suasana perjalanan yang lumayan macet, beruntung udara saat itu sangat mendukung seolah-olah mengetahui akan ada keluarga besar H. Asmawi, hingga  keluarga kami bisa menikmati sepuasnya pemandangan yang ada disekeliling Setu Tunggilis,
 namun jangan lupa sambil menikmati pemandangan pesan kopi, susu, teh es manis, dan aneka gorengan yang ada disekitar Setu Tunggilis hitung-hitung membantu para pedagang kecil yang ada di area Setu sebagaimana yang disampaikan Abdurrahman alias oman pengusaha home industri sabun cuci piring yang semakin sukses
Namun demikian rasanya  kurang lengkap  jika menikmati pemandangan tanpa ada hidangan berat untuk makan siang,Â
tentang yang satu  satu ini kami tidak memesan ditempat karena sudah dipersiapkan dari rumah kebetulan diantara kelurga besar  ada sebagai pengusaha warung nasi sebut saja Rahmah biasa dipanggil Rara dengan menu goreng ayam, sambal, lalapan rasanya nyam-nyam bisa memanjakan lidah terlebih sambil melihat air setu yang terbentang luas seolah tidak ingin beranjak pulang dari tempat itu,Â
belum lagi ditambah dengan menu  asinan olahan tangan halusnya Siti Sukaenah rasanya tidak bisa dibayangkan,  hanya bisa dirasakan langsung waw semakin menantang  adrenalin saya untuk melawan pedasnya asinan racikan cik Enah panggilan akrab keseharian  namun begitu pedasnya asinan tidak menyurutkan saya untuk menghabiskan satu mangkok asinan,Â
namun  sayang wilayah tengah memiliki keterbatasan untuk menampung makanan karena jika berlebihan bukan kenikmatan yang didapat namun bisa menimbulkan penyakit
Saking asyiknya merasakan aneka makana olahan keluarga ditambah indahnya  pemandangan Setu Tunggilis yang bisa  menggoda mata hingga tidak terasa jarum jam sudah menunjukkan di angka 14.00 saatnya kami harus menyudahi pertemuan keluarga besar untuk kembali ke rumah masing-masing sungguh kenikmatan yang luar biasa bisa bertemu keluarga besar dalam keadaan sehat, dalam suasana  penuh keakraban,Â