Mohon tunggu...
Inayat
Inayat Mohon Tunggu... Swasta - Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saat Fulus Dijadikan sebagai Berhala Zaman Kiwari

26 Oktober 2024   07:00 Diperbarui: 26 Oktober 2024   10:48 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat Fulus Dijadikan Sebagai Sebuah Berhala Zaman Kiwari

Berkaca pada hadist Rasulullah SAW saat  dihadapan para sahabat yang mulia Rasulullah SAW tercinta menuturkan dauh nubuwwat, sebuah sabda yang kontennya menjangkau peristiwa masa kini dan yang akan datang karena itu hadist ini dimulai dengan kalimat fiil mudhore' yang memiliki makna berbicarasaat ini dan yang akan datang berikut sabdanya " "Akan datang suatu zaman atas manusia dima perut-perut mereka menjadi Tuhan-Tuhan mereka. Perempuan-perempuan mereka menjadi kiblat mereka. Dinar-dinar (uang) mereka menjadi agama mereka. Dan kehormatan mereka terletak pada kekayaan mereka. "Hadis yang cukup panjang diriwayat Bukhari Muslim yang muttafaq alaih karena yang menyampaikan hadist adalah Rasulullah SAW yang memiliki kebenaran 100 % hendaknya ini menjadi alarm bagi kita untuk selalu mawas diri, tinggal bagaimana kita melihat kondisi saat ini apakah yang disampaikan Rasulullah SAW adalah belum terjadi, sudah terjadi, sedang berlangsung, atau bahkan belum terjadi  

Tetapi jika mencermati kondisi  zaman now  dimana uang tidak sekedar menjadi alat tukar semata yang diterima oleh mayoritas orang untuk pembayaran barang dan jasa, uang juga membuat dunia  berputar, sehingga tak sedikit orang yang mengatakan bahwa uang adalah segalanya, tanpa uang tidak bisa berbuat apapun namun persoalan berikutnya adalah menjadi malapetaka besar saat uang tidak lagi semata-mata menjadi alat tukar tetapi sudah bergeser menjadi seolah sebuah Agama, atau bahkan berhala yang disembah dan dipuja , dan  Nabi Muhammad SAW bersabda 1400 tahun silam sudah bisa memprediksi bahwa situasi seperti ini akan menimpa ummatnya dengan menjadikan uang sebagai Agama atau berhala maka otomatis semua akan dikorbankan semata-mata demi mengejar uang dengan cara apapun hatta cara-cara tidak halal sekalipun akan dilakukan semata-mata mengejar tumpukan uang untuk sebuah kesenangan semata tidak peduli dengan nasib orang lain yang terabaikan karena perilakunya dalam mengejar fulus, bahkan jika kita cermati disadari atau tidak hari demi hari, jam demi jam,  menit, detik sekalipun selalu diperhitungkan dengan standar uang, bahkan bisa jadi ada sekelompok manusia yang berangkat pagi , pulang larut malam semata mata demi mengejar uang 

Input sumber gambar/dokpri
Input sumber gambar/dokpri

Begitu juga dengan para pemimpin dan para pejabatnya berusaha mati- matian untuk melanggengkan  zona nyamannya supaya tidak tergeser namun seringkali yang mengorbitkannya  bukan karena kapasitas  dalam menduduki jabatannya tetapi yang membuat langgeng adalah fulus, begitu juga yang terjadi dengan para penegak hukum atau  para  hakim tidak jarang mereka kehilangan  muruahnya (menjaga kehormatan) sebagai hakim agung karena tergoda oleh rayuan fulus sebagaimana yang terjadi akhir-akhir ini kasus yang menimpa  tiga hakim Pengadilan Negeri Surabaya yang memvonis bebas Ronald Tannur terbukti mereka melanggar etik, sehingga ketiga hakim itu direkomendasikan untuk diberi sanksi berat berupa pemberhentian alias pemecatan, bahkan kejagung langsung menangkap 3 hakim dan pengacara Ronald Tannur karena diduga kuat ada indikasi suap di balik vonis bebas itu. Keempatnya kemudian dijerat sebagai tersangka dan ditahan, bahkan tidak tanggun-tanggung uang yang dipamerkan hasil kejahatannya sejumlah hampir 1 trilyun dan emas 51 Kg untuk kasus vonis bebas Ronald Tannur ini hanya sebagai salah satu contoh karena masih banyak contoh-contoh lain untuk membuktikan prediksi Rasulullah SAW dengan menjadikan uang sebagai agama yang harus dikejar, dipatuhi, diikuti,  ditaati,  dengan segala cara untuk mendapatkannya sayang yang dijadikan sebagai agama adalah uang sehingga tidak bisa menjamin akan mendapatkan kebahagiaan hakiki sebagaimana ketaatan seseorang dalam Agama yang sesungguhnya, namun sebaliknya saat uang dijadikan sebagai sebuah agama tidak menjamin akan mendapatkan kebahagiaan malah sebaliknya mendatangkan malapetaka karena menumpuk-numpuk uang melalui cara-cara yang tidak halal

Input sumber gambar/dokpri
Input sumber gambar/dokpri

Inilah mungkin sekilas kondisi yang sedang berlangsung  nampak dengan jelas apa yang disampaikan Rasulullah SAW bahwa  kekayaan, kekuasaan, popularitas, atau hal lain yang dianggap sebagai -prioritas tertinggi dalam kehidupan seseorang atau suatu masyarakat dengan menjadikan uang sebagai berhala yang dipuja  bahkan seorang ulama besar Hasan al-Basri menyatakan bahwa kecenderungan manusia untuk mencari kekayaan material seringkali menjadi pusat perhatian dan pengabdian mereka, sehingga menjadikannya sebagai sebuah berhala  berhala yang disembah. obsesi terhadap kekayaan dan harta benda sebagai tujuan utama dalam kehidupan namun Hassan mengingatkan bahwa  bahwa kekayaan dunia hanyalah sementara dan tidak membawa kebahagiaan yang abadi

Kesimpulan

  • Mendorong manusia untuk mengalihkan perhatian mereka dari berkiblat kepada dunia material menuju pencarian nilai-nilai spiritual yang lebih tinggi, seperti kebajikan, kedermawanan, dan ketakwaan kepada Allah SWT
  • Pentingnya ditanamkan kesadaran spiritual pada stiap manusia  
  • Pentingnya menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat 
  • Uang  bisa membeli segalanya tetapi  tidak akan bisa menjamin kebahagiaan , karena kebahagiaan yang hakiki hanya akan didapatkan melalui jalan ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
  • Menjadikan pesan Rasulullah SAW sebagai Early Warning (EWS) peringatan dini bagi ummat manusia sehingga selalu awas diri .  Wallahu a'lamu

Sabtu, 26 Oktober 2024

Kreator: Inay Thea

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun