Mohon tunggu...
Inayat
Inayat Mohon Tunggu... Swasta - Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mengapa Kemiskinan di Indonesia Tak Kunjung Usai

8 Januari 2025   07:00 Diperbarui: 8 Januari 2025   08:00 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  PU SHE NEN PU NEN NAN SHE YAW PU YAW   (Bukan Masalah Bisa atau Tidak Bisa, Tapi Mau atau Tidak Mau)

Mengapa Kemiskinan di Indonesia Tak Kunjung Usai


Kemiskinan merupakan suatu isu yang telah ada sepanjang sejarah kehidupan manusia, perbedaannya  kemiskinan di zaman baheula umumnya disebabkan oleh perampasan hak-hak manusiawi secara paksa yang disebabkan oleh keserakahan pemimpin, peperangan, penjajahan, penindasan hingga perbudakan, kini zaman sudah modern semua orang memiliki kebebasan serta hak asasi atas diri untuk memenuhi kebutuhan hidup  sepenuhnya, akan tetapi  faktanya masih banyak rakyat  yang tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari disebabkan minimnya penghasilan dari pekerjaan mereka,  sehingga kepemilikan hak asasi seakan-akan tidak ada artinya sama sekali, ingat bahwa  kemerdekaan Indonesia sudah menginjak  usia renta  79 tahun lamanya, namun sayang lamanya usia kemerdekaan belum diiringi dengan tingkat kesejahteraan rakyat ditandai dengan belum tuntasnya  permasalahan ekonomi yang membelit bangsa, salah satu masalah ekonomi yang kini sedang dihadapi Indonesia adalah kemiskinan yangmasih  menggurita sehingga sulit untuk membaca akar persoalan yang menyebabkan miskin, sesulit bagaimana mengatasinya karena belum menyentuh akar persoalan , akan tetapi bicara kemiskinan kita harus tetap merujuk terhadap  rumusan tentang kemiskinan dimana suatu kondisi seorang individu tidak dapat memenuhi aspek sandang, pangan, dan papan untuk keberlangsungan hidupnya, padahal jika dicermati menurut  WTO ( World Trade Organization) pada tahun 2022 Indonesia sendiri termasuk negara maju, namun disisi lain Indonesia disebut dalam negara berkembang dalam indeks pengembangan manusia, yang dimana pendidikan di Indonesia berada pada angka 0,718. Mayoritas negara maju mempunyai HDI (Human Development Index) 0,8. Karena penyebab itulah Indonesia sampai saat ini masih sulit mengatasi masalah kemiskinan,  pengangguran masih menjadi pemandangan biasa bahkan semakin merajalela, banyaknya lapangan pekerjaan hanya mempunyai kualifikasi untuk lulusan sarjana saja , sedangkan masyarakat Indonesia mayoritas lulusan tertingginya hanya di bangku SMA sehingga membuat masyarakat sulit mendapatkan pekerjaan karena tidak bisa  memenuhi persyaratan pada akhirnya mereka tetap terperangkap dalam stagnansi pendapatan, jikalau bertambah, itu pun tidak seberapa, keadaan tersebut menahan orang-orang yang hidup berkekurangan untuk dapat melepaskan diri dari jerat kemelaratan, sementara harga komoditas kebutuhan hidup secara agregat selalu mengalami kenaikan walau perlahan-lahan tetapi dampaknya cukup menyakitkan karena kenaikan harga tidak diimbangi  dengan kemampuan daya beli masyarakat yang semakin melemah  jadi wajar saja  apabila kemiskinan masih menjadi persoalan, namun demikian pemerintah melalui Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, SE, M.Sc., Ph.D., telah mengklaim bahwa tingkat kemiskinan di Indonesia menunjukkan tren penurunan yang signifikan sepanjang 2024, tingkat kemiskinan pada 2023 yang berada di angka 9,36 persen berhasil turun menjadi 9,03 persen pada 2024. Hal ini diikuti tingkat kemiskinan ekstrem yang juga menurun dari 1,12 persen menjadi 0,83 persen. (Tribratanews.polri.go.id ) meskipun penurunan kemiskinan tetap berprogres, namun realitanya target masih belum tercapai, namun  keberhasilan ini patut mendapatkan apresiasi dari keseriusan Pemerintah dalam mengatasi kemiskinan yang membelit bangsa

CBNC 
CBNC 
Indonesia


Apapun keberhasilan yang telah dicapainya itu adalah  merupakan upaya pemerintah dalam mengatasi kemiskinan, namun demikian  tetap harus kita akui  bahwa bukan rahasia lagi kemiskinan di Indonesia menjadi sebuah siklus yang seolah-olah dilanggengkan dari generasi ke generasi bahkan selah menjadi biasa saja bukan sesuatu yang dipandang sebagai masalah, dan kebiasaan ini acapkali  diwariskakan dari orang tua, tetangga, atau kerabat akan membuat bahwa orang miskin tetap miskin,  untuk memutuskan rantai lingkar kemiskinan memang sangat membutuhkan kerja keras semua pihak baik yang berada dilingkar aras suprastruktur maupun aras infrasturktur lain  lainnya hanya menjadi penonton, atau tim hore  akan tetapi lebih memudahkan kita dalam mengentaskan kemiskinan melalui pola kolaborasi multipihak dengan menjadikan bahwa kemiskinan wajib menjadi musuh bersama sehingga ada gerakan bersama dalam menuntaskan kemiskinan masih membelit bangsa

Ekonomi 
Ekonomi 
Bisnis


Ingat Indonesia termasuk negara besar yang sedang berkembang sehingga banyak permasalahan  yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia, terutama sekali persoalan kemiskinan yang masih menggurita terjadi dimana-mana tidak hanya di pedesaan tetapi juga ada kemiskinan  diperkotaan yang mengalami fase keadaan dimana seseorang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik  pangan, sandang, pakaian, tempat tinggal, dan pendidikan, dengan demikian  kemiskinan di Indonesia masih menjadi salah satu masalah besar yang harus dihadapi bangsa Indonesia sejak dulu hingga sekarang, karena masalah kemiskinan di Indonesia masih belum menemukan titik terang atau belum menemukan solusi yang tepat untuk menghadapi masalah kemiskinan tersebut, padahal sejatinya Pemerintah telah mencoba berbagai macam cara untuk mengurangi angka kemiskinan sebut saja ada program penanggulangan kemiskinan seperti Program Keluarga Harapan (PKH), adalah program perlindungan sosial yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sasaran (RTS). Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), dan Program Bantuan Pendidikan membutuhkan informasi tentang siapa dan dimana penduduk miskin itu berada (by name dan by address), lembaga sosial dapat membantu mencegah kemiskinan melalui program pemberdayaan ekonomi, seperti pelatihan keterampilan, bantuan modal usaha, dan pengembangan usaha kecil menengah (UKM), PIP, PKH , BLT Dana Desa, BPNT ( bantuan pangan non tunai),  peran lembaga swadaya masyarakat (LSM)  akar rumput berperan penting dalam pengentasan kemiskinan, khususnya di daerah pedesaan, kemudian ada program Proyek Penanggulangan Kemiskinan  di Perkotaan (P2KP) tahun 2002,  Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) semua program ini diluncurkan sesungguhnya untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia,  maka melalui program harapannya dapat menekan angka kemiskinan, angka penganggurangan sehingga masyarakat menjadi lebih sejahtera, namun apa yang terjadi lagi dan lagi kemiskinan hinga kini masih menjadi persoalan 

Merdeka.Com
Merdeka.Com


Lalu faktor apakah yang menyebabkan kemiskinan masih lestari, khususnya di zaman yang sudah modern seperti saat ini?  salah satu faktor utama yang mendorong konsistensi kemiskinan di berbagai negara adalah ketidak merataan atau ketimpangan pendapatan (Gould, 2014). adanya ketimpangan keadaan sosio-ekonomi antara wilayah kota dan desa, orang kaya dan orang miskin perbedaannnya semakin menganga, serta pengusaha dan buruh mengakibatkan kekayaan mengalir deras hanya untuk mereka yang berada di posisi atas, kekayaan hanya mudah mengalir terhadap individu atau kelompok  yang memiliki akses ke penguasa, sedangkan rakyat kecil hanya bisa mencicipi sisa tetesannya, bahkan bisa jadi krannya sangat kecil  sehingga kurang  bisa mencicipi aliran derasnya air


Berikut beberapa faktor penyebab kemiskinan yang membelit bangsa Indonesia , di antaranya:


*    Sulitnya mendapatkan pekerjaan
*    Rendahnya tingkat pendidikan
*    Hilangnya pekerjaan
*    Bantuan yang tidak sesuai
*    Penyebaran wabah
*    Bencana alam
*    Kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar
*    Sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan
*    faktor struktural yang tidak ramah.
*    kebijakan pemerintah bersifat meritokrasi yakni belum berpihak untuk melindungi si miskin.
*    kemeiskinan dianggap bersumber dari hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik psikologis kultural individu. Contohnya,                        yaitu  malas atau tidak punya etos kerja dan wirausaha.
*    Kemiskinan muncul dari faktor-faktor struktural. Seperti, kurangnya kesempatan dan kompetisi yang terlalu ketat atau tidak                      memiliki modal usaha.
*    Kebijakan meritokrasi itu intinya orang miskin diberi bantuan, soal bagaimana mereka bertahan hidup menghadapi struktur                        yang kompetitif terserah pada semangatnya orang miskin,

Kesimpulan

  • Kondisi kemiskinan dan ketimpangan di Indonesia sangat beragam, dan keragaman Indonesia itu kita mengenal adanya             kemiskinan perkotaan dan kemiskinan perdesaan  ada daerah industri ada juga daerah agraris, namun tidak ada kebijakan         satu      untuk semua bagi seluruh daerah di Indonesia, adanya keragaman itu bukan perkara yang mudah untuk memerangi       kemiskinan ini., berbagai cara sudah banyak dilakukan untuk upaya percepatan penanggulangan kemiskinan di pusat maupun di daerah, dan salah satu usaha untuk pengentasan kemiskinan pemerintah mengeluarkan Program Keluarga Harapan (PKH). Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program perlindungan sosial yang memberikan bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sasaran (RTS). Program ini dalam jangka pendek bertujuan mengurangi beban pengeluaran Rumah Tangga Sasaran (RTS) dan dalam jangka panjang bertujuan untuk memutus mata rantai kemiskinan antar generasi, sehingga generasi berikutnya dapat keluar dari jerat masalah kemiskinan.

  • Terwujudnya kolaborasi, sinergitas, komplementaritas, dan ada upaya keterpaduan pelaksanaan program penanganan kemiskinan diharapkan dapat mendorong optimalisasi dan percepatan penurunan kemiskinan serta kesenjangan social yang masih mewarnai,

  • Menjadikan sumber keuangan yang ada dapat dimanfaatkan lebih baik untuk peningkatan kualitas pembangunan manusia dan kondisi ekonomi, terutama bagi penduduk miskin dan rentan miskin. Demikian semoga bermanfaat

    Rabu, 08 Januari 2025
    Kreator Kompasiana: Inay Thea Cileungsi-Kab. Bogor
       

    HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Analisis Selengkapnya
    Lihat Analisis Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun