Mohon tunggu...
indahretno arumsari
indahretno arumsari Mohon Tunggu... -

saya adalah mahasiswa transfer S1 PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen

Selanjutnya

Tutup

Music

Irama dan Melodi

3 Januari 2011   08:41 Diperbarui: 1 September 2020   18:36 77894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Steve Buissinne dari Pixabay

Irama adalah urutan rangkaian gerak yang menjadi unsur dasar musik dan tari (Jamalus, 1989). M. Soeharto (1986) menyatakan irama sebagai gerak yang teratur, di mana irama selalu mengikuti jalan melodi. Akan tetapi irama akan tetap berjalan walaupun melodi berhenti, sampai lagu berhenti.

1. Notasi Irama

Notasi irama berbentuk not dan tanda diam. Pengembangan konsep musik pada anak salah satunya adalah untuk mengembangkan konsep rasa irama. Rasa dapat dilatih melalui membaca notasi irama, misalnya: guru menulis notasi irama di papan tulis atau menggunakan chart irama, kemudian anak berlatih bertepuk dan berhenti sesuai notasi (tepuk dan diam).

2. Pulsa

Pulsa adalah rangkaian denyutan yang datang secara berulang dan teratur yang dapat dirasakan dan dikhayati dalam musik. Pulsa dapat pula terdengar, atau kelihatan (Jamalus, 1989). Ketukan yang dapat didengar disebut ketukan (beat).

Kecepatan jarak waktu bergeraknya pulsa ditentukan oleh satuan-satuan pulsa dan tempo yang digunakan. Tempo adalah pernyataan cepat lambatnya lagu, instrumen, atau vokal (Atan Hamdju, 1989).

Beberapa tanda tempo untuk menyatakan cepat lambatnya lagu antara lain:

a. Tempo pernyataan lagu lambat: (1) larggissimo, lentissimo; sangat lambat, (2) adagio, lento, largo; lambat, (3) largietto, adagietto; kurang lambat.

b. Tempo sedang: (1) adantino; sedang lambat, (2) moderato; sedang, (3) adante; sedang.

c. Tempo cepat: (1) allegro; kurang cepat, (2) presto; cepat, (3) allegro vivace; cepat sekali.

d. Perubahan: (1) accelerando atau accel; makin cepat, (2) rillentando atau rall;bertambah lambat, (3) ritardando atau rit; berkurang cepatnya, (4) a tempo; kembali ke tanda tempo asal, (5) fermata; diperpanjang.

3. Metronom Maelzel

Metronom Maelzel adalah alat yang dipakai untuk mengukur tempo, yaitu alat yang berbentuk piramida dengan petunjuk jarum yang dapat bergerak bolak-balik di muka sebuah skala (Atan Hamdju, 1989:91). Metronom diketemukan oleh seorang Belanda De Wickel (1815) dalam bentuk yang sangat sederhana sekali dan disempurnakan oleh Johan Nepomuk Maelzel (Swiss, 1838). Metronom ditulis dengan M.M. di atas kiri lagu beserta tanda tempo.

B. BIRAMA

Birama atau metrum atau maat ialah ketukan-ketukan (tekanan-tekanan) yang datang berulang-ulang dengan teratur dalam waktu yang sama (Atan Hamdju, 1989:26). Birama juga dapat diartikan ayunan rangkaian gerak kelompok beberapa pulsa, yang pulsa pertamanya mendapat aksen kuat sedang pulsa lainnya tidak, berlangsung secara berulang-ulang dan teratur (Jamalus, 1989).

Penulisan birama perulangan yang satu dengan yang berikutnya dibatasi oleh garis tegak lurus yang disebut satu birama. Misal lagu ditulis dengan birama 2/4 berarti setiap birama terdapat 2 ketukan, tiap ketukan bernilai 1/4. Jenis-jenis birama, sebagai berikut:

1. Birama Binair (genap), yaitu lagu bertekanan kelipatan dua, yang terdiri dari:

a. Tunggal (sederhana) ; 2/1, 2/2, 2/4, 2/8, 2/16.

b. Majemuk (campuran) ; 4/1, 4/2, 4/4, 4/8.

2. Ternair (ganjil)

a. Tunggal (bersahaja) ; 3/1, 3/2, 3/4, 3/8, 3/16.

b. Majemuk (campuran) ; 6/2, 6/4, 6/8, 6/16, 9/2, 9/4, 9/8, 9/16, 12/4, 12/8, 12/16.

3. Birama menyimpang dari binair dan ternair;

5/4 (3/4 + 2/4) atau (2/4 + 3/4)

7/4 (3/4 + 4/4) atau (4/4 + ¾)

4. Birama gantung; jika kita perhatikan banyak lagu yang pada biramanya kurang (tidak genap sesuai tanda birama), misalnya: Lagu Indonesia Raya pada birama awal hanya terdapat satu ketukan, kekurangan ketukan itu dilengkapi pada birama terakhir lagu tersebut. Hal ini berarti lagu tersebut mempunyai birama gantung.

Penulisan tanda birama diletakkan sebelah kiri atas lagu dilanjutkan nada dasar lagu tersebut. Misalnya:

3/4 C = do

a. Pembilang berguna untuk menunjukkan jumlah ketukan dalam tiap birama.

b. Penyebut digunakan untuk menunjukkan nilai dari tiap ketukan.

Notasi birama terdiri dari:

1. Tanda birama; ialah tanda berbentuk bilangan pecahan bersusun yang menunjukkan birama mana yang digunakan pada sebuah lagu.

2. Ruang (ruas) birama; tempat untuk menuliskan notasi kelompok irama yang termasuk dalam satu ayunan birama, terletak diantara dua garis birama.

3. Garis birama; garis dalam notasi musik yang membatasi ruang (ruas) birama (birama satu dengan birama berikut atau sebelemnya).

4. Garis penutup; ialah garis birama yang terdiri dua garis; garis pertama tipis dan garis kedua tebal pada akhir penulisan notasi lagu.

C. POLA IRAMA

Pola irama ialah sekelompok bunyi dengan susunan tertentu dalam satu atau beberapa birama yang muncul secara berulang-ulang dan teratur dalam sebuah lagu. Beberapa pola irama adalah sebagai berikut:

1. Pola irama rata; merupakan pola irama dengan pembagian yang rata (sama atas pulsa).

2. Pola irama tidak rata; merupakan pola irama yang pembagian antara pola dengan pulsa tidak sama.

3. Pola sincope; terjadi apabila aksen kuat dipindahkan dari pulsa yang seharusnya mendapat tekanan ke pulsa yang seharusnya tidak mendapat tekanan.

4. Pola suku bangsa; merupakan ciri khas yang dikaitkan dengan irama musik yang digunakan oleh suatu suku, daerah, atau bangsa. Misalnya: irama melayu, india, latin, arab, samba, tanggo, dan sebagainya.

5. Pola ostinato; merupakan pola irama yang dinyanyikan berulang-ulang. Jika diulang lebih dari satu macm disebut ostinati.

6. Polirotmik; penggunaan bermacam pola irama secara serentak.

7. Polimerik; penggunaan pola irama yang berbeda antara satu instrumen dengan instrumen lainnya.

D. MEMBIRAMA

Membirama merupakan penyederhanaan istilah dirigen (Belanda) atau conduktor dari kata conduction (Inggris) yang dapat diartikan sebagai teknik dan seni memimpin permainan musik bersama.

Membirama merupakan keterampilan-keterampilan yang berujud pola-pola isyarat dengan menggunakan gerakan tangan dalam memimpin sajian musik secara bersama-sama. Gerakan membirama berupa gerak ke atas , ke bawah, dan ke samping (vertikal dan horisontal).

Conduktor atau dirigen memiliki peran penting dalam kegiatan musik bersama, agar tiap komponen musik tidak berjalan sendiri-sendiri, melainkan terarah, terkoordinasi, dan terpadu sesuai dengan irama, dinamika, phasering, dan tempo yang dikehendaki, sehingga menghasilkan karya musik yang mompak, indah, dan harmonis.

II. MELODI

Melodi dapat diartikan sebagai susunan rangkaian nada (bunyi dengan getaran teratur) yang terdengar berurutan serta berirama dan mengungkapkan suatu gagasan.

A. BUNYI

Bunyi ditimbulkan oleh suatu benda yang bergetar, kemudian melalui udara bunyi tersebut sampai ke telinga manusia. Jika sumber bunyi bergetar dengan cepat maka bunyi yang dihasilkan tinggi, jika sumber getarannya lambat bunyi kedengaran rendah. Bunyi dibedakan menjadi dua yaitu:

- Gaduh; merupakan bunyi yang tidak teratur getarannya, yaitu bunyi yang selalu berubah baik lama maupun kecepatan getaran.

- Nada; adalah bunyi teratur getaran, baik lama maupun kecepatan getarannya. Nada dapat dihitung dan tetap (tidak mengalami perubahan). Nada disebut juga laras atau not.

1. Tinggi Nada

Tinggi nada ditentukan oleh jumlah getaran tiap detik, makin banyak jumlah getaran perdetik, maka makin tinggi bunyi. Dari hasil penyelidikan diperoleh perbandingan frekuensi suara itu dari satu suara ke suara berikutnya, yaitu:

c

-

d

-

e

-

f

-

g

-

a

-

b

-

c

do

re

mi

fa

sol

la

si

do

24

:

27

:

30

:

32

:

36

:

40

:

45

:

48

Perbandingan-perbandingan yang tetap dinamakan interval (jarak dari satu nada ke nada yang lain lebih tinggi atau lebih rendah.

2. Mengukur Tinggi Nada

Tinggi nada dapat disimpan dalam alat-alat, yaitu:

a. Garpu tala (Stemvork)

Dipakai untuk mengukur tinggi suara manusia dalam nyanyian atau vokal yang dibunyikan dengan cara diketok.

b. Stemfluit (pitch pipe)

Dipakai untuk menyetem alat-alat musik seperti biola, gitar, dan sebagainya yang dibunyikan dengan cara ditiup.

B. NOTASI MELODI

1. Notasi Huruf John Curwen

Notasi huruf merupakan notasi yang paling mudah yang didasarkan pada bunyi nadanya. Kita membaca notasi melodi dengan do re mi fa sol la si do'. Notasi ini dikemukakan oleh John Curwen (1816-1880) seorang tokoh perkumpulan gereja di Inggris.

2. Notasi Huruf (musik)

Notasi huruf merupakan notasi yang ditulis dengan huruf terdiri dari tujuh huruf dengan urutan c d e f g a b ditambah 0 (nol) untuk tanda diam. Urutan c sampai b dinamakan tangga nada yang terdiri dari tujuh nada yang disebut oktaf.

3. Notasi Angka (Cheve)

Notasi ini merupakan notasi pertolongan untuk mempermudah mempelajari musik, akan tetapi fenomena sampai sekarang ini penulisan ini menjadi notasi yang dianggap pokok terutama kaum awam, sehingga mereka menganggap notasi inilah yang disebut notasi musik. Kelemahan notasi ini terbatas hanya pada tiga oktaf saja, tidak memiliki tinggi nada yang tetap, sebab tinggi nada yang diperbandingkan antara satu dengan yang lain. Notasi ini juga terbatas untuk penyajian musik lanjut, sehingga anak mengalami hambatan jika mempelajari notasi musik sebenarnya. Keuntungannya penggunaan notasi cheve sangat cepat sebagai langkah terobosan.

4. Notasi Musik

Notasi musik mula-mula dipakai pada tahun 300, tetapi masih sangat sederhana dan berbeda-beda. Di Jerman dan Italia berbentuk titik-titik dan lainnya garis.

Guido Arezzo memulai sistem empat garis, sehingga ia dapat menemukan sistem Hexakor do - re - mi (notasi angka). Sesudah itu pada tahun 1054 Hermanus Contractus telah berhasil menulis notasi interval dengan jarak nada. Barulah pada permulaan tahun 1501, digunakan pemakaian lima garis dengan sempurna, seperti yang digunakan sekarang.

C. TANGGA NADA

Tangga nada adalah susunan (deretan) nada-nada yang memiliki jarak-jarak tertentu di antara satu nada dengan nada lain.

1. Tangga Nada Diatonis

Adalah tangga nada yang mempunyai jarak satu dan setengah nada. Tangga nada diatonis dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Tangga nada mayor

Tangga nada mayor (Inggris), Majeur (Perancis), Grota terts/Terts Besar (Belanda) ialah tangga nada yang dimulai dari do dan diakhiri do´. Tangga nada mayor memiliki jarak:

1 1 ½ 1 1 1 ½

c d e f g a b c´

Tangga nada mayor memiliki sifat gembira.

b. Tangga nada minor

Tangga nada minor (Inggris), mineur (Perancis), M Moll (Jerman) Terts kecil/kleane terts (Belanda) ialah tangga nada yang dimulai la dan diakhiri la´ (satu oktaf lebih tinggi). Memiliki sifat sedih, tenang, sentimentil. Macam-macam tangga nada minor:

1) Minor asli; memiliki interval 1 ½ 1 1 ½ 1 1

2) Minor harmonis; pada prakteknya memiliki perbedaan dengan minor asli untuk tangga nada dibaca ke atas dan kesamaan jika dibaca ke bawah. Not g dinaikkan ½ nada.

3) Minor melodis; not f dan g dinaikkan ½ nada.

4) Minor zigana; memiliki interval 1 ½ 1½ ½ ½ 1½ ½

2. Tangga Nada Kromatis

Tangga nada chromatic (Inggris), Chromatisch (Jerman/Belanda) yaitu jarak setengah nada.

3. Tangga Nada Debussy

Adalah tangga nada yang menggunakan susunan jarak satu nada. Susunan tangga nada ini dikemukakan oleh Claude Debussy (Perancis).

4. Tangga Nada Pentatonis

Tangga nada ini dipakai di Tiongkok dan Jepang, sedangkan di Indonesia dipakai pada "Gambang Kromong"

5. Tangga Nada Pelog dan Slendro

Adalah tangga nada daerah dengan ukuran atau jarak tersendiri, dipakai pada musik gamelan Sunda, Jaw dan Bali.

D. MACAM-MACAM PERKUNCIAN

Kunci pada garis paranada berfungsi untuk menunjukkan tempat not pada tiap garis dan spasi yang dipakai suatu tanda, tanda tersebut dinamakan tanda kunci. Tanda kunci sesungguhnya harus dilengkapi dengan tanda mula, yaitu tangga yang menunjukkan nada dasar suatu tangga nada, misalnya: tanda mula 2 #, maka nada dasarnya adalah D = do, ini berarti nada do terletak pada spasi di bawah garis paranada, 1 b atau satu mol, maka nada dasarnya F = do, maka do terletak pada spasi I.

Fungsi tanda kunci pada notasi balok adalah untuk menentukan letak salah satu nada, sehingga dengan diketahuinya salah satu nada, maka nada lainnya dengan mudah ditemukan dengan menghitung urutan nada c-d-e-f-g-a-b-c.

Dalam teori musik, dipakai tiga macam tanda kunci, yaitu: kunci G atau kunci biola, kunci F atau kunci bas, dan kunci C atau kunci alto.

E. TANDA KROMATIK

Tanda kromatik (Kroma = warna) ialah tanda yang dipakai untuk mengubah suatu nada lebih tinggi ½ nada, lebih rendah ½ nada, atau mengembalikan ke nada asal.

1. Tanda kruis (#)

Ialah tanda kromatik yang digunakan untuk menaikkan ½ nada lebih tinggi dari nada asal. Nada yang telah diberi tanda kruis (#) dibaca dengan menambah "is". Nada dapat dinaikkan ½ nada sebanyak dua kali atau dinaikkan 1 nada lebih tinggi dengan menggunakan tanda kruis dobel (X) dan nada dibaca dengan menambah "is-is"

2. Tanda mol (b)

Adalah tanda kromatik yang dipakai untuk menurunkan (merendahkan) ½ nada lebih rendah dari nada asal. Nada yang diturunkan dibaca dengan menambahkan "es".

3. Tanda pugar (natural)

Digunakan untuk mengembalikan nada-nada yang sudah dinaikkkan atau diturunkan menjadi ke nada asal.

F. INTERVAL

Interval (Intervallum, selang nada, antar nada, atau suarantara) ialah jarak antara suatu nada ke nada lain, ke atas (naik), ke bawah (turun) menurut tingkat derajatnya.

Ciri-ciri bunyi interval nada tertentu, antara lain:

1. Prim; hanya terdengar satu nada (konsonan sempurna).

2. Sekond; besar dan kecil selalu disonan.

3. Terts; besar maupun kecil selalu baik (konsonan sempurna).

4. Kwart; yang berlebih masih terdengar baik, murni selalu baik, dan berkurang seperti terts besar.

5. Kwint; murni terdengar baik, berlebih bagus, kurang disonan.

6. Sekst; seperti pada terts besar maupun kecil selalu terdengar baik, skets kecil selalu baik untuk penutup lagu (dua suara) dalam paduan suara sekst dan terts banyak digunakan.

7. Septim; baik besar maupun kecil terdengar kurang baik (disonan), tetapi septim kecil justru sangat tepat sebagai penutup lagu. Dalam akor lengkap, septim menjelang penutup lagu (kalimat lagu) disebut dominan septim.

8. Oktaf; murni terdengar baik, berlebih seperti sekond kecil, dan yang berkurang seperti septim besar.

G. TANGGA NADA BERKRUIS DAN BERMOL

1. Kruis dan Mol pada Tangga Nada Mayor

Tangga nada berkruis dan bermol adalah tangga nada yang susunan deretnya memiliki nada berkruis atau bermol.

a. Tangga nada berkruis mayor

Untuk menyusun tangga nada baru berkruis yang baru perlu diperhatikan:

1) Jarak-jarak nada tetap 1 1 ½ 1 1 1 ½

2) Nada dasar tangga nada baru adalah nada ke lima (nada kwint) dari tangga nada lama

3) Tanda kruis baru selalu jatuh pada nada yang ke tujuh dari tangga nada baru

b. Tangga nada bermol mayor

Untuk menyusun tangga nada bermol digunakan 'kwint bawah" atau "kwart" dari tangga nada lama. Ketentuan menyusun tangga nada baru bermol adalah:

1) Jarak-jarak 1 1 ½ 1 1 1 ½

2) Nada dasar baru adalah kwint bawah atau kwart dari tangga nada lama

2. Kruis dan Mol pada Tangga Nada Minor

Dengan cara sama yaitu menggunakan nada kwint untuk tangga nada berkruis dan kwint bawah atau kwart dapat digunakan untuk menyusun tangga nada minor baru, dengan ketentuan:

a. Jarak 1 ½ 1 1 ½ 1 1

b. Gunakan nada kwint untuk tangga nada berkruis dan kwart atau kwint bawah untuk tangga nada bermol

c. Tanda kruis baru selalu jatuh pada nada keenam

Demikianlah sekilas irama dan melodi. Pada dasarnya antara irama dan melodi memiliki keterkaitan yang erat guna menghasilkan sajian musik yang memiliki nilai estetika yang tinggi. Sehingga akan dapat dinikmati oleh semua pendengar musik. Semoga paparan sedikit ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun