Telkom University Surabaya, dalam sebuah kolaborasi penuh makna dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Surabaya, menggagas sebuah langkah inspiratif untuk memberdayakan masyarakat melalui pelatihan desain infografis. Program ini menjadi bagian dari inisiatif Desa Cantik (Desa Cinta Statistik), yang pada pagi Senin itu, tanggal 23 Agustus 2024, menjadi ruang bertemunya gagasan, kreativitas, dan harapan bagi para pegawai kelurahan Gayungan, Tenggilis Mejoyo, serta Lontar. Mereka berkumpul di bawah satu atap untuk mempelajari seni menyulap angka-angka menjadi cerita visual yang memikat.
Dari Angka Menuju Makna
Ketua tim dosen, Arip Ramadan, S.Si., M.Stat., memulai dengan menguraikan urgensi pelatihan ini. Dalam suaranya ada semangat membangun jembatan antara data yang rumit dengan kebutuhan masyarakat. "Infografis," katanya, "adalah cara untuk membuat data berbicara. Membuatnya mudah dipahami, menarik, dan lebih dari sekadar angka." Kata-katanya bergaung, seolah menghidupkan misi besar: menjadikan statistik sebuah alat komunikasi yang transparan dan ramah.
Dalam ruang itu, para peserta diperkenalkan pada Canva, sebuah alat sederhana namun penuh daya untuk menciptakan desain profesional. Dengan bimbingan para dosen dari program studi Sistem Informasi, seperti Purnama Anaking, S.Kom., M.Kom., Muhammad Ilham Alhari, S.Kom., M.Kom., dan Mochamad Nizar Palefi Ma'ady, S.Kom., M.Kom., M.IM., para peserta diajak memahami seni memilih template, menyusun elemen visual, hingga mengharmonisasikan warna dan grafik.
Keindahan Dalam Praktik
"Aku seperti anak kecil yang diberi mainan baru," ujar Ayu Pratiwi, seorang peserta dari Kelurahan Gayungan. Matanya berbinar saat ia menunjukkan desain infografis pertamanya. Dalam sesi praktik langsung, peserta mengolah data sampel menjadi visualisasi yang mampu menyampaikan pesan dengan sederhana namun penuh daya tarik. Diagram lingkaran, grafik batang, hingga grafik garis menjadi kanvas yang menceritakan kisah-kisah statistik tentang masyarakat mereka sendiri.
Ada momen di mana ruangan itu menjadi hening, hanya suara ketukan keyboard dan gesekan mouse yang terdengar. Tapi di balik kesunyian itu, ada kekuatan besar sedang dirangkai: harapan untuk menjadikan website kelurahan sebuah portal informasi yang modern dan efektif. Muhammad Ilham Alhari, salah satu pemateri, menggambarkan visi ini dengan penuh optimisme. "Kami ingin website ini menjadi wajah baru transparansi dan literasi data di Surabaya."
Menyalakan Lilin di Tengah Gelap
Pelatihan ini bukan sekadar berbagi ilmu; ia adalah nyala lilin di tengah gelap. Mahasiswa seperti Rahma Putri Widyaiswari, Arya Yudha Pratama, dan Faradilla Nur Azizah turut mengambil peran, membawa semangat muda mereka untuk mendampingi peserta. Pengabdian ini menjadi wujud nyata dari misi Telkom University: menghubungkan teori di ruang kelas dengan realitas masyarakat.
Ketika sore menjelang, pelatihan ini berakhir bukan sebagai sebuah kesimpulan, melainkan sebagai sebuah awal. Awal bagi kelurahan Gayungan, Tenggilis Mejoyo, dan Lontar untuk mengelola informasi yang lebih transparan dan bermanfaat. Awal bagi mahasiswa untuk memahami bagaimana ilmu mereka mampu membawa perubahan nyata. Dan tentu saja, awal bagi Surabaya untuk mewujudkan cita-cita besar Desa Cantik---menjadikan data sebagai cerita, dan cerita sebagai kekuatan untuk membangun.
Dalam bayangan akhir kegiatan itu, tampak jelas bahwa program ini lebih dari sekadar pelatihan. Ia adalah bagian kecil dari mimpi besar yang sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) ke-17: membangun kemitraan untuk masa depan yang lebih baik. Sebuah langkah kecil yang dirancang dengan hati, yang mungkin kelak menjadi pijakan bagi perubahan besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H