan begitu kita akan turut merasakan kontak kebahagiaan itu. Hmmm, seperti burung yang terbang sendirian, ia akan bahagia walau tak ada kawan, ia bahagia karena masih dapat terbang dengan kedua sayapnya yang menghiasi cakrawala.

Kita pasti punya cara sendiri-sendiri untuk menikmati kebahagiaan, tapi ingat jangan sampai kita bahagia di atas penderitaan orang lain. Itu namanya bukan bahagia, tapi mengkhianati hati dan perasaan sendiri.

Seperti kami berdua pada hari itu, kami punya cara menikmati kebahagiaan kami dengan cara kami sendiri.

Bermula dari semangat untuk terus belajar dan mengembangkan kemampuan dalam menyalurkan bakat serta kemampuan peserta didik khususnya di bidang non akademis, kami mencoba mengikutsertakan salah satu peserta didik kami untuk mengikuti lomba mendongeng tingkat nasional secara virtual. Mulai dari memilih cerita, melatih, menentukan kostum dan properti, mencari tempat untuk pengambilan gambar sampai pada pengeditan video dan pengiriman bahan lomba. 

Kami bahagia melakukan itu semua, karena kami ingin mengetahui batas kemampuan kami sebagai pendidik dan pelatih, dan yang pasti kami ingin melihat keberhasilan yang akan diperoleh peserta didik.

Kami tak ingin menyia-nyiakan kesempatan bagi Catharine Michelle, si penutur dongeng Putri Tangguk untuk mengembangkan bakat dan kemampuan yang ia miliki. Meskipun dalam beragam kesibukan di tengah penilaian akhir semester, kami mencuri-curi waktu. 

Yang tak pernah kami lewatkan saat mengikuti lomba secara virtual adalah jalinan komunikasi dan saling berbagi pendapat serta tak lupa untuk selalu berani mencari tahu. Tiga hal itulah yang menjadi tiga kunci untuk menggapai kemudahan dalam melakukan proses melatih dan dilatih.

Sempat muncul rasa kuatir mengikuti event ini, karena berskala nasional. Tapi kembali pada semangat kami untuk terus mengembangkan kemampuan diri sebagai tenaga pengajar dan juga sebagai peserta didik, dengan modal tiga kunci dalam menggapai kemudahan melakukan sebuah proses yang tak akan mengkhianati hasilnya.

Kebahagiaan kembali menghampiri kami, terutama untuk si Catharine Michelle gadis kecil berbakat ini. Rasa syukur tak henti-hentinya kami ucapkan. Terselip rasa bangga dan puas akan hasilnya. Berkat doa dan dukungan dari semua pihak, dari sesama rekan pengajar, sekolah , dan khususnya orangtua dari Catharine Michelle. 

Kami akan terus belajar dan belajar akan segala hal, dan yang pasti selalu punya semangat untuk terus berkembang dan mencoba hal yang baru yang bernilai positif serta berguna bagi diri sendiri dan masyarakat.

Hari itu, tibalah saat yang ditunggu-tunggu. Sebuah paket hadir di tengah-tengah kami. Dengan semangat yang dihiasi rasa bahagia, kami segera membukanya. Cukup erat dan lekat lem plastik yang melindungi paket itu. Jelas saja, karena isinya sangatlah berharga dan penting untuk kami. Paket ini datang dari tempat yang cukup jauh, untunglah paket itu tiba dengan selamat, namun tidak dengan isinya.

Bahagia kembali menyapa kami teriring rasa syukur yang mendalam. Catharine Michelle yang berhasil menyabet juara 2 mendongeng tingkat nasional secara virtual. Kami jelas menyambut kebahagiaan itu.

Dengan cara yang sederhana, kami sempatkan menyematkan kenangan itu. Kamera smartphone menjadi saksi kebahagiaan ini. Sederhana, sesederhana kami merayakan kemenangan ini dengan berbagi piala Catharine Michelle, si penutur dongeng Putri Tangguk, yang berhasil mengenalkan budaya dan kearifan lokal daerah kami, Provinsi Jambi.

Kali ini, kami para pendamping sekaligus pelatih lomba dengan bangga dan bahagia menghaturkan rasa terima kasih kami kepada Catharine Michelle, atas keberhasilan dan kerja kerasnya dan untuk kerelaannya berbagi piala yang patah menjadi tiga bagian.

Alhasil, kami pun berpose dengan memegang piala patah tiga. Senyum cerah Catharine Michelle mewakili senyum kami yang tertutup masker. Bahagia itu sederhana dengan selalu bersyukur kepada Sang Pemilik Kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun