Kebijakan larangan ekspor bijih nikel dan didorongnya hilirisasi mineral nikel oleh pemerintah membawa dampak baik bagi pertumbuhan ekonomi negeri. Gebrakan hilirisasi mendorong Indonesia untuk memberikan nilai tambah pada semua mineral, termasuk nikel.
Seperti yang dijelaskan oleh Martin Pandiangan selaku Analis PT Pefindo, investasi smelter nikel memberikan kontribusi yang tidak kecil terhadap penanaman modal asing (PMA) di Indonesia dalam kurun waktu enam tahun terakhir.
Lewat acara Market Review IDX Channel, Martin menerangkan bahwa Indonesia tengah berusaha menjadi hub global dalam rantai pasokan kendaraan listrik. Dan dirinya berharap industri nikel dapat melampaui industri minyak sawit, yang diketahui sebagai ekspor terbesar kedua dalam jangka menengah.
Perkembangan industri nikel di Indonesia
Ibarat pahlawan super yang memiliki misi melawan para musuh untuk menyelamatkan dunia, sejauh mana perkembangan industri nikel di Tanah Air guna mencapai tujuannya sebagai pemain di industri kendaraan listrik?
Menurut penilaian Martin, jika dibandingkan dengan Tiongkok yang dikenal sebagai raja produsen nikel nickel pig iron (NPI), Indonesia sudah berada di posisi terbaik dalam pasar nikel global. Dalam urusan smelter, dari data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), negeri ini memiliki target untuk membangun 53 smelter di tahun 2024. Kabar baiknya, saat ini sudah ada 23 unit smelter telah beroperasi.
Meskipun regulasi mengenai larangan ekspor bijih nikel sempat mengganggu pasokan global, pemerintah memiliki harapan agar kelak investasi asing dapat bekerja sama dalam proyek industri pemurnian nikel.
Pemerintah mendukung penuh industri pertambangan nikel ini, regulasi yang dikeluarkan pun terbilang efektif. Mudahnya, "kita yang memiliki nikel, hak kita mau atau tidak mau untuk ekspor". Adanya dukungan dan regulasi, artinya pemerintah yakin dengan sumber daya manusia (SDM) dalam negeri. Bukan hanya itu, calon investor yang akan mengembangkan pabrik pun disambut ramah oleh para petinggi negara.
Memang, untuk menciptakan ekosistem baterai listrik (dari hulu ke hilir) di Indonesia tidak sebentar. Martin menilai bahwa pemerintah bisa memanfaatkan waktu untuk "mencuri hati" investor lebih banyak.
Meyakinkan mitra asing agar yakin berinvestasi di Indonesia tidak mudah, negara ini sudah berjalan sesuai dengan jalurnya, namun jangan kaget apabila ada pihak-pihak nakal yang ingin menjatuhkan satu mimpi besar Indonesia ini.
Akan ada solusi terbaik jika seluruh pihak saling bergandengan tangan dan mendukung satu sama lain. Menurutmu, apakah kita sudah bersatu untuk mewujudkannya?
Semoga saja sudah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H