Mohon tunggu...
Inayah Hanum
Inayah Hanum Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya menyukai dunia tanaman. Tapi juga mulai menyukai menulis dan bergabung di grup-grup menulis. Orang bilang saya pendiam. Namun, dalam diam saya ingin mempunyai karya. Harapan saya saat ini bisa mengajak anak didik saya juga menyukai menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berduri Hatimu

3 September 2022   19:48 Diperbarui: 3 September 2022   19:59 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menumpah rasa yang terpendam nelangsa
Berbilang tahun tak kuasa
Akhirnya hambar manisnya cinta
Rasa itu perlahan berlari menuju kehampaan.

Rindu ini pun berkeping
Menua, kemudian mati
Jangan lagi berharap kan bermekaran melati suci
Karena mawar berduri telah kau tancapkan hingga luka masa lalu tercabik kembali.

Pergi dari hadapan itu menenangkan
Agar netra tak lagi basah mengalirkan kesedihan
Enyahlah, dari hadapan

Agar tak ada lagi kesusahan
Yang merobek angan dan harapan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun