Diketahui, pada bagian hulu industri nikel di Sulawesi Tengah, pertumbuhan industri ini dimotori oleh puluhan perusahaan swasta pemegang izin usaha pertambangan (IUP) yang menambang puluhan juta ton bijih nikel.
Lalu lanjut ke sektor hilir, di Sulawesi Tengah diketahui terdapat industri pengolahan nikel bernilai tambah, salah satunya yaitu Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Kabupaten Morowali. Industri pengolahan nikel ini terus bertumbuh pesat hingga hasilnya pun melesat. Ditambah lagi kondusifnya iklim investasi yang terjadi, sehingga masuknya ragam investasi menjadikan kawasan IMIP terus melaju.
Nurdin pun lebih lanjut juga menyatakan bahwa kegiatan di sektor industri nikel yang berada di Sulawesi Tengah, diharapkan dapat memberikan kontribusi fiskal kepada Provinsi Sulawesi Tengah.Â
Dan, agar industri bisa berkontribusi fiskal terhadap daerah sekitarnya juga perlu langkah-langkah yang dilakukan pemerintah setempat yaitu Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dan Pemerintah Kabupaten. Beberapa langkah bisa dilakukan Pemprov Sulawesi Tengah untuk mendukung industri pengolahan nikel lebih maju.
Seperti bersama-sama dengan Kementerian ESDM serta Pemerintah Kabupaten di mana kedua industri pengolahan nikel itu berada untuk menertibkan IUP-IUP yang bermasalah dan juga praktik penambangan ilegal. IUP yang bermasalah harus dicabut dan diberikan kepada BUMD/Perseroda. Dengan cara ini pemerintah daerah bisa memperoleh manfaat fiskal dari adanya kehadiran industri pengolahan nikel yang ada di Kabupaten Morowali dan Morowali Utara ini.
Diketahui bersama, Pemprov Sulteng bersama Pemkab Morowali dan Morowali Utara juga wajib menggiatkan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau Perseroda untuk terlibat aktif di semua ekosistem industri pengolahan nikel di Sulawesi Tengah.
Sulawesi Tengah. Dahulu dipandang sebelah mata. Namun, kini menjadi sebuah patron yang telah menggerakkan semangat industrialisasi. Sebuah semangat yang tak kan pernah luntur dan pudar untuk sebuah kalimat. Masa depan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H