Mohon tunggu...
Indah RizkiDwiyanisa
Indah RizkiDwiyanisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Diponegoro

Staff Publikasi dan Dokumentasi Tim P2MD HMTRKI Undip 2022

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

HMTRKI Undip bersama Masyarakat Desa Losari Wujudkan Terobosan Pakan Ternak Bebek

12 September 2022   21:00 Diperbarui: 12 September 2022   21:01 1121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa melakukan observasi lapangan dengan peternak bebek. Foto : Wikalimma Ningsih

Program Pemberdayaan Masyarakat Desa (P2MD) merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) dalam rangka pengabdian perguruan tinggi melalui organisasi kemahasiswaan kepada masyarakat desa. 

Tim Himpunan Mahasiswa Teknologi Rekayasa Kimia Industri (HM TRKI) menjadi salah satu organisasi kemahasiswaan yang berkontribusi dalam program pemberdayaan masyarakat Desa Losari, Kabupaten Semarang dan Dinas Lingkungan Hidup Desa Blondo sebagai mitra dalam menyuplai maggot dan pupuk kompos.

Desa Losari didominasi oleh masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani sayur, peternak bebek, dan peternak ayam. Dalam kesehariannya, banyak dijumpai limbah sayur hasil tani yang menumpuk dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Sebelumnya, masyarakat juga sudah mencoba memanfaatkan limbah ini dalam budidaya maggot tetapi belum berlanjut.

Akibat dari ketidakberlanjutan budidaya tersebut, limbah sayur yang mencapai sejumlah ton sampah menimbulkan aroma tidak sedap dan menyebabkan pencemaran lingkungan. Kuantitas limbah sayur dari sektor pertanian ini bertambah dengan adanya limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah pasar, dan lain-lain.

Guna mengatasi permasalahan tersebut, terhitung sejak Bulan Agustus 2022, Tim P2MD HMTRKI bersama masyarakat Desa Losari mulai mengolah limbah sayur dengan memanfaatkannya untuk budidaya maggot. 

Ide budidaya maggot muncul karena hewan ini dapat menghasilkan protein yang tinggi dan memiliki siklus kehidupan yang tergolong cepat. 

Keuntungan inilah yang menjadi terobosan untuk pembuatan pakan ternak, khususnya ternak bebek petelur. Adapun pembuatan pakan bebek ini dilatarbelakangi oleh besarnya kuantitas kebutuhan protein untuk bebek itu sendiri.

Sebelum melaksanakan program budidaya maggot dan pembuatan pakan ternak, para mahasiswa menemui sejumlah anggota kelompok tani dan ternak di Desa Losari. 

Kepada mahasiswa, Hadi, salah satu peternak bebek petelur di Desa Losari, menceritakan tingginya biaya bahan pakan dan permasalahan bebek yang sakit akibat kesalahan pembuatan pakan tersebut.

Para peternak juga sebelumnya masih membuat campuran pakan ternak secara mandiri tanpa adanya penelitian terkait kandungan dari pakan ternak yang diberikan sehari-hari. 

Padahal, kandungan dari setiap pemberian pakan dapat memengaruhi kesehatan dan kualitas dari hewan ternak itu sendiri, khususnya bebek di Desa Losari yang jumlahnya mencapai lebih dari 1.350 ekor.

Tim P2MD HMTRKI yang beranggotakan 12 orang mahasiswa pun bermitra dengan sejumlah petani dan peternak di Desa Losari, lalu melakukan kegiatan sosialisasi. 

Setelah itu, dilakukan demonstrasi pembagunan kandang maggot untuk budidaya maggot berkelanjutan yang sebelumnya sempat terhenti. Mahasiswa dan masyarakat juga berdiskusi terkait permasalahan dan perkembangan pasca berjalannya program P2MD ini.

Agar warga semakin paham dengan pelaksanaan program, Tim P2MD HMTRKI membuat modul berisi panduan budidaya maggot BSF (Black Soldier Fly). 

Tak hanya itu, dokumentasi dan penjelasan terkait program ini juga dibagikan melalui media sosial untuk memberi informasi bagi siapa saja yang mengaksesnya.

PPL Desa Losari dan Tim HM TRKI menyurvei salah satu petani di Desa Losari. Foto : Wikalimma Ningsih
PPL Desa Losari dan Tim HM TRKI menyurvei salah satu petani di Desa Losari. Foto : Wikalimma Ningsih

Menanggapi program yang sedang berjalan, Slamet, PPL (Pejabat Fungsional Penyuluh Pertanian) bagian pertanian di Desa Losari, menyampaikan keterbukaan dan kesediaannya untuk melaksanakan program yang sudah direncanakan. 

"Saya sangat terbuka dengan gagasan para mahasiswa dari Undip untuk memanfaatkan limbah organik hasil pertanian, khususnya limbah sayur. Apalagi sampah sayur memang banyak sekali di Losari, jadi saya siap berkontribusi dalam mewujudkan program ini,” ujarnya.

Perwakilan Tim HM TRKI mendiskusikan rencana berjalannya program bersama Kepala Desa Losari. Foto : Wikalimma Ningsih
Perwakilan Tim HM TRKI mendiskusikan rencana berjalannya program bersama Kepala Desa Losari. Foto : Wikalimma Ningsih

Sejalan dengan yang disampaikan Slamet, Syarifudin, Kepala Desa Losari, juga menyambut kegiatan P2MD ini dengan senang hati. "Kami sangat senang dengan program yang adik-adik Undip bawa ke desa kami, harapannya tentu program ini bisa berkelanjutan dan membawa perubahan perekonomian di Desa Losari,” pungkas Syarifudin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun