Macito adalah bus warna-warni dengan jendela terbuka yang sudah beroperasi sejak Oktober Tahun 2022. Dilengkap dengan kursi yang ada di dalamnya, 1 kursi dapat di duduki oleh 2 orang penumpang dan bus ini juga jendela terbuka membuat pemandangan di Malang yang terasa semakin jelas.
Untuk dapat menaiki macito tidak dikenakan biaya apapun alias gratis.
Saat dalam perjalanan, Malang memang sedang dalam keadaan hujan akan tetapi itu tidak membuat keindahan dan semangat untuk menaiki macito hilang. Â Untuk halte atau tempat bus macito ini berada di Kec. Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur.Â
Selama perjalanan berada di dalam bus, kami benar-benar menikmati perjalanan dengan angin yang dating karena bus ini tidak memiliki jendela tertutup.
Dan untuk ikon-ikon Rute Macito antara lain
-Alun-alun Tugu Malang yang dibangun pada tahun 1920
-Balai Kota Malang yang dibangun sejak 1927-1929
-Simpang Rajabali 1936
-Kawasan Kayutangan Heritage (Kawasan yang dirancang unik mirip bangunan Eropa)
-Toko Es Krim Oen/Eskrim Oen, Merupakan kuliner legendaris Malang
-Gereja Kayutangen yakni Gereja Katolik tertua di Kota Malang
-Patung Chairil Anwar
-Toko Avia simpang PLN
-Masjid Agung Jami
-Alun-alun Malang
-Sarinah(Gedung hiburan bagi Kalangan Belanda untuk berdansa
-Gedung BI Malang
-Ramayana(dulunya penjara Wanita), Kantor Bupati, Kantor Pos
-Ijen Boulevard dan Monumen juang 45
Kira-kira waktu kami tim Gajayana menaiki Bus Macito berkisar 40 menit. Saat itu kami naik pada pukul 13.40 dan Malang saat itu sedang padat-padatnya, namun tetap menyimpan tetap seru naik Bus Macito. Dengan begitu naik Bus Macito bukan sekedar naik saja tetapi lebih ke menikmati yang sudah tampak di depan mata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H