Itulah sebabnya kenapa kandidat harus menenamkan citra positif untuk ditunjukkan kepada masyarakat dengan melakukan blusukan kemasyarakat, berdialog, mendengarkan keluhan dan kebutuhan langsung dari masyarakat sebagaimana yang biasa dilakukan Jokowi saat menjadi Cagub DKI Jakarta, dan Tri Rismaharini yang juga sering mengunjungi masyarakat saat menjadi Walikota Surabaya.
Percayalah bahwa  kebiasaan blusukan akan  selalu terekam dalam tabung memori masyarakat pada akhirnya memudahkan masyarakat dalam menentukan pilhannya yang menurutnya terbaik berdasarkan gambaran citra positif yang didapatkan dari seorang  kandidat dengan demikian pencitraan penting dilakukan bahkan harus dibuat, minimal bisa menepis  anggapan negative menguap menjadi positif tentu saja  pencitraan yang ditampilkan bukanlah suatu kebohongan atau kemasan belaka tetapi menunjukkan kesadaran murni dari seorang kandidat
Mengantongi Dukungan Internal Partai
Dukungan internal partai sangat diperlukan wajar jika kemudian PDIP memprioritaskan pilihannya jatuh terhadap nama dari internal partai karena secara otomatis akan mendapatkan dukungan power full dari semuannya, dan ingat dukungan  internal terkadang sangat diperlukan oleh masyarakat untuk melihat sejauh mana kandidat yang diusung mendapatkan legitimasi kuat dari parpol pengusung,  dan disamping itu  dukungan internal juga diperlukan untuk mengatasi cibiran negatif yang dialamatkan dari pihak lawan politik maupun dari unsur masyarakat maka biasanya yang melakukan counter issue adalah dari kelompok internal partai sebagaimana yang selama ini biasa kita saksikan
Pada akhirnya jika dicermati maka ada keterkaitan antara tingkat popularitas, citra positif , maupun dukungan internal ketiganya diperlukan untuk memperoleh penilaian yang positif dari masyarakat pemilih , bahwa kebutuhan akan popularitas, citra positif , dan dukungan internal, merupakan sarana untuk mewujudkan  hasrat menuju langkah suksesi kursi kekuasaan.Â
Wallahu A'lamu
Sabtu, 18 Mei 2024 Â Â
Inay Thea Cileungsi Bogor
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H