Sahabat Ummi, selain memberikan efek terapi, obat juga mungkin memberikan efek yang tidak diinginkan. Efek yang tidak diinginkan inilah yang disebut dengan efek samping. Efek ini bisa merugikan bahkan membahayakan pengguna obat.
Hampir semua obat dilaporkan mempunyai efek samping. Hanya saja setiap orang mungkin memberikan reaksi yang berbeda terhadap obat. Ada yang merasakan efek samping itu atau mungkin bagi yang lain tidak merasakan adanya efek samping tersebut.
Tidak ada cara yang pasti untuk mengetahui apakah obat tertentu akan menimbulkan efek samping bagi orang tertentu. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya efek samping ini yaitu faktor pasien atau faktor obat. Jika dilihat dari faktor pasiennya, hal ini dapat terjadi tergantung pada seberapa banyak obat yang diambil orang tersebut, berapa usianya, berapa berat badannya, apa jenis kelaminnya, dan apa masalah kesehatan lainnya yang mungkin dimilikinya.
Orang dewasa yang lebih tua bisa saja merasakan efek samping itu daripada orang dewasa muda. Selain faktor-faktor di atas terjadinya efek samping obat bisa juga disebabkan oleh faktor obatnya itu sendiri. Seperti dosis, jangka waktu penggunaan obat dan interakdi antar obat atau dengan makanan tertentu.
Meskipun tidak ada cara yang pasti untuk mengetahui efek samping obat namun setidaknya dapat diketahui dengan dua cara yaitu efek yang dapat diramalkan dan efek samping yang tidak dapat diramalkan. Efek samping yang tidak dapat diramalkan adalah adanya reaksi alergi dan reaksi ideosinkrasi. Ideosinkrasi adalah reaksi yang muncul pada pasien karena minum obat tertentu atau suatu reaksi obat yang belum bisa diramalkan. Contohnya alergi, biasanya efek samping alergi ini sulit diramalkan karena sering tergantung dosis dan tidak terjadi pada semua orang. Reaksi yang muncul juga bisa berbeda-beda seperti ruam kulit, gatal-gatal dan sesak nafas.
Beberapa efek samping obat yang dianggap paling berbahaya diantaranya adalah:
1.Alergi atau hipersensitivitas
Efek samping ini yang paling sering ditemukan dialami oleh pasien. Obat yang paling sering menimbulkan reaksi ini adalah antibiotic golongan beta laktam seperti golongan penisilin, amoksilin, cephalosporin. Gejala yang biasa timbul adalah rasa gatal dan merah pada sebagian atau seluruh kulit dan bila berat dapat menyebabkan panas. Obat lain yang mempunyai efek samping alergi adalah obat sulfa dan contrimaksasol atau obat penghilang rasa sakit seperti golongan metampiron.
2.Anafilaktik
Anafilaktik dianggap sangat berbahaya karena merupakan suatu reaksi alergi berat yang terjadi tiba-tiba dan dapat menyebabkan kematian. Efek samping ini biasanya terjadi pada suntikan penisilin dan streptomycin.
3.Hancurnya sel darah merah
Efek samping ini biasanya ditandai dengan pucatnya pasien setelah beberapa hari meminum obat. Ini biasanya terjadi pada pasien yang kekurangan enzim G6PD dalam sel darah merah.
4.Sindrom Steven-Johnson
Sindrom ini adalah reaksi hipersensitivitas kompleks yang memengaruhi kulit dan selaput lendir yang mengakibatkan kematian sel-sel kulit sehingga epidermis mengelupas dari dermis. Kulit pasien mengelupas seperti habis terbakar.
Untuk mencegah terjadinya efek samping yang tidak diinginkan ini, ada beberapa hal yang penting untuk diperhatikan:
5.Perhatikan dan catat riwayat alergi akibat penggunaan obat: Nama dan jenis obatnya, berapa cepat reaksi itu datang, apakah kira-kira ada hubungannya dengan obat lain atau makanan yang dikonsumsi bersamaan dan bagaimana efek itu berhenti.
6.Sebelum dibuatkan resep, beritahukan ke dokter apabila anda sedang hamil, menyusui, alergi obat tertentu, memiliki penyakit diabetes, penyakit ginjal atau liver, sedang meminum obat lain atau suplemen herbal
7.Perhatikan  dosis dan aturan pakai penggunaan obat
8.Berikan perhatian khusus terhadap penggunaan dan dosis obat pada bayi, pasien usia lanjut dan pasien dengan penyakit hati atau ginjal
9.Hindari penggunaan berbagai jenis obat dan kombinasi sekaligus
10.Tanyakan ke dokter atau apoteker jika setelah minum obat tersebut mengalami efek samping, bentuk pertolongan pertama apa yang dapat dilakukan
Kapan dan siapa yang perlu anda hubungi jika terjadi efek samping ini
11.Mungkin boleh juga menjalani tes untuk mengecek apakah kita alergi terhadap obat-obatan.
Meskipun kita ketahui bahwa hampir semua obat mempunyai efek samping, namun tidak berarti kita harus menghindari atau menolak untuk mengambil obat. Bagaimanapun perlu diingat bahwa manfaat dari obat lebih besar dari pada efek samping yang mungkin ditimbulkannya. Efek samping yang timbul juga mugkin bersifat sementara. Yang terpenting adalah segera konsultasikan dengan dokter jika terjadi efek samping, dokter mungkin hanya perlu mengurangi dosisnya atau menggantinya dengan obat lain. Jangan tiba-tiba menghentikan pengambilan obat kecuali atas saran dokter.
Profil Penulis
Andi Sri Suriati Amal, sarjana Farmasi dan master dibidang sains perubatan (M.MSc.), biasa dipanggil Inci, adalah ibu rumah tangga merangkap mahasiswi dan dosen. Ibu dari empat anak (Jehan, Abdussalam, Deniz, dan Iffah) dan istri dari Prof. Madya Dr. Syamsuddin Arif (penulis buku Orientalis dan Diabolisme Pemikiran) lahir di Tuju-tuju Kajuara, Bone, Sulawesi Selatan pada 2 April 1973. Buku solonya berjudul Role Juggling: Perempuan sebagai Muslimah, Istri dan Ibu, diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada September 2013. Ia bisa dihubungi di inciamal@yahoo.com atau lewat facebook-nya (Andi Sri Suriati Amal).
Sumber: http://ummi-online.com/menyikapi-efek-samping-obat.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H