Lantunan Bacaan Tala'al Badru'alaina, Menggema di Musholla Nurul Huda Perum Pondok Damai, Cileungsi
Sebuah lirik Tala'al Badru 'alaina, Min tsaniyatil wada', Wa jabassyukru 'alaina, Mada 'a lillahida', Ayyuhal mab 'utsufinaJi'tabil amril muta', Ji'ta syarraftal Madinah, Marhaban ya khairada', Saqahullahu ta'ala Rahmatan Lil'alamin, Fa 'alal barrissyu'a wa 'alal bahrissyu'a Tala'al Badru 'alaina Min tsaniyatil wada', Wa jabassyukru 'alaina, Mada 'a lillahida', Â Ayyuhal mab 'utsufina, Ji'tabil amril muta', Tala'al Badru 'alaina, Min tsaniyatil wada', Wa jabassyukru 'alaina, Mada 'a lillahida'
Wahai bulan purnama yang terbit kepada kita, Dari lembah Wada', Dan wajiblah kita mengucap syukur, Di mana seruan adalah kepada Allah, Wahai Engkau yang dibesarkan di kalangan kamiDatang dengan seruan untuk dipatuhi, Anda telah membawa kemuliaan pada kota ini Selamat datang penyeru terbaik ke jalan Allah, Nabi Muhammad di berikan Allah kepada kita sebagai rahmat semesta alam,Â
Itulah bait bacaan pembuka saat kajian Tafsir Jalalain (Ahad, 13 Oktober 2024)  tepat jam 5.30  pagi di Musholla Nurul Huda Perumahan  Pondok Damai berkumandang suara syahdu penuh keharuan menggema ke udara ternyata itu adalah bacaan  Thala Al Badru 'Alaina yang dibacakan oleh tim khadroh dan para santri Al-Aziziyy menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW karena dalam kelaziman kajian rutin Tafsir Jalalain jika memasuki bulan Rabi'ul Awwal  otomatis moment kajiantafsir  dijadikan sebagai peringatan kelahiran Maulid Nabi Muhammad SAW disamping membedah perjalanan dakwah Rasulullah SAW hal yang paling mengesankan adalah saat dilantunkan Tala'al Badru 'alaina, ( Wahai bulan purnama yang terbit kepada kita) sebuah ungkapan kegembiraan saat celah cahaya datang untuk menerangi alam yang mengalami kegelapan dari cahaya Iman kemudian Nabi merubah kondisi masyarakat jahiliyah saat itu menjadi masyarakat penuh dengan cahaya Iman  karena itulah kehadirannya diibaratkan bulan purnama bagi ummatnya, belum lagi iringan suara  lantunan bacaan Ya Nabi Salam Alaika,Ya nabi salam 'alaika, Ya rasul salam 'alaika, Ya habib salam 'alaika, Shalawatullah 'alaika (Wahai Nabi, salam sejahtera untukmu,Wahai Rasul salam sejahtera untukmu.Wahai kekasih, Salam sejahtera untukmu dan Sholawat (rahmat) Allah untukmu) dalam  buku Maulid Simtudduror oleh Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi, sholawat ini dikenal juga dengan istilah sholawat mahallul qiyam yang dilantukan dengan posisi berdiri sambil mengangkat tangan sungguh suasana ini menghadirkan keharuan yang luar biasa dikalangan para Jamaah Tafsir Jalalain  tak ayal  tidak sedikit dari jamaah  yang menitikan air mata perlahan membasahi pipi  seolah sedang menahan rasa rindu yang tertahan rasanya ingin  segera berjumpa dengan sosok manusia yang Agung yang selalu memikirkan ummatnya dengan ungkapan ummati, ummati, ummati, ungkapan itu sebagai bentuk kecintaan Rasulullah SAW atas ummatnya maka wajar jika ummatnya menyambut kecintaan itu dengan memperbanyak lantunan shalawat
Sebagai ummatnya adalah sesuatu yang sangat wajar  jika kelak  ingin  berjumpa dengan kekasihdari  insan yang Agung, dan mulia, serta menjadi teladan bagi umat manusia, sebagai khataman nabiyyin (penutup Nabi) , yang diutus Allah untuk menuntun umat di dunia dengan selalu mengedepankan  akhlak yang mulia, sebagaimana ditegaskan oleh Aisyah ra. bahwa akhlak beliau adalah Al-Qur'an,  memiliki sifat yang lemah lembut terhadap siapapuni, dan suka memaafkan, dan dari lantunan bacaan Ya Nabi Salam Alaika seolah-olah sedang mengajak pikiran kita sejenak menengok untuk mengenang perjuangan Rasulullah SAW dalam menegakan misi dakwah Islam  pikiran kita sejenak akan menerawang mengingat sosok manusia agung nan mulya adalah Rasulullah SAW yang kehadrannya sangat dinantikan, kegembiraannya  disambut dengan ungkapan wahai bulan purnama yang terbit kepada kita sebagai pembawa cahaya menerangi dari  kegelapan yang saat itu sedang melanda, mengeluarkan manusia dari lingkar kejahilan menuju cahaya Illahi, dari kedaliman menuju keadilan, dan dari gelap menuju terang, dan dari alam kekafiran menuju cahaya Iman  , engkau adalah imam dari para Nabi
Allahumma Sholi Ala Muhammad Wa Ala Ali Muhammad dengan sholawat bisa menjadi obat mujarab akan rasa rindunya Rasul kekasih Allah Yang sangat dicintai semoga kita bisa bertemu di Jannah-Nya, namun ada rasa penih tanya akankah  bisa sosok manusia agung mencintai umatmu yang hina ini, bukankan engkau kekasih Allah, namun begitu rasa optimisme harus dibangun melalui perbanyak lantunan sholawat sebagai salah satu bentuk kecintaan terhadap Rasulullah SAW, semua ekpresi kecintaan pasti membutuhkan  pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran bagaimana tidak,  saat orang lain pergi refreshing ke mall, tempat wisata, atau masih menikmati empuknya kasur untuk tidur, kita memilih hadir dikajian tafsir jalalain duduk bersila berjam-jam  untuk mendengarkan pembelajaran dari sang pembimbing kajian tafsir jalalain KH. Slamet Azis Zein hingga kita menjadi manusia yang tercerahkan melalui materi yang disampaikan, dan  waktu yang dilalui menjadi lebih berkualitas, rasanya tidak ada alasan  untuk bermalas-malas hadir dalam kajian rutin tafsir jalalain
Terlebih saat KH Slamet Azis Zein melengkapi kesempurnaan dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan membedah Surat Saba  yakni nama suatu kabilah bangsa arab yang tinggal di daerah Yaman. Surat yang terdiri atas 54 ayat ini termasuk dalam golongan surat Makkiyyah dan diturunkan setelah surat Luqman. Ia dinamakan Surat Saba' karena di dalamnya terdapat cerita kaum Saba',  dikisahkan bahwa kaum Saba' mendirikan kerajaan bernama Saba'iyyah, yang beribu kota di Ma'rib. Di kota itu, mereka pun telah berhasil membangun sebuah bendungan bernama bendungan Ma'rib, sehingga kerajaan mereka menjadi subur dan makmur akan tetapi anugerah itu tidak mereka syukuri, namun malah sebaliknya membuat mereka menjadi ingkar kepada Allah dan juga kepada seruan Rasul-Nya. Oleh karena itu, Allah menimpakan azab berupa banjir dengan bobolnya bendungan Ma'rib, dan setelah bendungan itu kering, negeri itu pun menjadi hancur.Â
Kesimpulan
Bahwa sebagai salah satu bentuk kecintaan pada Nabi Muhammad SAW adalah dengan memperbanyak membaca shalawat , mengikuti  sunnah-sunnah Rasulullah , mempelajari sirah Nabawiyah, mencintai  orang-orang yang dicintai Rasulullah, selalu mengamalkan  warisan Rasulullah, yaitu Al-Qur'an dan Hadist, dan selalu menjadikan kisah-kisah dalam Al-Qur'an sebagai sebuah pembelajaran penting  /ibrah sebagaimana kisah yang dituturkan dalam  QS. Ke 34 Saba, dan surat Al-Qur'an lainnya. Wallahu A'lamu semoga bermanfaat
Â
Cileungsi, Senin, 014 Oktober 2024
Kreator : Inay thea
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H