Layaknya batubara yang diberi kebijakan royalti hingga 0%, nikel kadar rendah yang ada di Indonesia akan segera mendapatkan kebijakan istimewa pula. Menurut Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Septian Hario Setio, hal ini tengah dilakukan oleh pemerintah guna mendorong pengembangan baterai kendaraan listrik di Indonesia.Â
Setio menjabarkan bahwa nantinya kebijakan tersebut terdiri dari pengurangan royalti bijih limonite, bijih nikel kadar rendah yakni 1,1% dan 1,2% yang tidak dapat digunakan untuk proses pembuatan NPI (nickel pig iron) atau stainless steel. Bahan baku kadar rendah ini nantinya dapat diproses dengan teknologi HPAL (High Pressure Acid Leaching).Â
Adanya kebijakan pengurangan royalti nikel kadar rendah ini juga untuk mendorong produksi baterai kendaraan listrik dalam negeri. Harapannya, produksi itu dapat berasal dari pemanfaatan sumber energi yang rendah emisi seperti energi surya sekaligus hidro. Hal ini diterapkan karena adanya kecenderungan investor atau perusahaan yang mulai sadar dengan penggunaan green energy saat mengolah bahan baku.Â
Orias Petrus Moedak selaku CEO MIND ID berpendapat bahwa insentif untuk komoditas nikel kadar rendah ini diperlukan, sama halnya seperti komoditas batubara yang diberlakukan pengenaan royalti hingga 0% untuk program hilirisasi. Nantinya, nikel dengan kadar rendah diharapkan dapat dimanfaatkan diolah kembali sebagai bahan baku pembuatan baterai electric vehicle.Â
Sebelumnya, nikel berkadar rendah dianggap bagaikan ampas yang tidak terpakai alias tidak memiliki kegunaan. Namun, dengan semakin canggihnya teknologi, nikel kadar rendah rupanya dapat diolah kembaliuntuk dimanfaatkan di masa depan.
Dengan adanya insentif kebihakan ini, nikel dapat menduduki posisi terpuncak dari pamor komoditas mineral di Indonesia. Sebab, selain harganya yang semakin melejit, nikel juga semakin diincar oleh banyak investor.Â
Lantas, apakah Indonesia akan segera meluruskan jalannya menuju investor yang akan memberikan kucuran dananya ke ekonomi Indonesia? Kita tunggu tanggal mainnya. Yang pasti, masyarakat dan seluruh elemen, menunggu dan bersiap bergotong-royong untuk memberikan yang terbaik bagi masa depan Indonesia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H