Kamu sih enak, Dik Rani punya suami, ada pembantu yang bantuin nyuci baju. Kalau aku hidup sendiri, apa-apa sendiri. Jadi sangat repot."
Begitu ibu Dewi beralasan mengapa ia merasa hari-harinya sangat sibuk. Padahal tak ada lagi anak kecil yang diasuhnya. Tak ada suami karena ia sudah single parent Anak-anaknya sudah besar dan hanya si bungsu yang tinggal bersamanya. Anak pertama dan kedua sudah merantau di negeri orang.
Sementara, Dik Rani tetangga Bu Dewi walaupun punya suami dan pembantu yang pagi datang untuk membantunya mencuci pakaian, bekerja pula sebagai guru di tempat yang jauh. Dua jam perjalanan harus ia tempuh selama lima hari kerja. Berangkat harus pagi-pagi sekali dan pulang menjelang sore. Masih memiliki anak kecil. Â Pagi harus harus mulai memasak untuk sarapan dan bekal ke sekolah. Pulang sekolah harus mengurusi jemuran karena pembantunya sudah pulang selesai mencuci. Lanjut dengan aktivitas sore memasak lagi atau menyetrika pakaian.
Begitulah rutinitas dua orang ibu rumah tangga dengan kesibukannya masing-masing. Setiap orang memang mempunyai kehidupan rumah tangga yang berbeda-beda. Tak perlu saling merasa paling kesulitan sehingga ingin dimaklumi oleh orang lain atas kesibukannya.
Kunci utama yang harus diperhatikan adalah tentang bagaimana mengatur atau mengelola waktu dengan baik. Manajemen waktu menurut Federick Winslow adalah sebuah proses pencapaian tujuan utama kehidupan sebagai hasil dari pengenyampingan kegiatan yang kurang bermanfaat dan memakan banyak waktu.
Sedangkan menurut Forsyth, manajamen waktu adalah sebuah cara untuk membuat waktu terkendali sehingga dapat menciptakan efektivitas dan produktivitas.Â
Berdasarkan kedua pengetahuan di atas ada beberapa hal yang bisa dijadikan tips untuk manajemen waktu.
1. Melakukan evaluasi
Amati waktu yang telah kita gunakan beberapa hari berlalu. Â Adakah kita temukan hal-hal yang tidak berkaitan dengan tujuan kita. Jika ada, apa yang menjadi penghalang sehingga tujuan kita tercapai tepat waktu.
2. Buat rencana dan buat skala prioritas.
Sempatkanlah di malam hari untuk merancang kegiatan kita di esok hari. Jika ada agenda besar buatlah menjadi bagian-bagian kecil sehingga bisa dikerjakan bertahap. Mana yang menjadi prioritas terlebih dahulu. Jika sampai batas akhir masih belum selesai lanjutkan besok.Â
3. Waspada pencurian waktu
 Atur penggunaan gadget. Tentukan jadwal penggunaannya. Jangan membalas pesan semau-mau kita. Atau bahkan hanya sekadar bolak-balik mengeck WhatsApp. Parahnya lagi asyik tenggelam dalam media sosial. Waspadai pula jangan banyak mengobrol yang justru akan menghabiskan waktu.
Berkomitmenlah dengan jadwal yang sudah kita tentukan. Berani menolak hal-hal yang bisa menggangu komitmen terhadap waktu. Keberhasilan kita akan membuat waktu kita lebih efektif dan produktif.
Kamu sih enak, Dik Rani punya suami, ada pembantu yang bantuin nyuci baju. Kalau aku hidup sendiri, apa-apa sendiri. Jadi sangat repot."
Begitu ibu Dewi beralasan mengapa ia merasa hari-harinya sangat sibuk. Padahal tak ada lagi anak kecil yang diasuhnya. Tak ada suami karena ia sudah single parent Anak-anaknya sudah besar dan hanya si bungsu yang tinggal bersamanya. Anak pertama dan kedua sudah merantau di negeri orang.
Sementara, Dik Rani tetangga Bu Dewi walaupun punya suami dan pembantu yang pagi datang untuk membantunya mencuci pakaian, bekerja pula sebagai guru di tempat yang jauh. Dua jam perjalanan harus ia tempuh selama lima hari kerja. Berangkat harus pagi-pagi sekali dan pulang menjelang sore. Masih memiliki anak kecil. Â Pagi harus harus mulai memasak untuk sarapan dan bekal ke sekolah. Pulang sekolah harus mengurusi jemuran karena pembantunya sudah pulang selesai mencuci. Lanjut dengan aktivitas sore memasak lagi atau menyetrika pakaian.
Begitulah rutinitas dua orang ibu rumah tangga dengan kesibukannya masing-masing. Setiap orang memang mempunyai kehidupan rumah tangga yang berbeda-beda. Tak perlu saling merasa paling kesulitan sehingga ingin dimaklumi oleh orang lain atas kesibukannya.
Kunci utama yang harus diperhatikan adalah tentang bagaimana mengatur atau mengelola waktu dengan baik. Manajemen waktu menurut Federick Winslow adalah sebuah proses pencapaian tujuan utama kehidupan sebagai hasil dari pengenyampingan kegiatan yang kurang bermanfaat dan memakan banyak waktu.
Sedangkan menurut Forsyth, manajamen waktu adalah sebuah cara untuk membuat waktu terkendali sehingga dapat menciptakan efektivitas dan produktivitas.Â
Berdasarkan kedua pengetahuan di atas ada beberapa hal yang bisa dijadikan tips untuk manajemen waktu.
1. Melakukan evaluasi
Amati waktu yang telah kita gunakan beberapa hari berlalu. Â Adakah kita temukan hal-hal yang tidak berkaitan dengan tujuan kita. Jika ada, apa yang menjadi penghalang sehingga tujuan kita tercapai tepat waktu.
2. Buat rencana dan buat skala prioritas.
Sempatkanlah di malam hari untuk merancang kegiatan kita di esok hari. Jika ada agenda besar buatlah menjadi bagian-bagian kecil sehingga bisa dikerjakan bertahap. Mana yang menjadi prioritas terlebih dahulu. Jika sampai batas akhir masih belum selesai lanjutkan besok.Â
3. Waspada pencurian waktu
 Atur penggunaan gadget. Tentukan jadwal penggunaannya. Jangan membalas pesan semau-mau kita. Atau bahkan hanya sekadar bolak-balik mengeck WhatsApp. Parahnya lagi asyik tenggelam dalam media sosial. Waspadai pula jangan banyak mengobrol yang justru akan menghabiskan waktu.
Berkomitmenlah dengan jadwal yang sudah kita tentukan. Berani menolak hal-hal yang bisa menggangu komitmen terhadap waktu. Keberhasilan kita akan membuat waktu kita lebih efektif dan produktif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H