Mohon tunggu...
indah tri winarni
indah tri winarni Mohon Tunggu... Guru - https://indahtriwinarni.wordpress.com/

https://indahtriwinarni.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sifat Berbeda antara Dunia Nyata dengan Dunia Maya

25 November 2020   11:04 Diperbarui: 25 November 2020   11:08 1060
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah saya melakukan pengamatan terkait kepribadian orang-orang di era teknologi saat ini. Saya memutuskan untuk tidak terlalu aktif di media sosial atau dunia maya. 

Mulai dari menonaktifkan akun Instagram dan facebook (aktif jika ada hal penting), lalu menghapus media sosial yang jarang saya gunakan. Ini adalah Langkah benar menurut saya, karena saya tidak ingin dianggap memiliki kepribadian berbeda antara dunia nyata dengan dunia maya.

Fenomena beda kepribadian tersebut sudah menjadi rahasia umum. Banyak orang yang memiliki kepribadian ganda tersebut, tapi kebanyakan dari mereka tidak menyadarinya atau mungkin tidak peduli. 

Menurut dunia psikologi, fenomena tersebut dinamakan disinhibition effect, yaitu ketidakmampuan dalam mengendalikan perilaku, pikiran, dan perasaan di dunia maya. 

Seseorang yang ketika di dunia maya begitu aktif dan kritis, tapi berbanding terbalik ketika di dunia nyata yang lebih banyak diam. Atau ketika ia banyak mendapat pujian di dunia maya karena dermawan, baik, dan masuk orang alim. 

Nyatanya ia culas, menunda-nunda sesuatu, tak acuh terhadap orang lain. Munculnya disinhibition effect pada diri seseorang, tak terlepas dari media sosial atau dunia maya itu sendiri.

Pertama, media sosial memberikan peluang seseorang untuk menyembunyikan kepribadiannya. Itulah mengapa dunia maya penuh dengan manipulatif yang diciptakan manusia. 

Seseorang mampu membuat akun gmail dengan nama yang berbeda dari nama KTP-nya, seorang anak SD sangat mudah membuat facebook dengan memalsukan tahun kelahirannya. 

Netizen bebas mengolok tokoh publik dengan akun anonim. Itu semua karena di dunia maya tidak mengharuskan seseorang untuk menampakkan fisiknya secara langsung. Ditambah lagi, orang-orang yang mereka temui adalah orang baru yang dengan mudah dibohongi terkait dengan identitas dan kepribadiannya.

Kedua, mudah melarikan diri. Seseorang dengan mudah melakukan kejahatan baik itu serius maupun yang remeh di dunia maya. Hal tersebut bisa saja karena seseorang itu memang terbiasa melakukan kejahatan dunia nyata, lalu ia mencobanya di dunia maya. Bisa juga, di dunia nyata ia tak memiliki keberanian, tapi di dunia maya dilakukan dengan sangat leluasa. 

Alasannya karena di dunia maya mudah untuk melarikan diri. Hanya dengan memalsukan identitas akun medsos, ia gampang menghujat orang lain. 

Ia mudah meninggalkan jejak dengan menghapus akun medsos, mengatur fitur offline dalam percakapan. Namun, semakin canggihnya teknologi, kejahatan di dunia maya mampu diusut oleh ahli IT tentunya. Hanya saja memerlukan waktu lama dalam menangkap penjahatnya.

Ketiga, berusaha untuk diakui. Ini adalah alasan yang banyak kita jumpai di era dunia maya saat ini. Banyak orang yang biasa-biasa saja di dunia nyata, namun terkenal dan banyak dibicarakan di dunia maya. 

Bisa saja hal tersebut karena keinginnya untuk bisa diakui. Itu bukannya anak culun itu, dia anak pendiam itukan? atau wah ternyata dia hebat juga ya, salah kita tak menganggapnya. 

Tak salah bila menunjukkan bidang kita di dunia maya, hanya saja banyak orang yang salah dalam memilih caranya. Seperti membuat perbuatan kontroversial agar bisa terkenal secara instan. Membuat video bagi-bagi sembako berisi sampah, pamer kekayaan, membuat video pornografi, dan banyak lagi cara salah untuk membuat seseorang terkenal dan diakui.

Kehadiran dunia maya memang menghadirkan banyak manfaat bagi manusia, terutama dalam kemudahan menjalani kehidupan dunia nyata. 

Namun, dunia maya bisa jadi momok yang mengerikan bila tidak dikendali dalam penggunaannya. Sudah selayaknya kita bijak dan arahkan tujuan kita untuk hal positif dalam menggunakan media sosial. Jangan sampai hidup kita dikendalikan oleh media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun