Mohon tunggu...
Inayat
Inayat Mohon Tunggu... Swasta - Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Gemerlap Dunia Lupa Mengingat Kematian

24 Januari 2025   09:10 Diperbarui: 24 Januari 2025   09:36 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya Tuhan akankah etalase syurga-Mu  layak untukku jika gairah mencintai dunia jauh  lebih aku sukai, tinimbang memperbanyak investasi amal kebaikan sebagai bekal saat kematian menjemput " 


Gemerlap Dunia Lupa Mengingat Kematian  


Republika

Siapapun yang masih bernama makhluk manusia tidak bisa dipungkiri  sangat menginginkan sebuah kekayaan berlimpah ruah , bangunan  yang menjulang tinggi, mencakar langit  , rumah yang super mewah nan luas dengan segala aksesoris didalamnya,  deposito tersimpan dibeberapa bank , pakaian yang indah, dengan harga fantastis, belum lagi perhiasan emas, berlian  menunjukkan status  social , istri yang cantik jelita sebagai pelipur lara, mobil berbagai merk berjejer di garasi rumah besar, belum lagi kepemilikan akan  tanah berhektar-hektar, perkebunan nan luas , pertanian, bahkan hotel-hotel, dimilikinya bagaimana tidak bahagia,  bahkan  jika  menginginkan sesuatu  tidak perlu khawatir sambil tetap tidur di kasur empuk bersulam emas langsung   clik tombol  keluar aneka menu yang diinginkan tidak berapa lama yang diminta akan hadir dihadapannya tanpa harus beranjak dari kamar tidur   bukankah  itu sangat membahagiakan dengan segala kemudahan yang ada, lalu mengapa harus berlelah-lelah mengingat akan kematian ?  bukankah gemerlap dunia terdapat segudang  kelezatan. keindahan, kebahagiaan, dan kita berlomba-lomba untuk mendapatkannya seolah-olah  akan abadi, padahal  ketidak abadian  itulah kita   dianjurkan memperbanyak ingat akan kematian,  meski  anjuran ini diabaikan oleh kebanyakan manusia   terlebih saat sedang menikmati indahnya  dunia dengan segala yang dimilikinya, padahal sejatinya yang dimilikinya akan hancur ,  pakaian yang indah akan usang, harta yang melimpah akan sirna, anak dan istri yang sering dibanggakan akan meninggalkan kita tidak ada yang abadi di dunia karena yang abadi hanyalah sang pencipta alam.


Kompas.Health
Kompas.Health


Mengejar harta dunia tidak akan ada ujungnya mengingat manusia memiliki  sifat tamak yang tidak akan pernah merasa puas setelah sukses mendapatkan satu, akan berharap menggapai yang lainnya, namun sekuat-kuatnya memperjuangkan dunia cuma satu ujung yang dapat dijumpainya dengan pasti adalah  kematian (the end) , kini semakin paham  mengapa dianjurkan  banyak mengingat kematian sebagaimana dalam sabdanya "aktsiruu dhikru hadzimi alladzatiddun-yaa" "perbanyaklah banyak mengingat pemutus kelezatan (yaitu kematian)" mengingat kematian  sebagai media  kendali dalam kehidupan dunia supaya tidak bablas maka harus memfungsikan  rem pakem selalu diinjak agar berhenti sejenak untuk refleksi  hingga terhindar dari terjerumus kejurang kehinaan yang lebih dalam, merenungi pesan yang  digariskan dalam Agama, kematian selalin  berfungsi  sebagai rem, kematian mengingatkan bahwa kehidupan dunia ini tidak ubahnya  seorang musafir  yang sedang dalam perjalanan kemudian berteduh sesaat dibawah pohon rindang untuk menghindari  dari sengatan panasnya terik  matahari setelah dirasa sejuk maka musafir akan melanjutkan perjalanannya, begitu juga kehidupan dunia seperti musafir dalam perjalananan  mampir sementara karena kehidupan didunia tidak akan lama semua orang akan mengalami fase kematian sebagai sebuah keniscayaan tak seoranpun bisa menolaknya, bahkan tidak bisa mngetahui kapan kematian akan tiba, terlebih kematian bukan akhir dari segalanya, justru kita  akan memasuki fase baru untuk mempertanggung jawabkan seluruh aktifitas baik buruk saat kehidupan dunia maka semuanya akan dipertangung jawabkan dihadapan Allah SWT


Universitas 
Universitas 
Muhammdiyah Metro


Benarlah apa yang dikatakan Rasulullah SAW  kematian adalah pemberhentian dari segala ketamakan dan kerakusan, meluluh lantahkan kepongahan dan kesombongan, pemutus segala kelezatan dan kenikmatan dunia , penghancur semua impian dan harapan, tidak ada obat yang paling bermanfaat bagi hati yang kelam selain mengingat kematian, ia akan menghalangi seseorang dari kemaksiatan, melembutkan dan menyinari hati dari kegelapan, mengusir kesenangan terhadap dunia, membuat ringan musibah yang datang menimpa.


Kesimpulan

Dianjurkan bagi setiap muslim  baik yang sehat maupun yang sedang sakit, untuk memperbanyak ingat akan  kematian dengan hati dan lisannya,  karena dzikrul maut menjamin  dapat menghalangi seseorang dari berbuat maksiat, sebaliknya  akan mendorong untuk selalu berbuat keta'atan. hal ini dikarenakan kematian merupakan pemutus dari segala kelezatan dunia, melapangkan hati di kala sempit, oleh karena itulah dianjurkan untuk senantiasa dan terus menerus mengingat kematian sebagai alarm dalam aktifitas kehidupan didunia , dengan membperbanyak lakukan aktifitas amal kebaikan antara lain  hadir dalam  majelis-majelis ta'lim yang mengingatkan akan akhirat, perbanyak ziarah  kubur dengan tadabbur, menyaksikan  jenazah dan mengurusinya, dan mengkaji  ayat-ayat al-Qur'an dan hadits seputar alam akhirat dengan aktifitas seperti ini akan meluluhkan hati ... Demikian Semoga bermanfaat

Jum'at, 24 Januari 2025

Kreator Kompasiana : Inay Thea

Dokpri
Dokpri

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun