Mohon tunggu...
Inayat
Inayat Mohon Tunggu... Swasta - Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saat Rasulullah SAW Menjaga Aib Sahabatnya

2 Desember 2024   07:15 Diperbarui: 2 Desember 2024   07:45 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat Rasulullah SAW Menjaga Aib Sahabatnya


Sebagaimana biasanya para sahabat berkumpul bersama  Rasulullah SAW berdzikir, membaca Al-Qur'an di Masji Nabawi namun dalam perkumpulan tersebut tanpa dinyata aroma bau kentut menyengat disekitar perkumpulan para sahabat dan Nabi Muhammad SAW sehingga aroma kentut ini membuat tidak nyaman para sahabat, ada rasa ingin mengetahui kira-kira siapa yang mengeluarkan kentut hingga menimbulkan aroma tidak sedap, situasi kurang nyaman ini  ada perasaan  ingin mengetahui siapa gerangan diantara mereka yang mengeluarkan aroma tidak sedap terlebih ini dihadapan Rasulullah SAW sebagai manusia mulia yang patut diteladani, dan dihormati namun apa jadinya  jika aroma tidaka sedap justru terjadi dihadapan Rasulullah SAW tentu saja diantara para sahabat yang merasa geram dengan situasi ini, hingga ada rasa ingin mengetahui siapa yang mengeluarkan bau tidak sedap ini untuk berdiri minta maaf dan langsung mengambil wudhu namun ditunggu beberapa saat tidak yang berani untuk berdiri, kegelisahan para sahabat nampaknya diketahui oleh Rasulullah SAW

Dokpri
Dokpri
Rasulullah SAW sangat memahami,  dan mengerti orang yang kentut tadi merasa malu jika harus berwudhu jelas akan menjadi bahan tontonan para sahabat lainnya tentu saja ini akan menimbulkan rasa malu terhadap Rasulullah SAW, tidak lama kemudian kumandang adzan Magrib pertanda waktu shalat telah tiba, maka Rasulullah SAW menyampaikan aku tidak bathal wudhu  tetapi akan memperbaharui wudhu otomatis seluruh sahabat berwudhu mengikuti Rasulullah SAW, dalam redaksi lain disampaikan "Siapa yang makan daging unta, hendaklah ia berwudhu." (HR Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Perintah Rasulullah SAW agar mereka yang makan daging unta berwudhu bukanlah berarti bahwa memakan daging unta secara otomatis membatalkan wudhu.

 Ini adalah contoh bagaimana Rasulullah SAW bertindak dengan sangat bijaksana dan penuh perasaan terhadap ahabat yang sebelumnya melepaskan gas,  Rasulullah SAW hanya  ingin memastikan bahwa sahabat tersebut tidak merasa malu dihadapan para sahabat lainnya  atau terpapar dalam situasi tersebut.

Dokpri
Dokpri
Inilah akhlak Rasulullah SAW yang patut diteladani  oleh kita semua yang terkadang kita terbahak-bahak, merasa terpuaskan jika membuat rasa malu sahabat lainnya yang membuat kesalahan   padahal bisa jadi itu akan membuat malu orang lain   maka dalam peristiwa memalukan seperti buang gas jangan dianggap sebagai insiden yang perlu dirayakan dengan perundungan dan gelak tawa. 

Ini mengajarkan kita untuk selalu berperilaku sopan, menghormati privasi dan kenyamanan orang lain, tidak merendahkan orang lain, bahkan dalam situasi yang mungkin memalukan atau lucu, etika tetap harus irawat dengan baik, bercermin pada sikap Rasulullah SAW dalam menutup aib perlu dijadikan tauladan bagi umat Islam, bahkan  termasuk aib sahabat yang kentut saat sedang bersama-sama di masjid.

Rasulullah SAW selalu menjaga privasi dan kehormatan individu, beliau  mengajarkan umatnya untuk tidak mencampuri urusan pribadi orang lain dan untuk tidak menyebarkan informasi yang dapat merugikan atau memalukan seseorang. 

Rasulullah SAW juga selalu mempraktikkan prinsip berprasangka baik terhadap orang lain,  mengajarkan umat Islam untuk tidak mengungkit-ungkit kesalahan atau aib orang lain, namun lebih fokus pada upaya memaafkan dan memperbaiki hubungan, meskipun  cerita ini mungkin terdengar sederhana, namun  mengandung pelajaran yang mendalam dan relevan untuk kita terapkan dalam konteks kehidupan modern seperti sekarang ini.  

Allah SWT saja memiliki sifat sattar (menutupi) maha menutupi aib hamba-Nya, dan Rasulullah SAW menjaga sahabatnya dari rasa malu, lalu bagaimana dengan kita  ?????

Senin, 02 Desember 2024
Kreator Kompasiana : Inay Thea

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun