Tanpa ragu dan mendung yang menggelayutiÂ
-Nuke -Â
Lalu Nuke memanggil seorang pelayan di resto untuk meminta tolong memberikan surat itu pada Rein di balik ruang berkaca sambil menyelipkan selembar uang kepada pelayan tersebut. Nuke sudah berpesan agar pelayan itu tidak memberitahukan keberadaanya di meja itu.Â
Nuke bisa melihat dari kejauhan Rein dan orang tuanya tengah berpelukan haru setelah panggilan suara di speaker meminta para penumpang segera masuk ke dalam boarding room. Lalu Nuke pun melangkah berjalan menuju pintu lobby keluar untuk mencari taxi yang mengantarnya pulang tanpa menunggu reaksi Rein setelah menerima suratnya itu.
Sementara Rein yang tengah berdiri di pintu menuju boarding room menerima surat itu dengan rasa heran. Begitu ia membacanya, dengan cepat ia melangkah setengah berlari mencari keberadaan Nuke di luar ruangan berkaca. Lalu dari pintu masuk terlihat seorang wanita muda lari tergopoh gopoh menghampiri Rein yang tengah berdiri mengarahkan pandangannya ke pintu keluar.
"Maaf mas aku terlambat, tadi macet sekali di jalan..bapak ibu di mana.. kamu segera berangkat kan? ini kue kering kesukaan kamu untuk bekal sebulan selama di Amsterdam, aku yang membuatnya sendiri.." ujar wanita itu sambil menyerahkan tas kue yang di tentengnya. Dan Rein pun menerima dengan tatapan kosong.
"Terima kasih Mira.. iya aku segera berangkat..bapak ibu masih di ruang tunggu," lalu Rein pun menggandeng tangan Mira, anak kolega ayahnya yang tiga bulan lalu dijodohkan dengannya.