Sudah mulai terlihat bukan bagaimana masyarakat agraris "berpindah" menjadi masyarakat industri? Mari kita lanjutkan ke industri 3.0. Peran manusia bukan menjadi yang utama pada industri 3.0, paket teknologi yang meliputi komputer dan robot hadir sebagai mesin bergerak dan "berpikir" secara otomatis. Canggih sekali, kan?
Zaman dahulu, ukuran komputer tidak seperti sekarang. "Komputer purba" yang diberi nama Colossus digunakan dalam era perang dunia II untuk memecahkan kode buatan Nazi Jerman. Ukurannya pun sebesar ruang tidur! Komputer tersebut dapat bekerja melalui pita kertas yang membutuhkan daya listrik sebesar 8.500 watt. Kini, pengendali lini produksi sudah digantikan posisinya oleh komputer dan robot.
Industri 4.0: Teknologi Otomatisasi X Teknologi Siber
Berawal dari sebuah proyek dalam strategi teknologi canggih pemerintah Jerman yang mengutamakan komputerisasi pabrik inilah revolusi industri 4.0 lahir. Industri 4.0 merupakan sebuah tren yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi siber. Bayangkan saja betapa cerdasnya teknologi ini dalam membantu kehidupan manusia!
Revolusi industri 4.0 memberikan dampak baik yakni menciptakan lapangan pekerjaan baru, sejumlah profesi baru, dan lahirnya usaha-usaha baru yang tidak dapat kamu temui di industri 1.0 sampai 3.0.
Tidak ingin tertinggal dengan negara-negara lainnya, industri Tanah Air juga harus berkembang. Menurutmu, apakah Indonesia sudah sepenuhnya siap memasuki industri 4.0, sedangkan negara lain sudah berlomba-lomba menyongsong era industri 5.0?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H