Guru dan orang tua adalah orang orang yang berperan penting dalam perkembangan siswa, tapi selain mereka ada juga yang tidak kalah penting yaitu teman sebaya, menurut desmita dalam bukunya psikologi perkembangan peserta didik menjelaskan "Teman sebaya atau peers adalah anak-anak yang memiliki kesamaan usia dan status, serta memiliki peran penting dalam perkembangan sosial dan psikologis remaja".Â
Teman sebaya milik peran penting dalam perkembangan siswa, dalam jurnal berjudul "Peran teman sebaya dalam pembentukan karakter siswa madrasah tsanawiyah" yang ditulis oleh Yusuf Kurniawan dan Ajad Sudrajat mengemukakan bahwa "Teman sebaya memiliki berbagai peran penting bagi siswa MTs YAPI Pakem. Peran teman sebaya antara lain memberikan dukungan terhadap siswa, baik dukungan yang bersifat sosial, moral, dan emosional, mengajarkan berbagai keterampilan sosial, Â seperti kerja sama, kemampuan berinteraksi, mengontrol diri, dan memecahkan masalah, menjadi agen sosialisasi bagi siswa, dan menjadi model atau contoh berperilaku bagi siswa lain, teman sebaya memiliki peran dalam membentuk berbagai karakter siswa, yaitu: disiplin, religius, bersahabat, peduli sosial, toleransi, peduli lingkungan, karakter kerja keras, rasa ingin tahu, membangkang, dan agresif".Â
Hal ini menunjukkan seberapa penting nya teman sebaya dalam perkembangan siswa, sebagai orang tua siswa kita harus mengetahui dengan siapa anak anak kita berteman karena ini akan mempengaruhi pada perkembangan siswa itu sendiri. Teman sebaya yang baik akan membawa dampak positif bagi perkembangan siswa sedangkan teman sebaya yang buruk akan membawa dampak negatif kepada siswa, teman sebaya yang memiliki sifat buruk akan memberikan contoh dan diikuti anak anak kita, seperti merokok, membolos sekolah, bahkan membentak kepada orang tua dan guru, dilansir dari situ sehat negeriku Kemkes Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan bahwa jumlah perokok aktif diperkirakan mencapai 70 juta orang, dengan 7,4% di antaranya perokok berusia 10-18 tahun, kelompok anak dan remaja merupakan kelompok dengan peningkatan jumlah perokok yang paling signifikan. Berdasarkan data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) pada 2019, prevalensi perokok pada anak sekolah usia 13-15 tahun naik dari 18,3% (2016) menjadi 19,2% (2019), berdasarkan data tersebut menunjukkan betapa tinggi nya jumlah siswa yang merokok, di kutip dari jurnal "FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMP NEGERI KECAMATAN BABA" menyatakan bahwa Faktor-faktor penyebabÂ
terjadinya perilaku merokok di SMP Negeri Babat adalah sebagai berikut: 1) Merokok karena mencoba-coba, 2) Ingin terlihat lebih jantan, 3) Merokok agar terlihat lebih dewasa, 4) Agar gaul dimata teman-teman, 5) Faktor keluarga perokok baik orang tuaÂ
maupun kakak, 6) Teman, 7) Iklan rokok, 8) Lingkungan disekitar siswa, 9) Jika terjadi masalah, 10) Ditawari sama teman, 11) Melihat teman merokok, 12) Ketagihan, 13) Merokok setelah makan 14) Menghilangkan rasa bosa, dari banyak nya faktor tersebut faktor pertamanan menjadi salah satu faktor kuat yang bisa membawa dampak negatif seperti merokok. Perilaku perilaku negatif yang mempengaruhi perkembangan siswa tentu saja tidak ingin kita harapkan terjadi kepada anak anak kita, hal ini yang membuat kita harus peduli dan memperhatikan siapa teman sebaya anak kita agar harapan nya mereka terjauh dari hal negatif, sebagai orang kita wajib mengawasi dengan siapa anak kita berteman agar mereka mendapatkan dampak positif dari teman sebaya yang mendukung perkembangan mereka menjadi lebih baik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H