Mohon tunggu...
Inayah Nur Febriyani
Inayah Nur Febriyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat Angkatan 2022

.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Studi Kasus Swedia: Model Kesejahteraan Skandinavia dan Bagaimana Ekonomi Sosialis Bisa Bekerja

11 Juni 2024   16:37 Diperbarui: 13 Juni 2024   07:27 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Di tengah perdebatan tentang berbagai model ekonomi, Swedia muncul sebagai contoh yang menarik dari kesuksesan ekonomi sosialis. Sejak awal abad ke-20, Swedia telah mengembangkan sistem kesejahteraan sosial yang komprehensif, didukung oleh kebijakan ekonomi yang progresif dan inklusif. Negara ini telah menerapkan model kesejahteraan Skandinavia, menggabungkan prinsip-prinsip sosialisme dengan ekonomi pasar, dan menghasilkan salah satu negara dengan tingkat kesejahteraan tertinggi di dunia.

Sejarah dan Evolusi Ekonomi Swedia

Pada awal abad ke-20, Swedia adalah negara yang relatif miskin dengan ekonomi yang didominasi oleh sektor agraris. Namun, melalui serangkaian reformasi politik dan ekonomi, negara ini berhasil mengubah dirinya menjadi salah satu negara paling makmur di dunia. Salah satu momen kunci dalam transformasi ini adalah pembentukan koalisi politik antara Partai Sosial Demokrat dan Serikat Buruh pada tahun 1930-an. Koalisi ini mempromosikan kebijakan kesejahteraan sosial dan intervensi negara dalam ekonomi untuk mengurangi kesenjangan sosial dan meningkatkan standar hidup.

3 Pilar Utama Ekonomi Sosialis Swedia

1. Sistem Kesejahteraan Sosial

Sistem kesejahteraan sosial Swedia adalah salah satu yang paling komprehensif di dunia. Ini mencakup berbagai program, seperti pendidikan gratis, perawatan kesehatan universal, dan tunjangan pengangguran yang sangat memadai. Dana untuk program-program ini sebagian besar berasal dari pajak yang tinggi, terutama dari pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai (PPN). Selain itu, Swedia juga memiliki kebijakan cuti parental yang sangat murah hati, memungkinkan orang tua untuk mengambil cuti yang lama dengan gaji yang cukup.

2. Model Pasar Tenaga Kerja

Pasar tenaga kerja Swedia dikenal dengan model "pasar kerja aktif", yang berfokus pada pelatihan ulang dan penempatan kerja. Pemerintah bekerja sama dengan serikat pekerja dan pengusaha untuk memastikan bahwa pekerja yang kehilangan pekerjaan dapat dengan cepat mendapatkan pelatihan ulang dan pekerjaan baru. Sistem ini mengurangi tingkat pengangguran struktural dan memastikan bahwa tenaga kerja Swedia tetap kompetitif di pasar global.

3. Pajak yang Progresif

Swedia memberlakukan sistem pajak yang sangat progresif, dengan tarif pajak yang tinggi bagi individu dan perusahaan yang berpenghasilan tinggi. Pajak yang dikumpulkan digunakan untuk mendanai program kesejahteraan sosial dan infrastruktur publik. Meskipun tingkat pajak yang tinggi sering menjadi kritik, mayoritas warga Swedia mendukung sistem ini karena mereka melihat manfaat langsung dari pajak yang mereka bayar.

Beberapa ciri utama dari Model kesejahteraan Swedia tersebut: 

1. Kepemilikan Campuran: Alat-alat produksi tidak hanya dimiliki negara, tetapi juga oleh sektor swasta.

2. Pasar Bebas dengan Regulasi: Ekonomi pasar bebas dijalankan dengan regulasi yang kuat untuk memastikan distribusi kekayaan yang adil dan melindungi kepentingan masyarakat.

3. Jaring Pengaman Sosial yang Kuat: Pemerintah menyediakan program sosial seperti pendidikan gratis, layanan kesehatan universal, tunjangan pengangguran, dan pensiun.

4. Dialog Sosial: Pemerintah, serikat pekerja, dan pengusaha bekerja sama dalam menentukan kebijakan ekonomi dan sosial.

Keberhasilan ekonomi Swedia ini di dukung oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat selama beberapa dekade. Negara ini juga dikenal sebagai salah satu pusat inovasi global, dengan perusahaan-perusahaan terkemuka seperti IKEA, Spotify, dan Ericsson. Investasi besar dalam pendidikan dan penelitian serta kebijakan yang mendukung inovasi dan kewirausahaan adalah faktor-faktor kunci di balik keberhasilan ini. Sistem kesejahteraan sosial Swedia yang berkontribusi pada kualitas hidup yang tinggi bagi warganya dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Swedia yang selalu berada di peringkat atas, menunjukkan kesejahteraan yang baik dalam hal kesehatan, pendidikan, dan standar hidup. 

Selain itu, tingkat kemiskinan dan ketimpangan pendapatan di Swedia adalah salah satu yang terendah di dunia. Ditambah lagi, kebijakan sosial dan ekonomi Swedia yang juga berkontribusi pada stabilitas sosial dan politik negara ini yaitu dengan memastikan bahwa semua warga negara memiliki akses ke kebutuhan dasar seperti pendidikan dan perawatan kesehatan, Swedia berhasil mengurangi ketegangan sosial dan politik yang sering muncul dari ketidaksetaraan ekonomi.

Meskipun Swedia telah mencapai banyak kemajuan, model kesejahteraan mereka juga menghadapi beberapa tantangan seperti meningkatnya jumlah lansia yang dapat membebani sistem pensiun dan layanan kesehatan. Selain itu persaingan global yang terjadi sekarang dapat mengancam industri dan lapangan pekerjaan yang ada. Ditambah lagi dengan masuknya imigran yang dapat menimbulkan tekanan pada sistem sosial. Oleh karena itu, Pemerintah Swedia terus melakukan reformasi dan penyesuaian untuk memastikan keberlanjutan model kesejahteraan mereka.

Dari Model Kesejahteraan Skandinavia oleh Negara Swedia tersebut menunjukkan bahwa ekonomi sosialis dapat bekerja dengan efektif dalam konteks tertentu. Melalui kombinasi kebijakan kesejahteraan sosial yang komprehensif, pasar tenaga kerja yang aktif, dan sistem pajak yang progresif, Swedia telah berhasil menciptakan ekonomi yang makmur dan inklusif. Meskipun tantangan tetap ada, keberhasilan Swedia dalam menggabungkan elemen sosialisme dan kapitalisme dapat menjadi pelajaran berharga bagi negara-negara lain yang ingin mencapai kesejahteraan sosial tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun