Mohon tunggu...
Inayat
Inayat Mohon Tunggu... Swasta - Freelancer Konsultan Pemberdayaan Masyarakat

Hobby menulis hal hal yang bersifat motivasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Buah Kejujuran Berakhir Manis "Kisah Pembelajaran Hidup dari Ayahanda Imam Syafi'i

15 Mei 2024   08:05 Diperbarui: 15 Mei 2024   08:10 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buah Kejujuran Berakhir Manis

Kisah Pembelajaran Hidup Dari Ayahanda Imam Syafi'i

Sudah saatnya dalam mengarungi gelombang kehidupan di zaman modern ini leher kita perlu untuk menoleh sejarah kehidupan para ulama terdahulu yang sangat menginspirasi untuk dijadikan sebagai sebuah pesan pembelajaran dalam kehidupan yang mereka lakukan misalkan soal sikap kejujuran yang kini nampaknya secara perlahan lahan sudah mulai luntur dari sikap manusia modern sehingga soal kejujuran menjadi barang yang langka, bahkan aneh dan cenderung dijauhi  sebaliknya kebohongan demi kebohongan selalu menghiasai sendi kehidupan rasanya kita patut menengok kembali sejarah masa lalu sebagaimana kisah kehidupan yang dijalani  oleh ayahanda Imam besar Assyafi'i bernama Idris saat sedang berjalan-jalan beberapa kilo meter menelusuri  parit yang panjang dibawah terik matahari yang sangat panas menyengat wajahnya sehingga peluh bercucuran perlahan lahan membasahi pipinya hingga tidak terasa rasa lapar, dan haus  mulai menghampiri namun apa daya rasa lapar itu harus ditahan mengingat tidak ada lagi perbekalan akhirnya Idris memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya  

Di tengah rasa lapar dan haus tiba-tiba matanya dikejutkan oleh sebiji buah apel yang jatuh ke parit sambil bergumam dalam hatinya kiranya  "milik siapakah buah apel ini"  ia mengambil buah apel itu untuk sekedar menghilangkan rasa lapar  sambil berniat   dalam hatinya kelak kalau ketemu yang punya ia akan minta ijin telah memakan buah apelnya. 

Dalam perjalanan ia menemukan pemilik buah apel tersebut idris berkata "wahai tuan " tadi saya telah memakan buah apel milikmu yang jatuh keparit untuk itu hamba mohon minta dihalalkan, sang pemilik kebun menjawab; engkau begitu jujur hanya untuk sebiji  buah apel yang jatuh saja engkau rela mencari cari pemilik kebun apel....  buah apel yang engkau makan  aku ikhlaskan  dengan syarat engkau akan aku beri hukuman yaitu bekerja  denganku sebagai penjaga kebun apelku selama tujuh tahun  idris menjawab aku menyanggupi tawaran itu.........

Dok. Mubadalah.id
Dok. Mubadalah.id

Akhirnya syaikhuna Idris menjalani hukuman tersebut dengan penuh kesabaran, ketabahan, dan keikhlasan untuk menjaga amanah yang diberikan agar buah apel aman dari pencuri ini karena buahnya sangat lebat sehingga menggoda bagi orang-orang jahat untuk mengambilnya, namun karena dijaga dengan sepebuh hati oleh Idris buah apel tersebut aman dari pencuri, bahkan sang pemilik  kebun apel sangat puas atas kinerja  syaikhuna Idris akhirnya sang pemilik buah berniat untuk menikahkan dengan putrinya.  Sang pemilik kebun berkata, wahai ki sanak karena kejujuran, keikhlasan, dan kesabaranmu, aku akan menikahkan engkau dengan anak perempuanku yang "BUTA, TULI, DAN BISU, "  Idris menjawab dengan tegas " Saya mau menikah dengan anakmu walaupun mempunyai kekurangan fisik pinjam bahasa kekinian disabilitas  .

Saat-saat yang sangat mendebarkan saat pelaksanaan pernikahan syakhuna Idris,  ia begitu penasaran ingin melihat calon istri karena selama bekerja sebagai tukang kebun  belum pernah jumpa dengan anak majikannya, namun apa yang terjadi saat  calon istri keluar dari kamarnya Idrsis begitu kaget dan hampir tidak percaya ternyata calon istrinya seorang yang sangat cantik bak bidadari tidak buta, tidak tuli, dan tidak bisu sebagaimana yang diceritakan ayahnya .

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Idris sudah resmi sebagai suami namun dalam hatinya ia akan tetap menanyakan kepada mertuanya tentang kondisi anaknya. Wahai ayah mertuaku engkau telah membohongi aku ternyata anak yang engkau tawarkan kepadaku tidak buta,tuli, dan bisu, mertuanya menjawab sambil tersenyum:  "betul!  anakku memang tidak buta,tuli,dan bisu,  tetapi yang dimaksud aku adalah anak perempuanku itu  buta karena matanya tidak pernah melihat sesuatu kecuali untuk amal kebaikan, tuli karena anakku tidak pernah mendengarkan hal-hal yang dilarang , dan dikatakan bisu karena anakku tidak pernah mulutnya digunakan untuk bermaksiat kepada Allah SWT ia lebih memilih diam karena akan lebih menyelamatkan (taskut Taslim)  mendengar penjelasan itu Idris pun mengangguk penuh haru, dan perlu anda ketahui dari seorang  Ibu yang suci inilah kelak melahirkan manusia hebat bernama Abu Abdullah Muhammad bin Idris asy-Syafi'i al-Muththalibi al-Qurasyi lebih dikenal dengan sebutan Imam Syafi'i  lahir pada tahun 150 H atau 767 M. 

Pembelajaran yang dapat dipetik:

Jangan takut untuk berkata dan berprilaku jujur karena kejujuran sejatinya merupakan nilai-nilai luhur manusia yang harus menjadi hiasan indah bagi manusia  'honesty is the best policy', menjadi jujur adalah hal terbaik yang harus dilakukan.

Rabu, 15 Mei 2024

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun