Mohon tunggu...
Indah Dwi Rahayu
Indah Dwi Rahayu Mohon Tunggu... Lainnya - Semesta Membaca Tinta yang Tertoreh

If I might share my opinion, this world is hell, and our task is to create our own heaven - Eka Kurniawan, Beauty Is a Wound.

Selanjutnya

Tutup

Money

Pentingnya Transformasi Industri bagi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

15 Januari 2021   14:00 Diperbarui: 15 Januari 2021   14:03 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum Covid-19, topik kesehatan manusia telah dibahas oleh dunia, tak terkecuali Indonesia. Menurut pakar industri Dr. Wolfram Kalt dalam Eurasia Review, jauh sebelum WHO (World Health Organization) mengumumkan adanya pandemi Covid-19, masyarakat miskin tidak hanya menderita dari layanan kesehatan yang tidak memadai dan penyakit sudah terpapar buntut dari pencemaran lingkungan.

Polusi udara dari berbagai sumber seperti emisi karbon kendaraan saat berlalu lintas, kebakaran lokal, hingga kebakaran hutan telah memengaruhi kesehatan masyarakat.

bolehmerokok.com
bolehmerokok.com
Menurut WHO, polusi tersebut secara global telah membunuh sekitar 7 juta orang. Lalu, 9 dari 10 orang yang menghirup udara dengan tingkat polutan tinggi, membuat masyarakat rentan terhadap virus seperti Covid-19 yang secara khusus menyerang sistem kekebalan tubuh yang lemah, terutama di bagian paru.

Sebagai negara berkembang dengan penghasilan rendah dan menengah, Indonesia sekaligus negara global lainnya memfokuskan penanganan kesehatan. Di mana sistem kesehatan sering kurang berkembang dan tertinggal dalam pertumbuhan ekonomi.

Dr. Wolfram Kalt mengambil contoh Indonesia. Menurut laporan worldometers, jumlah populasi Indonesia mencapai 274,86 penduduk per 14 Desember 2020. Jumlah ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan populasi terbesar ke-4 di dunia, serta sebagai negara G-20 di Asia dengan pertumbuhan ekonomi yang baik dalam menghadapi Covid-19.

Pemerintah Indonesia saat ini telah berkomitmen untuk mengurangi emisi sebesar 29-41% pada tahun 2030. Hal ini terlihat dari penggunaan listrik yang berasal dari energi terbarukan, yang didominasi oleh energi panas bumi. Pemerintah Indonesia telah berjanji untuk meningkatkan porsi tersebut menjadi 23% dari energi terbarukan pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050.

dw.com
dw.com
Berkaitan dengan isu kesehatan serta energi keberlanjutan di masa depan, sepertinya Tanah Air membutuhkan transformasi industri berkelanjutan untuk masa depan Indonesia yang lebih baik dan hijau.

Indonesia membutuhkan pengembangan strategi yang sehat untuk mengurangi emisi, menciptakan lapangan kerja hijau, dan secara kontinu mempromosikan pertumbuhan ekonomi negara muda berdasarkan transisi bertahap ke ekonomi rendah karbon.

Dengan adanya transformasi industri, manfaat yang didapatkan lebih jelas. Karena, strategi industri berkelanjutan yang berfokus pada teknologi bersih, ekonomi sirkuler, dan energi terbarukan akan mempromosikan daya saing jangka panjang bagi Indonesia.

Penerapan transformasi industri ini tentunya akan menjadikan Indonesia sebagai mitra solid dalam memenuhi kewajiban internasional, seperti yang diimpikan pada Paris Agreement tahun 2015 lalu yang mendatangkan investasi hijau baru, dan mengurangi beban pada sistem perawatan kesehatan untuk mengurangi penyakit penyebab polusi udara.

validnews.id
validnews.id
Dan, tak lain dan tak bukan, memberikan kehidupan yang baik serta sehat bagi masyarakat kelas bawah, masyarakat yang rentan terpapar polusi dari industri.

Dengan investasi yang bernilai besar dan ekonomi yang semakin terkatrol naik, sudah saatnya Indonesia dan segala jajarannya beralih untuk 'mengadopsi' teknologi terbaru untuk transformasi industri. Agar, masyarakat dan seluruh elemennya dapat hidup berdampingan dengan sehat dan sejahtera.

Sudah siapkah kita bersama-sama menyongsong masa depan Indonesia yang lebih baik dengan pemanfaatan energi terbarukan milik kita?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun