Mohon tunggu...
Inayat
Inayat Mohon Tunggu... Swasta - Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Berhias Diri dengan Peluh Dosa Menjadi Pemantik Dalam Pertemuan dengan Kader Masyarakat Kaum Ibu di Kelurahan Ciracas, Kota Jakarta Timur

22 Juli 2024   08:00 Diperbarui: 22 Juli 2024   08:06 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berhias Diri Dengan Dosa Menjadi Pemantik Dalam Pertemuan Dengan Kader Masyarakat Kaum Ibu di Kelurahan Ciracas, Kota Jakarta Timur


Minggu, 21 Juli 2024 memenuhi undangan dari sahabat lama yang bertemu saat bersama-sama dalamprogram  pemberdayaan masyarakat di Kota Jakarta Timur tepatnya di Kelurahan Ciracas sebut saja ibu Lastri  tiba-tiba dua minggu sebelumnya menyampaikan ke saya secara langsung untuk bisa mengisi  selingan dalam pertemuan perkumpulan kaum ibu, karena yang mengajak teman sendiri tentu saja berat untuk menolak tanpa pikir panjang  saya langsung menyanggupi, dan mendekati hari H tentu saya meminta rute perjalanan maklum belum pernah ketempat acara dimaksud walaupun rute Cileungsi - Ciracas tidak asing bagi saya karena dulu pernah bertugas di Jakarta Timur selama 5 tahun, setelah mendapatkan sharlok , karena tida mau gambling dalam perjalanan maklum sebagaimana biasanya rute jalan alternative Cibubur jika hari libur biasanya macet total  karena tidak mau terlambat, saya meluncur dari rumah jam 11.00 dengan harapan nanti bisa sholat dhuhur disekitar masjid didaerah Cipayung supaya tidak terlalu jauh dari lokasi acara, tepat jam 12.00 saya mampir di Masjid  Jami' Al-Muttaqiin untuk melaksanakan sholat dhuhur berjamaah dan selesai sholat saya WA ke ibu Lastri kira-kira yang hadir berapa orang, beliau langsung balas WA saya

1. Ketua RW 010 Sukimim

2. Ketua PKK RW 010 Muji rahayu

3. Ketua RT 008  H. Suhardi

3. Ketua  Taklim RW Hj. Lies Subiyanto

4. Ketua. Taklim RT 001 s/d RT 015

5. Jamaah RT 001 s/d RT 015

Tentu saja membaca balasan WA ini cukup kaget karena langsung membayangkan banyaknya yang akan hadir akhirnya saya menanyakan berapa jumlah yang aka hadir ?  beliau langsung jawab ada sekitar 200 orang karena gabungan se RW 010, waw jumlah yang fantasis untuk ukuran saya yang terbiasa memfasilitasi pelatihan dengan jumlah peserta terbatas sekitar 30 orang dengan tujuan agar  lebih mudah untuk mengatur dan lebih effektif dalam menyampaikan pesan, persoalannya ini bukan pelatihan tetapi ceramah umum berapapun jumlah peserta yang ada acara harus tetap berjalan, tepat jam 14.00 acara dibuka dengan sambutan dari ketua majlis taklim kaum ibu, kemudian ketua RW 010, dan terakhir giliran saya untuk tampil nah karena melihat yang hadir adalah mereka para aktifis di lingkungan masing-masing  terdiri dari para Dawis, PKK, Jumantik yang tentu saja terbiasa dengan  diskusi maka sebagai pembuka saya awali dengan sebuah pertanyaan untuk memantik kaum ibu untuk berpikir dengan mengutip pendapat dari seorang tokoh sufi Ibnu Athoillah "Hiasilah dirimu dengan maksiat dan janganlah dihiasi dengan ketaatan" sejenak saya pertanyakan persoalan ini kepada kaum ibu yang hadir supaya berpikir namun ada suara bergumam kok bisa ajakannya seperti ini ? nah tidak mau berlarut-larut khawatir keliru dalam memaknai bahwa  ini hanya merupakan maqalah untuk maqam tasawwuf, sehingga tidak bisa dimaknai secara langsung . Jika hanya diartikan secara lahiriyah saja, maka langsung bisa mengklaim bahwa Syaikh Ibnu Athaillah itu sesat atau salah maka yang dimaksud dari pernyataan ini adalah jauh lebih baik merasa berpeluh dosa diiringi dengan permohonan ampun daripada merasa sudah bersih atau suci, bukankah Allah SWT telah mengingatkan dalam Firman-Nya "surah al-Najm [53] ayat 32; "Fal tuzakk anfusakum, Huwa alamu bimanittaq." ("Maka, janganlah menganggap diri kalian suci---[sebab,] Dialah (Allah) yang paling mengetahui siapa yang paling bertakwa di antara kamu")" ini sesungunya merupakan  erly warning terhadap kita agar tidak terjebak dalam persoalan merasa suci atau dengan kata lain bangga atas dirinya (I'jabul Mar'i  Binafsisi).

Kita perlu meneladani atas sikap kerendahan hati dari seorang ulama besar Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi'i al-Muththalibi al-Qurasyi yang lebih dikenal dengan nama Imam Syafi'i lahir pada tahun 150 H/767 M beliau menyampaikan Aku mencintai orang shaleh walaupun aku bukan seperti mereka, semoga bersama mereka aku bisa mendapatkan syafa'at kelak. 

Tapi aku benci orang-orang ahli maksiat meskipun sesungguhnya aku pun sama kelakuannya, Aku membenci orang yang membuang-buang usianya dalam kesia-siaan walaupun aku sendiri adalah orang yang banyak menyia-nyiakan usia. Perkataan ini menunjukkan bahwa seorang Imam Syafi'I yang keilmuan dan kesholehannya tidak bisa diragukan lagi tetapi beliau tetap berendah hati tidak merasa sudah baik bahkan saat bicara kebaikan telunjuknya diarahkan untuk orang lain, dan sebaliknya saat bicara soal dosa maka telunjuknya diarahkan kepada dirinya, soal ini menjadi penting disampaikan sebagai bahan renungan agar kita tidak terjebak pada sikap berbangga diri atas kebaikan yang telah dilakukan.

Pesan di balik syair ini adalah mengenai rendah hati dan ketundukan di hadapan Allah, serta menunjukkan kesederhanaan dalam pandangan hidupnya. Imam Syafi'i dikenal sebagai seorang ulama yang sangat tekun dalam pengembangan ilmu hukum Islam dan berpegang teguh pada prinsip-prinsip keadilan, rendah hati, dan kesederhanaan dalam kehidupan pribadinya. Syair ini mencerminkan sikap pribadi Imam Syafi'I  yang rendah hati dan tawadhu, serta ketidak inginannya untuk mendapatkan perhatian berlebihan atau penghormatan dari orang lain.

Dengan menyampaikan gagasan mulya dari kisah seorang Imam Syafi'i agar terhindar dari sikap keakuan sebaliknya justru selalu mengembangkan sikap kerendahan hati kapan, dan dimana saja berada, percayalah hanya dengan sikap kerendahan ati  kita bisa merangkul, dan mendekap semuanya. Demikian 

Senin, 22 Juli 2024

Kreator: Inay

DOKPRI
DOKPRI

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun