3. Penanaman
Potong rimpang jahe menjadi beberapa bagian, masing-masing memiliki 2–3 mata tunas.
Tanam rimpang dengan kedalaman 5–10 cm pada bedengan dengan jarak tanam 25–30 cm.
Tutup rimpang dengan tanah tipis dan jerami untuk menjaga kelembapan.
4. Pemeliharaan
Penyiraman: Lakukan penyiraman secara rutin, terutama pada musim kemarau.
Penyiangan: Bersihkan gulma di sekitar tanaman secara berkala.
Pemupukan: Berikan pupuk organik atau NPK setiap 2–3 bulan untuk mendukung pertumbuhan.
Pengendalian Hama dan Penyakit:
Hama utama: Ulat, belalang, dan nematoda.
Penyakit utama: Layu bakteri dan busuk rimpang. Gunakan pestisida organik atau kimia secara bijaksana.
5. Panen
Jahe biasanya dapat dipanen setelah 8–10 bulan untuk jahe tua atau 5–6 bulan untuk jahe muda.
Panen dilakukan dengan cara menggali rimpang secara hati-hati agar tidak rusak.
Bersihkan rimpang dari tanah dan akar sebelum dijual atau diolah.
Kesimpulan
Jahe adalah tanaman dengan sejarah panjang dan manfaat yang luas, baik dari segi ekonomi, kesehatan, maupun kuliner. Dengan teknik budidaya yang tepat, jahe dapat menjadi komoditas pertanian yang menguntungkan dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H