- Mengadakan pertemuan rutin antara konselor sebaya dan konselor profesional.
- Melibatkan orang tua dalam program dukungan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan mental anak.
3. Menciptakan Suasana Terbuka
Sekolah perlu menciptakan budaya di mana siswa merasa nyaman untuk berbagi masalah mereka tanpa takut dihakimi. Ini dapat dilakukan dengan:
- Mengadakan kampanye kesadaran tentang kesehatan mental.
- Menyediakan ruang aman bagi siswa untuk berbicara tentang perasaan mereka[2].
Tantangan dalam Implementasi
Meskipun banyak manfaatnya, ada beberapa tantangan dalam mengimplementasikan program peer support dan konseling sebaya:
1. Stigma Terhadap Kesehatan Mental : Beberapa siswa mungkin merasa malu atau enggan untuk mencari bantuan karena stigma yang ada seputar kesehatan mental.
2. Kurangnya Pelatihan : Tanpa pelatihan yang memadai, siswa mungkin tidak merasa percaya diri dalam peran mereka sebagai konselor sebaya.
3. Keterbatasan Sumber Daya : Sekolah mungkin menghadapi keterbatasan sumber daya dalam hal waktu, tenaga pengajar, atau dana untuk menjalankan program ini secara efektif[.