Mohon tunggu...
Amina Indah Rudiana
Amina Indah Rudiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Televisi dan Film Universitas Jember

Memiliki hobi menyanyi dan suka membuat konten video.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tari Gandrung sebagai Identitas Seni Banyuwangi

15 November 2024   23:41 Diperbarui: 16 November 2024   00:25 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia memiliki warisan budaya yang beragam. Kita sebagai warga negara Indonesia harus bangga akan hal ini. Budaya merupakan suatu kebiasaan yang memiliki nilai-nilai penting dan mendasar yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi (Pratiwi dan Sudaryanti, 2016). 

Salah satu budaya asli Blambangan adalah tari gandrung yang sudah ada dan berkembang sejak tahun 1700-an dan dianggap sebagai yang tertua (Anugrajekti dkk., 2022).  Tari gandrung dianggap sebagai pedoman dalam menentukan sikap dan perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari yang telah diwariskan secara turun-temurun (Mertha, 2014).  

Tari Gandrung merupakan kesenian yang ditampilkan dalam bentuk tarian dan nyanyian dengan iringan musik khas Jawa-Bali dan merupakan kesenian tertua di Banyuwangi yang lahir ketika masyarakat daerah tersebut membuka hutan untuk membuat kota baru yang sekarang bernama Banyuwangi (Anoegrajekti, 2010).

Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten yang memiliki banyak kesenian tradisional di Jawa Timur. Masyarakat banyuwangi melestarikan dan menjunjung tinggi kesenian warisan nenek moyang, khususnya masyarakat osin, masyarakat adat banyuwangi atau "wong bulambangan" yang merupakan sebagian besar penduduk beberapa kecamatan di kabupaten Banyuwangi. 

Kesenian ini selalu menjadi bagian dari kegiatan seperti upacara, tradisi bahkan acara besar seperti HUT Kota Banyuwangi dan festival tahunan. Di antara sekian banyak kesenian, tari Gandurung merupakan salah satu kesenian khas Banyuwangi dan menjadi simbol daerah.

 Gandurung merupakan salah satu kesenian perwakilan Kabupaten Banyuwangi dan juga merupakan lambang Kabupaten. Kesenian Gandurung merupakan salah satu simbol dan bukti perkembangan seni budaya peninggalan zaman Kerajaan Brambangan (shanti dan Arsiniwati, 2018).

Tari Gandrung (Sumber: sekolahnesia.com)
Tari Gandrung (Sumber: sekolahnesia.com)

Tari Gandrung yang berasal dari bahasa Banyuwangi berarti suka, tergila-gila atau terpesona.   Masyarakat Banyuwangi pada umumnya memaknai tari gandrung sebagai bentuk kekaguman atau keterpesonaan masyarakat Blambangan yang agraris terhadap Dewi Sri sebagai Dewi Padi yang membawa kemakmuran bagi masyarakat.  

Pada awalnya, tari gandrung tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hiburan semata, namun sebagai ekspresi untuk menjelaskan penindasan dan perlawanan masyarakat zaman dahulu terhadap penjajah. 

Tari Gandurung merupakan warisan budaya yang erat kaitannya dengan identitas masyarakat banyuwangi. Sebuah bentuk kesenian tradisional dengan unsur ritual dan hiburan, tari Gandung memuat nilai-nilai yang mencerminkan  kebanggaan dan kearifan lokal khas Banyuwangi. 

Dalam konteks sense of place, tari Ghandrung tidak hanya berfungsi sebagai hiburan tetapi juga sebagai ekspresi budaya yang mempengaruhi cara pandang masyarakat terhadap suatu daerah. Sebagai simbol keberagaman budaya Banyuwangi, Tari Ghandrung memberikan pengalaman mendalam kepada penonton dan menghubungkan mereka dengan warisan budaya kuno. 

Tari Gandurung pertama kali berkembang pada abad ke-16 di Kerajaan Bulbangan yang berpusat di Banyuwangi sebagai bentuk perayaan penyambutan tamu agung. 

Sebagai tarian yang memadukan unsur musik, gerak tubuh, dan kostum unik, tari Gandung telah banyak mengalami perubahan sepanjang sejarahnya, namun tetap mempertahankan esensinya sebagai bagian dari tradisi banyuwangi (Arjawa, 2016). 

Salah satu elemen kunci dari tari Ghandrung adalah peran penari dengan kostum khas memegang payung dan kipas, mengekspresikan kemegahan dan keindahan alam banyuwangi. Oleh karena itu, tarian ini menjadi simbol keindahan alam dan kekayaan budaya daerah ini. 

Gandrung merupakan kesenian yang awalnya ditarikan oleh Lanang (laki-laki), namun seiring berjalannya waktu dan faktor tertentu mulai ditarikan oleh Perempuan

. Yang masih terjadi di masyarakat banyuwangi adalah masih banyak dari mereka yang belum mengetahui asal muasal kesenian gandurung. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang tari Ghandrung yang awalnya dibawakan oleh pria, dan menjamurnya karya tari Ghandrung lama dan baru yang dibawakan oleh perempuan.

Tari Gandurung juga merepresentasikan interaksi manusia dengan alam yang merupakan salah satu ciri khas budaya banyuwangi. Seperti yang dijelaskan Rahardi dan Yutantui (2020), gerak tari Gandung mencerminkan kekuatan alam yang ada di Kabupaten Banyuwangi seperti ombak, angin, dan matahari yang mempengaruhi kehidupan masyarakat sehari-hari.

Unsur-unsur tersebut memberikan kesan bahwa tarian ini merupakan salah satu bentuk komunikasi antara manusia dengan alam lingkungannya, mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keseimbangan antara keduanya.

 Tari Ghandrung bukan sekedar hiburan, namun juga sebagai bentuk penghormatan terhadap alam dan nenek moyang kita yang mewariskan budaya tersebut. Selain itu, tari Gandung juga berperan penting dalam menciptakan rasa tempat di kalangan masyarakat banyuwangi.

Tari Gandrung menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai acara dan perayaan budaya Banyuwangi, seperti festival tahunan Ghandrung Sewu. Festival ini tidak hanya menarik wisatawan tetapi juga mempererat ikatan sosial antar warga Banyuwangi. 

Kehadiran tari Ghandrung pada acara ini memperkuat identitas lokal Banyuwangi sebagai daerah yang kaya akan tradisi dan budaya. Oleh karena itu, tari Ghandrung merupakan simbol penting untuk membangun kebanggaan terhadap identitas lokal dan mempererat hubungan antara masyarakat dan tempat di mana mereka tinggal. 

Lebih dari itu, Tari Gandrung juga berperan sebagai daya tarik wisata budaya yang memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian lokal. Dalam konteks ini, sense of place tidak hanya berhubungan dengan identitas budaya, tetapi juga dengan pembangunan ekonomi. 

Melalui kesenian ini, Banyuwangi tidak hanya mempertahankan warisan budayanya, tetapi juga meningkatkan popularitas daerah tersebut sebagai destinasi wisata budaya yang menarik, sekaligus memberikan kesempatan kepada masyarakat setempat untuk berpartisipasi dalam pengembangan sektor pariwisata.

Tari Gandrung, dengan segala keunikan dan kekayaan makna yang terkandung di dalamnya, telah menjadi elemen yang tak terpisahkan dari sense of place Banyuwangi. Tidak hanya sebagai sarana hiburan, tetapi juga sebagai simbol identitas budaya yang memperkuat ikatan emosional masyarakat terhadap daerahnya. 

Melalui Tari Gandrung, masyarakat Banyuwangi dapat merayakan dan menghargai tradisi mereka, sambil memperkenalkan kekayaan budaya daerah mereka kepada dunia luar.Tari gandrung merupakan tarian yang harus di lestarikan agar sense of place Banyuwangi terus terjaga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun