Mohon tunggu...
Indah NoviliaHutabarat
Indah NoviliaHutabarat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya suka melihat pemandangan, suka membaca, menonton dan menulis. Saya suka bertanya kepada orang yang bisa dan suka bertanya pertanyaan saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Kebudayaan Tari Topeng yang ada di Desa Tulus Besar: Perjalanan Singkat Penuh Keseruan Pembelajaran

11 Maret 2024   23:22 Diperbarui: 11 Maret 2024   23:25 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama Pak Amin dan rekan./dok. pri

Tari Topeng Malang adalah tarian tradisional Jawa Timur yang  sudah ada sejak 8 Masehi dan berkembang pesat pada masa Kerajaan Majapahit. Tari topeng ini pertama kali diciptakan oleh seorang Raja pada zaman dahulu. Zaman dulu tarian topeng disuguhkan untuk para leluhur, hal tersebut dikarenakan pada zaman dulu banyak Masyarakat Jawa belum ada yang mengenal Agama dan hanya meyakini kepercayaan terhadap benda-benda dan roh saja. Berbeda dengan masa sekarang, kepercayaan Masyarakat Jawa terhadap Agama sudah ada mulai dari keyakinan terhadap Agama Islam, Agama Kristen, Agama Katolik, Agama Hindu, Agama Buddha dan Agama Khonghucu.

Kali ini tim Modul Nusantara Kelompok Gajayana berkesempatan berkunjung ke salah satu Sanggar  Seni Lintang Pandu Sekar yang bertempat di Desa Tulus Besar kecamatan Tumpang. Sangar Tari ini didirikan oleh Bapak Amin pada Tahun 2008. Pak Amin sendiri adalah keturunan ke-7 dari keluarganya yang merintis sanggar tersebut.Selama kunjungan kami, Bapak Amin menjelaskan banyak hal terkait dengan sejarah dari Tari Topeng Malang. Tari Topeng ini sekarang sangat luas dan banyak di gemari anak-anak. Berbeda dengan zaman dahulu, yang mana Tari Topeng hanya bisa diajarkan pada anak yang sudah baligh (Dewasa) saja. Pada zaman dulu Tari Topeng ini dianggap sangat sakral  dan bukanlah sebuah hiburan, berbeda dengan masa sekarang, tari topeng bisa dikatakan sebagai "hiburan". Dulu tari topeng hanya dipersembahkan dihadapan dewa-dewa namun seiring berjalannya waktu tari topeng didapati ada di acara pernikahan sampai ada di rumah duka. Tokoh tari yang diperkenalkan kepada kami adalah karakter Panji dan Klono Sewandono.

Foto diambil saat kami tiba di sanggar/dok. pri
Foto diambil saat kami tiba di sanggar/dok. pri

Tokoh Panji ini dikenali oleh banyak orang dari seluruh dunia. Yang mana sekarang ini kita ketahui dengan nama Festival Panji Internasional. Panji ini mengambarkan kebaikan. Bukan hanya  karakter saja, tapi juga gambaran dari segi pendidikan, serta perilaku dan ada banyak hal yang digambarkan oleh Panji. Membuat topeng Panji ini, bukan hanya karakter saja, tapi juga mengaitkannyaa dengan alam. Terdapat hari, dan tanggal khusus yang ditentukan dalam membuat karakter topeng Panji. Dalam pembuatan topeng Panji, kayu yang akan ditebang tidak boleh sampai ke akar, dan harus disisahkan yang mana harapannya agar pohonya bisa tumbuh kembali. Pada zaman dulu, orang berpendapat bahwa topeng ini untuk menutup wajah orang yang sudah meninggal,dan topeng yang yang dipakai haruslah berasal dari kayu cendana, karena kepercayaan leluhur bahwa cendana bisa mengantarkan roh kepada yang Maha Kuasa.

Hingga pada masa kerajaan Majapahit, barulah Tari Topeng Malang ini  bisa digunakan sebagai hiburan atas kunjungan pada raja-raja yang datang ke kerajaan lain, yang mana hal ini hanya dikhususkan untuk kalangan bangsawan saja. Dan sekarang ini  Tari Topeng Malang sudah menyebar luas.

Pada saat kunjungan pada hari sabtu, 9 maret 2024, kami juga diajarkan Tarian dasar Tari Topeng Malang. Kami semua belajar tariannya dengan diajarkan langsung oleh Bapak Amin. Ia juga menunjukkan pada kami sebuah persembahan seni tari topeng yang sangat baik.

Foto bersama Pak Amin dan rekan./dok. pri
Foto bersama Pak Amin dan rekan./dok. pri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun