Dunia anak adalah dunia bermain. Bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain adalah suatu strategi untuk mengembangkan aspek perkembangannya. Hakikatnya, apapun pembelajaran yang disampaikan kepada anak-anak akan lebih menarik jika disampaikan sambil bermain karena sejatinya proses itu lebih baik dari pada hasilnya. Pada abad 21 ini adalah masa dimana pembelajaran berpusat pada anak tanpa intervensi dari guru, sehingga anak mempunyai peluang besar dalam memainkan daya imajinasinya.
Orang tua maupun guru memiliki peranan penting dalam menstimulasi anak agar menjadi anak yang berkarakter. John Locke(1), memandang anak sebagai kertas putih. Teori ini memandang bahwa pada saat lahir anak tidak berdaya dan tidak memiliki apa-apa, lingkunganlah yang membentuk dan memberi warna pada kertas putih.
Sejak dini, ajaklah anak-anak berperan aktif dalam setiap kegiatan yang ada di dalam rumah, salah satunya yaitu fun cooking. Fun cooking adalah kegiatan mengolah bahan makanan yang menyenangkan anak. Selaras dengan pembelajaran abad 21 yaitu soft skill atau keterampilan atau lebih  lebih dikenal dengan istilah 4C, yaitu Critical Thinking (berpikiran kritis), Collaboration (kemampuan bekerja sama), Communication (kemampuan berkomunikasi), Creativity (kreatifitas). Jadi, dengan kegiatan fun cooking mencakup pembelajaran 4C.
Kegiatan bermain fun cooking juga dapat meningkatkan enam aspek perkembangan anak usia dini diantaranya adalah aspek perkembangan nilai agama dan moral, aspek perkembangan fisik motorik, aspek perkembangan bahasa, aspek perkembangan kognitif, aspek perkembangan sosial emosional dan aspek perkembangan seni.
1. Aspek Perkembangan Nilai Agama Dan Moral
Nilai agama dan moral adalah perilaku anak didalam lingkungannya sesuai dengan agama yang dianutnya. Orang tua dan keluarga memilik andil yang besar dalam membentuk perilaku anak dalam bersosial. Diantara nilai agama dan moral yang tertuang dalam STTPA Kurtilas adalah bersyukur dan penolong.
Kegiatan fun cooking mengajarkan anak untuk mensyukuri setiap makanan yang bisa dinikmati serta bersikap saling menolong yang dimulai dari dalam keluarga. Anak terbiasa membantu pekerjaan yang ada di rumah, begitu juga dengan memasak bersama ibu di dapur. Pembiasaan-pembesiaan sekecil apapun akan berdampak sangat luar biasa dikehidupannya kelak.
2. Aspek Perkembangan Fisik Motorik
Kegiatan fun cooking lebih banyak melibatkan motorik halus. Menurut Sujiono(2), gerakan motorik halus yaitu suatu Gerakan yang hanya melibatkan otot-otot kecil dalam tubuh, yaitu seperti keterampilan dalam menggunakan jari-jari tangan dan gerakan yang dilakukan oleh pergelangan tangan dengan tepat. Selaras dengan STTPA Permendikbud No. 137 Tahun 2014, motorik halus mencakup kemampuan dan kelenturan menggunakan jari dan alat untuk mengeksplorasi dan mengekspresikan diri dalam berbagai bentuk.
Kegiatan fun cooking banyak sekali aktifitas yang melibatkan koordinasi otot otot kecil dan mata, diantaranya adalah memegang sendok, memegang gelas untuk menuangkan air, mengambil atau memasukkan bahan serta mencetak adonan.
3. Aspek Perkembangan Bahasa
Kemampuan anak mengekspresikan bahsanya dalam bertanya, berkomunikasi secara lisan adalah salah satu aspek perkembangan anak yang perlu distimulasi untuk menghindari speech delay atau keterlambatan bicara.
Kegiatan fun cooking, mengajarkan anak aktif berkomunikasi, memahami instruksi ibu/guru untuk mencampurkan bahan, bertanya tentang volume bahan yang akan dicampur serta dapat mengekspresikan perasaannya apabila hasil masakannya sudah matang.
4. Aspek Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget(3), perkembangan atau kemampuan kognitif adalah kemampuan berfikir. Kemampuan itu akan diperoleh dari banyak belajar untuk berfikir. Kegiatan fun cooking mengajarkan anak bagaimana berfikir logis. Anak mampu mengenal bahan dan alat membuat masakan, anak mampu memerinci cara pembuatannya, anak mampu merasakan sentuhan halus-kasar, anak mampu membedakan rasa dan masih banyak lagi yang bisa anak eksplor dalam kegiatan fun cooking.
5. Aspek Perkembangan Sosial-Emosional
Aspek sosial-emosional adalah suatu suatu kepekaan anak untuk memahami perasaan orang lain ketika berinteraksi dengan orang lain. Adapaun kepekaan tersebut meliputi tanggung jawab, kerjasama, toleran, disiplin, mematuhi aturan dan sebagainya.
Kegitan fun cooking mampu mengembangkan aspek sosial emosiaonalnya karena anak bekerjasama dengan ibu/teman untuk menyelesaikan masakannya, anak bertanggung jawab untuk menyelesaiakn masakannya hingga tuntas, anak juga mematuhi aturan yang telah disepakati bersama seperti tidak boleh dekat dekat dengan api, tidak menggunakan pisau/gunting tanpa pengawasan orang tua, dan sebagainya.
6. Aspek Perkembangan Seni
Berpacu pada STTPA Kurtilas, aktifitas seni mampu meningkatkan daya cipta serta kreatifitas anak yang bersifat individual. Pada kegiatan fun cooking anak akan leluasa untuk mengekspresikan kreatifitasnya dalam membentuk, memberi toping serta mengkreasikan setiap masakan yang diolahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anita yus. Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta. Kencana. 2011
Ari Kusuma Sulyandari. Perkembangan Kognitif Dan Bahasa Anak Usia Dini. Indonesia. Guemedia Group. 2021
Achmad Afandi. Buku Ajar Pendidikan Dan Perkembangan Motorik. Ponorogo. Uwais Inspirasi Indonesia. 2019.
Penulis: Dina Mafruhah, S.Pd.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H