Mohon tunggu...
Indah Nurat
Indah Nurat Mohon Tunggu... Mahasiswa - Perawat

Ora Et Labora

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Faktor Risiko Penyebab dan Pencegahan Kanker

11 Juni 2024   10:00 Diperbarui: 11 Juni 2024   11:35 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Konsumsi alkohol juga dapat meningkatkan risiko kanker kelenjar liur, saluran cerna, dan payudara. Alkohol dan metabolit utamanya, yaitu asetaldehida, dikategorikan sebagai karsinogen oleh IARC. Mekanisme alkohol sebagai karsinogen dapat dihipotesiskan oleh efek genotoksik dari asetaldehida, peningkatan konsentrasi estrogen, cellular stress, metabolisme folat yang terganggu, dan inflamasi yang dapat memicu mutasi DNA. Metabolisme etanol memiliki peran yang paling penting pada karsinogenesis karena dalam prosesnya memproduksi spesies oksigen reaktif (Ratna, 2017). 

Efek konsumsi alkohol dalam jumlah yang berlebihan menyebabkan perlemakan hati, hepatitis akut/kronik, dan sirosis yang pada tahap lanjut menjadi hepatokarsinoma di mana risikonya meningkat 3 hingga 10 kali lipat (Matsushita, 2019). Faktor terakhir yaitu Zat kimia dan polusi, sebuah meta-analisis terhadap polusi udara rumah tangga dari pembakaran bahan bakar padat menemukan adanya asosiasi dengan kanker mulut, serviks, dan saluran napas atas (Josyula, dkk. 2015). 

Pajanan okupasional juga dihubungkan dengan kanker, termasuk di antaranya asap bensin dan diesel, debu yang dapat terhirup (logam, silika), atau pekerjaan sebagai pengendara truk, pertambangan, pengecoran, atau bekerja dengan aspal (Loomis, 2018). Dampak karsinogenik dari polusi udara menyebabkan kerusakan melalui inaktivasi tumor suppressor gene dan aktivasi onkogen, perubahan dalam siklus sel yang bergantung pada TP53, ketidakstabilan kromosom, penghambatan apoptosis, dan induksi proliferasi sel somatik (Turner, dkk. 2020).

 Contoh lainnya adalah arsenik, senyawa yang tergolong metaloid yang bersifat karsinogenik bagi manusia. Jutaan orang di seluruh dunia terpapar arsenik secara kronis melalui  air, asupan makanan (ikan, makanan laut, biji-bijian), penggunaan pupuk, dan polusi udara. Arsenik dikaitkan dengan kanker kulit dan paru-paru (Martinez, dkk. 2011).

Kanker merupakan penyakit yang belum diketahui penyebab pastinya, namun dipengaruhi oleh banyak faktor seperti merokok/terkena paparan asap rokok, mengkonsumsi alkohol, paparan sinar ultraviolet pada kulit, obesitas dan diet tidak sehat, kurang aktifitas fisik, dan infeksi yang berhubungan dengan kanker. Para ahli memperkirakan  40% penyakit kanker dapat dicegah dengan mengurangi faktor risiko kanker.Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pencegahan faktor risiko tersebut dan meningkatkan program pencegahan dan pengendalian yang tepat (Moeloek, 2015). 

Menghindari atau mengurangi paparan langsung terhadap penyebab karsinogenik yang telah diketahui merupakan metode utama pencegahan kanker. Dua pendekatan utama untuk pencegahan kanker adalah modifikasi gaya hidup seperti olahraga, berhenti merokok, mengonsumsi suplemen gizi, dll. 

Kemudian pencegahan suatu infeksi (vaksin, dll.), yang keduanya telah terbukti efektif dalam jangka panjang dalam mencegah kanker. Melalui pencegahan sekunder, karsinogenesis dapat dihentikan, dihambat, atau dibalikkan. Teknik-teknik ini sering kali memerlukan identifikasi dini, manajemen, atau eksisi lesi prakanker. Sebagai tindakan pencegahan sekunder, skrining kolonoskopi dapat mengidentifikasi adenoma kolorektal atau keganasan kolorektal tahap awal. (Auline, dkk. 2023).

Menurut WCRF&AICR (1997) rekomendasi yang dikeluarkan untuk mencegah penyakit kanker adalah:

  • Menghindari polusi udara, air dan makanan di manapun berada, baik di rumah, di kantor  ataupun lingkungan sekitar.
  • Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan tempat hidup untuk mencegah infeksi yang dapat memicu kanker.
  • Memperbaiki konsumsi makanan sehari-hari agar semua zat-zat gizi yang diperlukan tersedia dalam tubuh setiap saat secara cukup tidak kurang dan tidak lebih.
  • Meningkatkan porsi sayuran dan buah-buahan sampai mencapai 400-800 gram per hari untuk memasok vitamin, mineral, antioksidan dan komponen bioaktif anti kanker lainnya.
  • Meminimalisir konsumsi sumber karbohidrat dari produk yang dimumikan seperti beras sosoh, tepung terigu mumi, dan gula pasir dan mensubstitusi sebagian dengan produk-produk seperti beras tanpa sosoh, tepung terigu utuh (whole wheat), jagung, ubi jalar, pisang, talas dan umbi-umbian lain.

Upaya  melawan kanker tidaklah sulit untuk dicapai dan memberikan kesempatan untuk menjalani kehidupan yang sejahtera. Penyediaan bahan pangan yang cukup untuk semua warga negara bukanlah barang baru. Masalahnya adalah kondisi produksi ekonomi, sosial dan  pertanian kita memastikan bahwa setiap rumah tangga mempunyai semua  makanan yang dibutuhkannya, dan bahwa lingkungan dan makanan kita bebas dari bahan kimia yang mencemari. 

Selain itu, upaya menerapkan pola hidup sehat dengan berolahraga teratur, istirahat yang cukup dan menghindari konsumsi rokok serta alkohol yang dapat memicu karsinogenik dapat meminimalisir kita terhindar dari risiko kanker.

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun