Mohon tunggu...
Inayat
Inayat Mohon Tunggu... Swasta - Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Nabi Muhammad SAW Bertaubat ? Bukankah Ia Bersifat Maksum (Terpelihara) dari Dosa dan Kesalahan

23 September 2024   07:00 Diperbarui: 23 September 2024   07:37 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertama, tobat Rasulullah adalah ungkapan syukur. Ibadah-ibadah Rasulullah, termasuk tobat Rasulullah, adalah ungkapan syukur sebab Allah telah menjadikan Rasulullah orang yang maksum, sebab dosa-dosa Rasulullah telah diampuni  sebagaimana dalam riwayat yang masyhur, "Rasulullah SAW terbiasa shalat sehingga kakinya pecah-pecah. Kemudian aku mengatakan kepada beliau, 'Wahai rasulullah, kenapa engkau melakukan hal ini padahal engkau telah diampuni dosa yang telah lalu dan akan datang.' Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan, "Tidakkah engkau menyukai aku menjadi hamba yang bersyukur." (HR Muslim No. 7304)

Kedua, Taubat Rasulullah SAW  bukanlah sebab ia menyesal telah bermaksiat, berbuat dosa, dan kesalahan melainkan sebagai ungkapan sifat  tawadu' kepada Allah SWT, 

 Ketiga, taubat yang dilakukan Rasulullah sebagai dorongan dan teladan untuk ummatnya bahwa seorang  Rasulullah yang maksum saja setiap hari bertobat 100 kali lalu bagaimana dengan kita ?  maka pilihan terbaik adalah meneladani  kebiasaan Rasulullah SAW dengan  selalu melakukan taubat kepada Allah SWT sebagaimana kebiasaan yang selalu dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.

Wallahu a'lam.

Input sumber gambar/Dokpri
Input sumber gambar/Dokpri

Bogor: Senin, 23 September 2024

Kreator : Inay thea

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun